Cerita pengalaman tersebut hanya ingin menggambarkan tentang popularitas beberapa makanan daerah di Indonesia di tempat lain, yang tentu cita rasa dan tradisi pengolahannya sudah banyak berasimilasi dengan selera dan kultur masyarakat setempat.
Dalam momen lebaran, di mana waktu libur yang panjang, keluarga ngumpul utuh, dan kebetulan melintasi langsung daerahnya, maka tidak ada salahnya mampir untuk menikmati kuliner daerahnya.
Jalur "Ciayumajakuning"
Ciayumajakuning merupakan akronim dari nama 4 kabupaten/kota yang berada di kawasan utara bagian timur provinsi Jawa Barat. Nama daerah-daerah tersebut adalah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan.Â
ari 4 daerah tersebut, jalur balik lebaran yang saya lewati praktis hanya Cirebon dan Kuningan. Pertama, karena jalur mobilnya melintas di jalan-jalan protokol yang melintas di tengah-tengah kota Kuningan hingga Cirebon. Kedua, setelah Cirebon biasanya kami langsung masuk tol hingga ke tujuan terakhir, Depok.
Di kedua daerah ini banyak kuliner yang bisa dinikmati, mulai dari cemilan seperti tahu lontong di Kuningan hingga makanan berat seperti nasi plus lauknya dari Cirebon.
Namun, yang akan saya ceritakan di sini adalah petualangan kami berburu kuliner yang cukup terkenal tetapi jarang ditemui di luar daerahnya.
Setiap lebaran kami selalu mudik dari Depok ke Tasik melalui jalur selatan, yaitu Cipularang, Cileunyi, Nagrek, Malangbong, dan Ciawi. Sedangkan untuk baliknya selalu lewat jalur utara atau Pantura, yaitu Cirebon, melaui Ciamis dan Kuningan.
Baca juga:Â Inilah Tips Balik Lebaran Agar Badan Tetap Segar dan Fit Setelah Mudik
Kami biasanya akan berangkat ke Cirebon H+3 dengan pertimbangan jalur sepanjang Tasikmalaya-Ciamis sudah sepi, dan Kuningan-Cirebon sudah mulai berkurang arus kendaraannya.