Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Wacana Silaturahmi Prabowo, Megawati, dan Jokowi Terwujud?

15 April 2024   12:17 Diperbarui: 19 April 2024   09:26 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, dan Joko Widodo (Sumber: Kabar24.bisnis.com)

Megawati Soekarnoputri merupakan tokoh politik senior yang dikenal sebagai pemersatu kelompok nasionalis-sekuler yang direfleksikan melalui kekuatan politik PDIP, partai nasionalis yang dipimpinnya sejak 1998. Kekuatan PDIP sendiri mulai bangkit  pada Pemiu 2014 dan terus mencetak kemenangan hingga Pemilu 2024. Artinya, PDIP menjadi satu-satunya parpol yang berhasil menang dalam 3 kali pemilu secara berturut-turut. Semua itu berkat figur dan kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.

Joko Widodo adalah Presiden ketujuh Indonesia yang saat ini masih menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan negara ini. Kedudukannya sebagai presiden menjadi kekuatan dominan yang bisa memengaruhi konstelasi politik di negara ini. Kekuasaan eksekutif yang dimilikinya membuat mantan Gubernur DKI Jakarta ini memiliki akses penuh dalam menentukan jalannya pemerintahan melalui kebijakan publik yang disetujuinya.

Jokowi di tengah pendukungnya ketika Pilpres 2019 (Sumber: Kompas.id)
Jokowi di tengah pendukungnya ketika Pilpres 2019 (Sumber: Kompas.id)

Gaya kepemimpinan merakyat dan sosoknya yang sederhana adalah kekuatannya dalam menyedot dukungan mayoritas rakyat terhadap kekuasaannya hingga sekarang. Approval rating Jokowi yang masih berada di kisaran angka 80 persen menjadi bukti atas kekuatan dukungan yang dimiliki Jokowi sekarang. Meskipun secara formal Jokowi bukanlah pemimpin partai atau ormas besar, kedekatannya dengan rakyat menjadi sumber kekuasaan yang bisa melebihi pemimpin partai politik sekali pun.

Kendala Pertemuan

Wacana pertemuan ketiga tokoh ini hingga sekarang belum bisa terwujud karena masih terhalang oleh agenda masing-masing dan kendala teknis maupun politis. Prabowo Subianto dalam hari-hari ini sedang melakukan konsolidasi politik dengan partai-partai koalisi melalui silaturahmi lebaran dalam rangka membiacarakan pembentukan pemerintahan yang akan dipimpinnya kelak. Selain itu, calon presiden terpilih ini juga terlihat sibuk dengan agenda kunjungan ke luar negeri, entah dalam kapasitas sebagai Menteri Pertahanan atau calon pengganti Jokowi.

Ilustrasi agenda egawati dalam konsolidasi PDIP di Bali (Sumber: Detik.com)
Ilustrasi agenda egawati dalam konsolidasi PDIP di Bali (Sumber: Detik.com)

Megawati juga masih sibuk dengan agenda konsolidasi politik internal partai setelah Pemilu 2024. Megawati dan PDIP masih galau meski mereka berhasil menjadi pemenang Pemilu di tengah guncangan politik eksternal yang mengoyak kohesivitas partai. Megawati masih mengonsentrasikan dirinya untuk menentukan posisi partainya ke depan, apakah tetap menjadi bagian dari pemerintah atau menjadi oposisi. Selain itu, semua pimpinan partai juga sedang memantau perkembangan hasil sidang sengketa Pilpres 2024 yang akan diputuskan Mahkamah Konstitusi pada 22 April nanti.

Joko Widodo sebagai Presiden agendanya sudah pasti dan jelas. Di tengah kritikan dan hujatan masyarakat terhadap keberpihakannya pada Pilpres 2024, Presiden Joko Widodo saat ini semakin aktif mengawal program-program pembangunan strategis yang ditargetkan harus selesai sebelum masa pemerintahannya berakhir.

Kunjungan-kunjungan ke sejumlah daerah dalam rangka memastikan semua program pembangunannya sudah berjalan,  sudah menjadi agenda Presiden yang harus dilakukan setiap hari. Belum lagi agenda-agenda kenegaraan lain yang harus dihadiri langsung oleh Presiden pada hari yang sudah ditentukan.

Agenda dan kesibukan ketiga tokoh ini kemudian menimbulkan kendala teknis untuk mempertemukan mereka. Sejauh ini, agenda untuk mempertemukan ketiganya secara langsung masih tidak memungkinkan karena terkait dengan sejumlah alasan personal dan politis di antara ketiganya. Agenda yang mengemuka baru pertemuan "bilateral" antara Prabowo dengan Megawati, serta Megawati dengan Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun