Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Membaca Narasi Tobat di Balik Sebuah Sandiwara

1 April 2024   21:30 Diperbarui: 1 April 2024   21:40 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mabuk (Sumber: Jawapos.com)

Membaca Narasi Tobat di Balik Sebuah Sandiwara 

Oleh: Sultani

Ramadan bercerita hari 22 kembali menantang kemampuan "Kompasioners" untuk mengulik memorinya tentang film lalu meramunya menjadi “film yang bikin tobat”. Tema ini menjadi topik misteri ketiga dari rangkaian challenge yang diberikan oleh "Kompasiana" kepada para anggotanya yang kreatif dan berdedikasi.

Apa sih, maksud dari “film yang bikin tobat ini”? Mengapa dia begitu penting sehingga harus dibuatkan challenge khusus dalam edisi Ramadan bercerita 2024. "Film yang bikin tobat" sebetulnya hanya istilah yang digunakan secara informal terhadap film-film yang sarat dengan muatan moralnya.

Film-film ini tidak terklasifikasi menjadi genre sendiri. Film yang bikin tobat ini sekadar ingin menggambarkan film-film yang memiliki pengaruh kuat dalam menimbulkan perasaan penyesalan atau kesadaran akan kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam hidup, sehingga menyebabkan penonton merasa terdorong untuk bertobat atau mengubah perilaku mereka.

Biasanya, film-film semacam ini memiliki tema-tema moral atau religius yang mendalam, sering kali menggambarkan konsekuensi negatif dari tindakan-tindakan yang tidak baik atau tidak bermoral, dan mungkin juga menyoroti proses pemulihan atau penyelesaian masalah. Tujuan dari film semacam ini adalah untuk memberikan pelajaran moral kepada penonton dan mendorong mereka untuk melakukan perubahan positif dalam hidup mereka.

Terus cerita film apa yang akan saya angkat untuk mengisi Ramadan bercerita 2024 hari 22 ini? Tidak ada. Saya tidak punya memori apa pun tentang film-film yang bikin tobat ini. Pertama, saya bukan penggemar film, termasuk film jenis ini. Kalau pun pernah, saya tidak punya ingatan atau memori yang berkesan untuk saya ceritakan di sini.

Sebagai gantinya, saya akan bercerita tentang pengalaman saya dalam menikmati sandiwara radio yang ceritanya terus menggema dalam memori saya hingga sekarang. Bahkan, beberapa adegan dialog di dalamnya sangat membekas dan bisa memengaruhi pola pikir saya tentang asal-usul perbuatan dosa, dan bagaimana menghindarinya.

Narasi Tanpa Judul

Saya lupa judul dari sandiwara radio yang sudah direkam ke dalam kaset dan dijual ke mana-mana. Saya hanya ingat, sering mendengar sandiwara ini ketika usia saya mulai beranjak dari SD mau ke SMP. Artinya, sandiwara radio ini populer sekitar tahun 1980-an, yang mana saat itu industri film nasional kita juga belum merambah ke seluruh Indonesia. Bioskop di kampung saya saat itu juga lebih suka memutar film-film action daripada film drama.

Ilustrasi sandiwara radio (Sumber: Kompaspedia.kompas.id)
Ilustrasi sandiwara radio (Sumber: Kompaspedia.kompas.id)

Sandiwara ini menceritakan tentang kehidupan seorang pria yang alim sekali sehingga iblis pun sulit untuk menjerumuskan ke dalam perbuatan maksiat. Termasuk di dalamnya perbuatan dosa kecil seperti membohongi istrinya di rumah, atau membohongi bosnya di kantor.

Dari dialog yang muncul dalam setiap adegannya, iblis pada akhirnya kecewa sendiri setelah berupaya untuk merayu pria ini. Semua selalu mental, karena dia rajin beribadah, dan beramal saleh. Pria ini lalu menjadi jumawa dan lupa diri, merasa seolah-olah dirinya tidak bisa digoda oleh iblis karena kesalehan dan kebaikannya.

Iblis tidak habis pikir untuk menggoda dan menjerumuskan pria ini, karena iblis merasa bahwa kewajiban utamanya setelah diusir dari surga adalah menghancurkan hidup manusia dengan dosa dan maksiat. Seiring berjalannya waktu iblis lalu menemukan titik lemah dari pria ini berkat refleksi, evaluasi, dan pengamatan yang dilakukan berkali-kali. Iblis berkesimpulan bahwa orang alim hanya bisa dijatuhkan oleh kealimannya sendiri. Iblis tinggal memfasilitasi kealiman tersebut berubah menjadi kesombongan.

Untuk menggoda orang alim dan saleh berbuat maksiat sudah pasti mustahil. Iblis sendiri sudah membuktikannya. Tapi strategi untuk membuat orang alim lupa diri dan membiarkan dia terus merasa alim, sulit untuk berbuat dosa itu sudah disiapkan.

