Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pramuka dan Karakter Anak: Mengasah Keberanian Berimajinasi dan Ekspresi Diri

12 April 2024   11:45 Diperbarui: 18 April 2024   21:29 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak Pramuka yang berani (Sumber: Detiknews.com)

Saya mulai suka dengan kegiatan Pramuka sejak kelas V Sekolah Dasar. Minat ini tumbuh bersama kekuatan imajinasi untuk bertualang di alam bebas. Sebagai bocah yang masih bau kencur waktu itu, gambaran tentang petualangan masih sebatas bermain di tempat-tempat yang jauh dari rumah, berada di tengah-tengah kebun yang ditumbuhi pohon, ilalang, dan rumput-rumput liar.

Pokoknya kalau bisa bermain bersama teman di tempat-tempat terbuka, sepi, tanpa kontrol orang tua, itu sudah termasuk bertualang. Kami biasa "bertualang" saat pulang sekolah ke kebun yang jaraknya sekitar 3 kilometer. Di kebun kami Cuma duduk ngobrol sambil kejar belalang atau nangkap jangkrik yang bermain di rumput liar.

Dengan kegiatan Pramuka di sekolah, hasrat bertualang kami mendapat tempat yang pas sekali. Kebetulan saya dan teman-teman bertualang semuanya ikut Pramuka. Kami dibagi ke dalam beberapa kelompok yang diberi identitas berdasarkan makhluk yang ada pada bendera kelompok. Waktui itu kebanyakan binatang seperti harimau, ular, burung, dan lain-lain.

Ilustrasi bermain di alam terbuka (Sumber: Pramukadelta.org)
Ilustrasi bermain di alam terbuka (Sumber: Pramukadelta.org)
Saya lupa masuk kelompok apa waktu itu. Kegiatannya selalu latihan setiap sore di halaman sekolah. Latihannya adalah baris berbaris, tepuk pramuka, bermain games, olahraga, menyanyi bersama, dan mendengarkan cerita kakak Pembina. Semua kegiatan latihan pramuka harus berada dalam format lingkaran.

Menjelang Maghrib latihannya selesai. Saya dan teman-teman sangat menikmati latihannya. Kami aktif dalam setiap sesi permainan. Hanya menyanyi yang saya sulit karena suaranya fals dan memang tidak suka menyanyi. Sebelum latihan pramuka berakhir semua peserta dikumpulkan oleh kakak pembina untuk mendengarkan cerita dan arahannya.

Dalam benak saya ketika itu, Pramuka adalah petualangan yang tidak tertandingi. Saya suka membayangkan sedang berada di alam bebas sambil mengenakan seragam pramuka yang keren dan elegan. Saat itu juga sensasi kegembiraan mengalir ke dalam tubuh seperti arus yang tidak terkendali.

Ketika memakai seragam pramuka dan berkumpul di halaman sekolah, saya sering membayangkan menjadi petualang dan jagoan seperti film-film koboi yang sering saya nonton di TVRI. Saya pun berkhayal dengan seragam Pramuka saya akan menyelamatkan alam, siap melawan siapa pun yang hendak merusak alam, dan siap untuk menghadapi petualangan yang baru yang lebih menantang.

Dengan perlengkapan Pramuka seperti buku saku, pisau pandu, tongkat, tali, dan pluit Saya memasuki hutan belantara dengan semangat yang membara. Setiap langkah selalu dipenuhi dengan kegembiraan dan antusiasme. Profil saya dalam imajinasi saat itu adalah seorang penjelajah yang berani, datang menjelajahi setiap sudut hutan dengan penuh semangat.

Ilustrasi permainan di dalam hutan bersama teman (Sumber: Bobo.grid.id)
Ilustrasi permainan di dalam hutan bersama teman (Sumber: Bobo.grid.id)

Saat matahari terbenam, saya suka membayangkan kalau kami berkemah di bawah langit yang penuh bintang. Di dalam kemah, kelompok kami belajar untuk memahami arti tanda atau simbol yang ada dalam buku saku pramuka supaya bisa mengerti dan bisa digunakan untuk berkomunikasi. Kode-kode itu adalah tanda-tanda untuk mencari jejak, huruf morse, dan semaphore.

Mempelajari kode-kode yang rumit membuat pikiran saya membayangkan diri saya seperti pahlawan dalam cerita petualangan, siap untuk menghadapi setiap rintangan yang muncul. Saya seperti jagoan seperti dalam film-film koboi yang sedang melakukan misi penting, dan siap baku tembak dengan penjahat yang menghadang.

Saya merasa tidak ada batasan sama sekali dalam berimajinasi, sehingga bisa melakukan apa saja dengan seragam Pramuka yang saya kenakan. Seperti petualang yang tidak kenal takut, saya selalu siap menjelajahi alam bebas bersama Pramuka-ku. 

Ilustrasi keceriaan dalam kegiatan Pramuka (Sumber: Pramukacianjur.or.id)
Ilustrasi keceriaan dalam kegiatan Pramuka (Sumber: Pramukacianjur.or.id)

Keberanian Berimajinasi

Dari sedikit pengalaman yang saya kemukakan tentang bayangan saya menjadi sosok petualang yang berani hingga jagoan seperti dalam film-film koboi, saya merasa ada sebuah dampak baik dari Pramuka yang perlu dipertahankan sebagai bagian dari pembelajaran di sekolah. Apa pun bentuk atau nama programnya.

