Refleksi Ramadan 2023 Untuk Target Ramadan 2024
Di bawah langit malam yang gelap, saya mengatur gerak langkah pelan-pelan saja menuju masjid. Dalam gerak langkah tersebut, sensasi hati dipenuhi oleh getaran yang tak terkatakan. Hati ini terasa dipanggil oleh panggilan yang suci, membimbing saya menyusuri kegelapan  menuju terangnya cahaya keberkahan. Inilah perjalanan pertama yang menggetarkan, sebuah panggilan suci untuk menemukan makna yang mendalam dalamIi'tikaf Ramadan tahun ini.
Kemantapan hati ini harus dijaga terus agar tujuan mencapai kekhusyukan bisa digapai dalam I'tikaf malam itu. Saya benar-benar pastikan suasana hati ini tetap terjaga setelah melepas sandal di tempat "batas suci" lalu menuju ke ruang untuk I'tikaf. Di sini saya lolos karena tidak ada peristiwa aneh yang saya temui. Langkah saya semakin mantap dan Alhamdulillah aman dan lancar hingga ke tempat I'tikaf.
Antara Khusyuk dan Ngantuk
Saya melangkah mantap di dalam ruang I'tikaf ketika melihat ruang ini masih luas. Ada beberapa jamaah pria yang sudah terlihat larut dalam kekhusyukan membaca al Quran. Mereka duduk berpencar sehingga menyisakan banyak ruang kosong di antaranya. Sementara anak-anak dan jamaah yang tidur dipusatkan di shaf belakang dekat pembatas jamaah laki-laki dan perempuan.
Saya melangkah maju melewati dua jamaah yang sedang tadarus, dan berhenti persis di belakang mihrab. Saya bentangkan sajadah di hadapan mimbar yang berada di sebelah kanan mihrab. Saya kemudian mengambil al Quran dan penyanggahnya di almari dan menaruhnya persis di sebelah kanan sajadah.
Saya langsung berdiri di ujung sajadah dan menghadap kiblat kemudian berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihram untuk menunaikan salat sunah tahiyatul masjid dua rakaat. Dalam salat tersebut suasana hati saya mengharu biru membayangkan semua rencana dan persiapan yang sudah saya lakukan jauh-jauh hari dan Alhamdulillah terwujud. Selama salat, telinga ini tidak henti-hentinya mendengarkan suara-suara lantunan ayat-ayat suci yang didaraskan dengan keras oleh para jamaah tadi.
Baca juga:
Membangun Toleransi Lewat Zikir dan Refleksi dalam I'tikaf
Saya larut dalam keheningan malam bersama dengan bacaan-bacaan shalat dan ayat-ayat al Quran yang mengalun di dalam masjid. Setiap gerak rukun salat saya tunaikan dengan tertib hingga rakaat kedua berakhir dengan salam. Saya tetap duduk di atas sajadah sambil melantunkan wirid-wirid setelah salat. Kegiatan I'tikaf malam itu saya mulai dari sini.