Iblis lalu mempersiapkan perangkap untuk menjerat pria ini dengan menggunakan perspektif kealiman dan kesalehannya sendiri. Iblis tidak perlu lagi mengajak dia untuk meminum khamar, atau merayunya untuk berzinah, atau memerintah dia untuk membunuh. Iblis tinggal mengarahkan kealiman dan kesalehan yang berada di dalam dirinya sampai dia melakukan perbuatan maksiat tersebut secara sadar.

Dalam sebuah dialog yang melibatkan iblis dengan pria ini, iblis berkata bahwa Allah menyayangi hambaNya yang saleh sehingga Allah pun akan memaafkan dan mengampuni semua dosa-dosanya. Iblis selalu memasukkan kata-kata ini berkali-kali ke dalam hati pria ini melalui kupingnya. Dari waktu  ke waktu iblis semakin intens mengakatana bahwa berbuat dosa kecil tidak akan membuat Allah murka, yang penting kita segera sadar dan langsung bertaubat kepadaNya.

Dalam adegan yang lain, pria alim ini kelihatannya sedang galau karena ditimpa problem di kantor dan rumah. Melihat suasana hatinya yang sedang kalut, iblis pun masuk dan membisikkan rayuannya bahwa banyak cara untuk mengatasi masalahnya. Iblis terus menggoda dan menawarkan pria ini untuk mencicip minuman beralkohol.

Awalnya, pria ini menolak ajakan tersebut dengan alasan alkohol haram dan bisa membuat diriya jatuh dalam lembah dosa. Dengan sekuat tenaga pria ini mengusir iblis darinya. Iblis kemudian datang dari arah yang lain dengan rayuan yang lebih halus dan lebih manis.

Dalam setiap rayuannya iblis selalu menekankan bahwa mencicipi minuman alkohol termasuk dosa kecil yang bisa langsung dimaafkan oleh Allah. Iblis juga mendorong pria ini agar segera bertobat kepada Allah begitu dia selesai mencicipi minuman yang memabukkan tersebut.

Tipu Daya Iblis

Pada satu kesempatan iblis berhasil mengarahkan langkah pria yang mulai kalut hatinya. Iblis memanfaatkan momentum di mana pria ini sedang lost contact dengan Allah saat itu. Pria ini lalu memesan segelas minuman beralkohol dan mencicipinya. Pertama, iblis langsung membisikkan ke telinganya untuk mencoba yang kedua supaya problemnya bisa rigan. Begitu mencoba yang kedua kalinya, iblis terus memintanya untuk mencoba yang ketiga lagi.

Begitu seterusnya, sampai habis segelas. Rupanya rayuan iblis sudah tertancap di dalam hati pria ini. Kali ini tanpa perintah dari iblis lagi, dia langsung memesan satu botol dan langsung dihabiskan. Pengaruh alkohol yang membuat di merasa tenang dan nyaman mendorong dia untuk menambah lagi.

Ilustrasi mabuk (Sumber: Jawapos.com)
Ilustrasi mabuk (Sumber: Jawapos.com)

Pria alim tadi kini sudah berada di bawah pengaruh alkohol. Iblis hanya menyaksikan dengan senang sambil tertawa-tawa. Perangkapnya sudah berhasil. Tinggal diarahkan saja perbuatan maksiat berikutnya yang harus dikerjakan oleh pria ini.

Dalam kodisi mabuk iblis datang dan memprovokasi tentang keburukan dan kejelakan istri dari pria ini. Skenario selanjutnya, iblis sedang memasang perangkap agar pria ini jatuh dalam perbuatan zina. Pria alim yang masih mabuk ini pun terprovokasi dengan hasutan iblis dan berniat untuk balas dendam untuk berzina dengan perempuan lain.

Iblis pun memprovokasi nafsu birahi pria ini agar keinginan untuk berhubungan seks tidak bisa dikendalikan. Pada saat itulah iblis lalu membisikkan nama salah satu perempuan yang sudah lama diincar oleh pria ini.

Singkat cerita pria ini sudah berada di rumah perempuan yang diarahkan oleh iblis tadi. Terjadi dialog yang isinya adalah bujuk rayu mesum dari pria alim ini kepada perempuannya. Setelah dialog terjadilah perzinahan yang dipaksakan oleh pria ini. Setelah selesai, akal sehatnya mulai bekerja dan mengingatkan akan perbuatan zina yang baru saja terjadi.

Di sini muncullah konflik antara iman yang masih tersisa dengan dosa yang sudah dilakukan oleh pria alim tadi. Dalam konflik tersebut, iblis memihak kepada dosa pria ini dan membenarkannya. Pria ini menyesali perbuatan zina yang dipicu oleh pengaruh khamar yang telah diminum sebelumnya. Dalam keadaan tersebut, iblis tidak membiarkan pria ini terus menyesali perbuatannya yang bisa mendorongnya untuk bertobat kepada Allah.

Iblis terus membisikkan kata-kata yang menguatkan pria ini bahwa untuk orang alim seperti dia, pintu maaf dan tobat Allah selalu terbuka kapan saja. Iblis meyakinkan bahwa pria ini masih muda dan sehat sehingga umurnya masih panjang. Tobat kepada Allah bisa dilakukan kapan saja. Pada saat yang sama iblis memasang lagi perangkap maksiat baru untuk pria ini.

Tiba-tiba saja pintu rumah terbuka dan  muncullah seorang pria yang tidak lain adalah suami dari wanita yang telah dizinahi pria alim tadi. Keduanya masih di tempat tidur diliputi oleh perasaannya masing-masing sehingga belum sempat mengenakan pakaian. Badan kedua manusia berlainan jenis ini sedang terbungkus di bawah selimut, ketika sang suami masuk ke dalam kamar.

Pria alim kaget dan malu setengah mati. Begitu juga wanita yang menjadi pasangan zinanya. Dalam keadaan kalut dan kaget, secara refleks pria ini cepat-cepat keluar dari selimut dan langsung menyerang sang suami. Perkelahian pun tidak terhindarkan. Karena merasa malu diketahui perbuatannya, pria alim dibuat semakin kalap oleh iblis.

Iblis lalu membisikkan ke telinga pria alim agar tidak membiarkan si suami ini hidup karena bisa menghancurkan reputasinya. Keduanya terlibat dalam perkelahian yang sengit. Si suami yang malu karena istrinya telah dizinahi pun dipengaruhi iblis untuk membunuh pria alim yang telah menzinahi istrinya. Dalam perkelahian yang sama kuat tersebut, keduanya sama-sama mati terbunuh.

Ilustrasi kuburan (Sumber: Detik.com)
Ilustrasi kuburan (Sumber: Detik.com)

Adegan selanjutnya adalah, pria alim terjaga dari tidurnya yang sementara, dan merasa asing di tempatnya yang baru ini. Dia bergumam sendiri sembari bertanya-tanya di manakah dia sekarang? Tempat apa yang membuat dia merasa begitu takut? Dia merasa gelap, sempit, dan kotor. Itulah gambaran tentang alam barzakh dan suasana ketika dihidupkan kembali kalau mati dalam keadaan bermaksiat kepada Allah.

Hikmah di Balik Sandiwara

Semua yang pernah saya dengar dari sandiwara radio adalah adegan yang direka oleh sutradara dan para pemain berdasarkan referensi yang mereka pelajari tentang perjalanan hidup manusia yang selalu berada dalam gangguan iblis dari lahir hingga ajal menjemput. Semua dialog dan adegan yang direkam adalah rekaan yang diciptakan untuk memberikan efek takut kepada para pendengar tentang efek dari perbuatan dosa yang dikerjakan.

Manusia yang memainkan peran dalam sandiwara tersebut merepresentasikan diri kita masing-masing ketika masih hidup. Kita hidup tidak akan pernah lepas dari pengawasan iblis. Karena iblis akan selalu berusaha untuk menggoda hati manusia agar menjauh dari akidah sehingga mudah untuk disesatkan.

Cara iblis menggoda manusia yang begitu halus dan begitu indah ditunjukkan dengan baik melalui dialog-dialog secara langsung antara pria alim dengan sosok yang berperan sebagai iblis. Perangkap iblis terlalu banyak sehingga manusia bisa saja sesekali masuk ke dalamnya. Iblis tidak peduli dengan tingkat kealiman dan kesalehan kita. Karena iblis selalu punya cara untuk menaklukkan itu.

Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan kealiman dan kesalehan sebagai jembatan untuk menghancurkan akidah. Karena itu jangan pernah merasa bangga dengan kealiman dan kesalehan kita, apalagi sampai membanding-bandingkan dengan kesalehan orang lain. Boleh jadi ketika kita membangga-banggakan kealiman sendiri dan merendahkan kealiman orang lain, saat itulah iblis telah menguasai hati kita.

Ilustrasi film tentang tobat (Sumber: Jurnalgaya.Pikiran-rakyat.com)
Ilustrasi film tentang tobat (Sumber: Jurnalgaya.Pikiran-rakyat.com)

Film yang membuat tobat atau seni drama yang serupa tentu hanya sebagai media untuk mengingatkan kepada kita tentang pentingnya kesucian hati dan kebersihan jiwa dalam beribadah. Iblis akan sulit menembus hati mereka yang suci dan bersih karena itulah indikasi dari keimanan yang tulus.

Bertobat merupakan komitmen manusia untuk sadar akan kesalahan yang telah diperbuat dan berjanji kepada Allah untuk tidak mengulanginya lagi. Apa yang menimpa pria alim dalam sandiwara yang saya kemukakan menunjukkan bahwa menunda-nunda untuk bertobat akan membuat dosa terus menumpuk dan kesadaran untuk bertobat terus melemah. Dan inilah yang dialami oleh pria alim. Alih-alih bisa bertobat, dia justru terjebak dalam perbuatan maksiat yang lebih berat karena terlalu lama menunda waktu untuk bertobat.

Allah memang maha penerima tobat semua hambaNya. Akan tetapi, kalau manusia  terus menunda hingga nyawa sampai di kerongkongan, maka Allah pun menutup pintu tobat dariNya. Dan sia-sialah hidup kita yang tidak mendapatkan tobat dari Allah SWT.

Depok, 1 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun