Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Berburu Kuliner di Jalur "Ciayumajakuning" bersama Arus Balik Lebaran

16 April 2024   13:53 Diperbarui: 18 April 2024   15:55 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Empal Gentong sebagai salah satu kuliner yang berada di jalur Pantura (Sumber: LDIIKabcirebon.or.id)

Selama ini prediksi untuk jalur Tasik-Ciamis lumayan akurat karena jalan poros menuju Ciamis sudah mulai kurang kendaraan pribadi dari luar kota yang terjebak macet. Jalanan lumayan lancar sehingga bisa menghemat waktu perjalanan sampai di Kuningan.

Perjalanan Menuju Kuningan-Cirebon

Sepanjang jalan Ciamis-Kuningan banyak bertebaran restoran dan kuliner khas Sunda di pinggir jalan yang sudah jualan. Ada beberapa tempat yang eksotis dengan pemandangan sawah, atau perbukitan di belakangnya. Kami mampir dulu di salah satu rumah makan yang terbilang eksotis dengan latar pemandangan sawah dan perbukitan.

Menu makan lalapan yang menjadi makanan khas Sunda membuat tempat makan ini didominasi oleh dedaunan hijau yang dipajang di sekitar area kasir. Para pengunjung boleh mengambilnya dengan bebas. Lauk seperti ikan gurame, mujair, dan nila masih segar karena langsung diserok dari kolamnya. Sambelnya pun dibuat dari campuran tomat dan cabe yang masih segar. Nasi yang disajikan pun masih panas, dengan tekstur pulen dan aroma harum beras organik.

Begitu pesanan makanan tersaji di meja, selera makan yang tadinya turun, mendadak pulih kembali setelah mencium aroma nasi, sambel dan ikan goreng yang masih panas semua. Apalagi seporsi sayur asem keluar dari dapur dibawa oleh pelayannya yang geulis sembari melempar senyum kecil ke arah kami.

Begitu sayur asem ini mendarat di meja makan, seketika itu juga langsung saya tarik dan diseruput dengan sendok makan yang sudah ada di mangkok. Cita rasa asam dari kuahnya ini membuat saya ketagihan untuk terus menyeruputnya. Tinggal setengah mangkok saja kuah sayur asem ini ketika saya mulai mengambil nasi, lauk, dan sambel. Saya bersama istri dan anak-anak lalu larut bersama dalam kelezatan makanan yang tersaji di meja kami.

Ilustrasi makanan khas Sunda (Sumber: Detik.com)
Ilustrasi makanan khas Sunda (Sumber: Detik.com)

Tanpa terasa satu jam sudah kami menghabiskan waktu di rumah makan ini. Udara masih sejuk, padahal jarum jam tangan saya sudah menunjukkan waktu salat Duhur. Kami menambah waktu istirahat kami untuk menunaikan salat di musalah yang berada di dalam area rumah makan ini.

Jam satu kami meninggalkan rumah makan ini dengan perut kenyang dan hati yang lega. Jalan menuju Kuningan yang kami tempuh ini merupakan jalur alternatif sehingga kondisi jalannya berkelok, banyak tanjakan dan turunan, melewati persawahan dan kebun, dan ukurannya jalannya cukup dua mobil. Jalannya sendiri dalam kondisi mulus karen sudah di-hotmiks semua.

Kami tiba di Kuningan sekitar jam 3 sore langsung menuju hotel yang sudah di-booking karena ada agenda ziarah ke makam mertua besoknya. Setelah menginap semalam, kami checkout dari hotel jam 12 siang dan langsung menuju ke TPU Kuningan. Selesai ziarah kami langsung bergerak ke arah Cirebon, destinasi kami berikutnya.

Sop Dengkil Haji Jamaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun