Pemerintah maupun Muhammadiyah telah menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan sosial yang inklusif dan berdampingan secara damai.
Momentum kebersamaan ini juga juga memberikan peluang untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan Muhammadiyah, serta antara umat Islam dengan masyarakat Indonesia pada umumnya, sebagai bagian dari bangsa yang majemuk.Â
Dengan mengambil pembelajaran dari penyelenggaraan Idul Fitri secara bersamaan ini, diharapkan kita semua dapat terinspirasi untuk terus membangun harmoni dan persatuan di tengah perbedaan politik atau apapun itu, sebagai landasan utama dalam membangun bangsa yang adil, sejahtera, dan selalu berdampingan dalam keberagaman.
Merayakan Kemenangan
Di tengah keriuhan opini dan pilihan politik yang berbeda, Idul Fitri dapat kembali menyatukan kita dalam kehangatan dan kedamaian. Perayaan Idul Fitri adalah titik balik yang memungkinkan kita melepaskan beban politik dan memasuki ruang fitrah yang suci dan damai.Â
Doa dan takbir yang dikumandangkan merupakan ekspresi kesucian jiwa dari segala dendam dan ketegangan.
Baca juga:Â Ramadan dan Ketegangan Politik, Meredam Konflik Dengan Puasa
Idul Fitri adalah momentum kita merayakan kemenangan spiritual yang melampaui segala perbedaan dan konflik. Inilah kekuatan magis dari Hari Raya Idul Fitri yang mampu menyatukan kita sebagai satu bangsa, satu keluarga besar yang saling menghargai, tanpa memandang pilihan politik kita.
Getaran politik yang terkoyak akibat Pemilihan Presiden 2024 memang masih terasa sampai hari-hari ini merupakan ekspresi dari fanatisme yang berlebihan dalam mendukung calon presiden.Â
Buntut dari fanatisme ini adalah munculnya amarah dan kebencian yang berkepanjangan akibat kalah dalam pilpres, yang dilanjutkan dengan penolakan hasil Pilpres 2024.