Latihan Pramuka dalam pengalaman saya berpengaruh besar terhadap munculnya keberanian untuk berimajinasi pada anak-anak.  Melalui kegiatan-kegiatan yang mendidik secara berkelompok, Pramuka membantu anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan keberanian dalam berpikir serta bertindak.

Ilustrasi anak Pramuka yang berani (Sumber: Detiknews.com)
Ilustrasi anak Pramuka yang berani (Sumber: Detiknews.com)

Kegiatan-kegiatan Pramuka yang identik dengan alam bebas seperti berkemah, mendaki gunung, masuk hutan, atau bahkan hanya bermain permainan sederhana di lapangan, bisa menjadi wahana berkembangnya kemampuan anak untuk berimajinasi, menempatkan diri mereka pada situasi dan peran yang mereka senangi.

Anak-anak bisa menggunakan imajinasi mereka secara aktif dalam melihat dunia dengan mata yang penuh dengan keajaiban dan kemungkinan. Misalnya, saat berkemah di alam bebas, anak-anak bisa saja membayangkan diri mereka sebagai penjelajah yang berani menjelajahi hutan belantara. Ketika berada di lapangan, mereka akan berimajinasi sebagai tim penyelamat yang siap membantu orang-orang dalam situasi darurat.

Ilustrasi latihan Pramuka anak-anak SD (Sumber: Kompas.id)
Ilustrasi latihan Pramuka anak-anak SD (Sumber: Kompas.id)

Pramuka dan program-program latihannya ternyata bisa membuka pintu bagi anak-anak untuk berimajinasi dan bermimpi besar. Mereka belajar untuk mengatasi ketakutan, percaya diri, dan mengeksplorasi dunia dengan mata yang penuh dengan keberanian dan keajaiban.

Dengan imajinasi liarnya, anak-anak lebih mudah untuk bekerja sama dalam tim untuk belajar memberikan dukungan kepada teman, mengatasi rintangan bersama-sama, dan memecahkan masalah dengan kreatif. Anak-anak akan terbiasa untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri dan mengambil inisiatif dalam situasi yang menantang.

Citra Diri Ketika Dewasa

Menjadi anggota Pramuka selama masa sekolah dasar merupakan pengalaman yang membekas dan memberi pengaruh yang mendalam terhadap pembentukan citra diri seorang anak. Saya merasa dalam lingkungan pramuka, kami tidak hanya diajarkan keterampilan praktis seperti pertolongan pertama dan orientasi di alam bebas, tetapi juga memperoleh pelajaran penting tentang kerjasama dan tanggung jawab.

Polemik sikap pemerintah terhadap Pramuka yang mengemuka akhir-akhir ini perlu disikapi dengan cerdas karena motif pemerintah hanya ingin memberikan proporsi yang wajar kepada para siswa dalam mengikuti kegiatan di sekolah. Pramuka tidak wajib lagi bukan berarti Pramuka dihapus dari sekolah. Pramuka hanya diubah statusnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, dari ekskul wajib menjadi ekskul pilihan. 

Pendidikan Pramuk masih dianggap penting oleh pemerintah karena anak-anak Pramuka terlibat dalam berbagai kegiatan yang menantang dan mendidik. Mereka belajar untuk bekerja sama dalam tim, mengatasi rintangan bersama-sama, dan memecahkan masalah dengan kreativitas. Semua ini membantu mereka untuk membangun kepercayaan diri dan kebanggaan pada diri sendiri.

Pengalaman menjadi pramuka juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menemukan minat dan bakat mereka sendiri. Mereka dapat mencoba berbagai kegiatan untuk menemukan apa yang mereka sukai dan membuat mereka bersemangat. Hal ini membantu mereka untuk mengembangkan diri dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri.

Ilustrasi pembentukan citra diri Pramuka (Sumber: Beritapramuka.com)
Ilustrasi pembentukan citra diri Pramuka (Sumber: Beritapramuka.com)

Pentingnya pengalaman menjadi pramuka dalam pembentukan citra diri seorang anak tidak bisa diremehkan. Pemerintah sudah menetapkan Pramuka tidak wajib sebagai ekstrakurikuler di sekolah. Keputusan ini tidak menghilangkan esensi dari pembelajaran melalui Pramuka yaitu membiasakan anak-anak belajar untuk menghadapi tantangan, mengatasi ketakutan, mengembangkan keterampilan, serta menghargai kerja keras, kesetiaan, dan persahabatan yang membantu pembentukan moral hingga mereka dewasa.

Sebagai pramuka, mereka telah belajar untuk menjadi pemimpin, penolong, dan teman yang baik. Ketika dewasa nanti, anak-anak ini telah meresapi pengalaman menjadi Pramuka sebagai nilai-nilai moral yang terpatri dalam setiap langkah mereka. Mereka akan membawa pelajaran dan pengalamannya dari SD dan menggunakannya sebagai landasan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan ketika mereka menjadi manusia dewasa.

Di tengah polemik keputusan pemerintah menjadikan pramuka tidak wajib lagi sebagai kegiatan ekstrakurikuler sebaiknya tidak dijadikan polemik berkepanjangan. Pemerintah hanya menjadikan kegiatan pramuka sebagai ekstrakurikuler pilihan yang berdasarkan minat para peserta didik. 

Depok, 12 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun