Pada satu kesempatan iblis berhasil mengarahkan langkah pria yang mulai kalut hatinya. Iblis memanfaatkan momentum di mana pria ini sedang lost contact dengan Allah saat itu. Pria ini lalu memesan segelas minuman beralkohol dan mencicipinya. Pertama, iblis langsung membisikkan ke telinganya untuk mencoba yang kedua supaya problemnya bisa rigan. Begitu mencoba yang kedua kalinya, iblis terus memintanya untuk mencoba yang ketiga lagi.
Begitu seterusnya, sampai habis segelas. Rupanya rayuan iblis sudah tertancap di dalam hati pria ini. Kali ini tanpa perintah dari iblis lagi, dia langsung memesan satu botol dan langsung dihabiskan. Pengaruh alkohol yang membuat di merasa tenang dan nyaman mendorong dia untuk menambah lagi.
Pria alim tadi kini sudah berada di bawah pengaruh alkohol. Iblis hanya menyaksikan dengan senang sambil tertawa-tawa. Perangkapnya sudah berhasil. Tinggal diarahkan saja perbuatan maksiat berikutnya yang harus dikerjakan oleh pria ini.
Dalam kodisi mabuk iblis datang dan memprovokasi tentang keburukan dan kejelakan istri dari pria ini. Skenario selanjutnya, iblis sedang memasang perangkap agar pria ini jatuh dalam perbuatan zina. Pria alim yang masih mabuk ini pun terprovokasi dengan hasutan iblis dan berniat untuk balas dendam untuk berzina dengan perempuan lain.
Iblis pun memprovokasi nafsu birahi pria ini agar keinginan untuk berhubungan seks tidak bisa dikendalikan. Pada saat itulah iblis lalu membisikkan nama salah satu perempuan yang sudah lama diincar oleh pria ini.
Singkat cerita pria ini sudah berada di rumah perempuan yang diarahkan oleh iblis tadi. Terjadi dialog yang isinya adalah bujuk rayu mesum dari pria alim ini kepada perempuannya. Setelah dialog terjadilah perzinahan yang dipaksakan oleh pria ini. Setelah selesai, akal sehatnya mulai bekerja dan mengingatkan akan perbuatan zina yang baru saja terjadi.
Di sini muncullah konflik antara iman yang masih tersisa dengan dosa yang sudah dilakukan oleh pria alim tadi. Dalam konflik tersebut, iblis memihak kepada dosa pria ini dan membenarkannya. Pria ini menyesali perbuatan zina yang dipicu oleh pengaruh khamar yang telah diminum sebelumnya. Dalam keadaan tersebut, iblis tidak membiarkan pria ini terus menyesali perbuatannya yang bisa mendorongnya untuk bertobat kepada Allah.
Iblis terus membisikkan kata-kata yang menguatkan pria ini bahwa untuk orang alim seperti dia, pintu maaf dan tobat Allah selalu terbuka kapan saja. Iblis meyakinkan bahwa pria ini masih muda dan sehat sehingga umurnya masih panjang. Tobat kepada Allah bisa dilakukan kapan saja. Pada saat yang sama iblis memasang lagi perangkap maksiat baru untuk pria ini.
Tiba-tiba saja pintu rumah terbuka dan  muncullah seorang pria yang tidak lain adalah suami dari wanita yang telah dizinahi pria alim tadi. Keduanya masih di tempat tidur diliputi oleh perasaannya masing-masing sehingga belum sempat mengenakan pakaian. Badan kedua manusia berlainan jenis ini sedang terbungkus di bawah selimut, ketika sang suami masuk ke dalam kamar.
Pria alim kaget dan malu setengah mati. Begitu juga wanita yang menjadi pasangan zinanya. Dalam keadaan kalut dan kaget, secara refleks pria ini cepat-cepat keluar dari selimut dan langsung menyerang sang suami. Perkelahian pun tidak terhindarkan. Karena merasa malu diketahui perbuatannya, pria alim dibuat semakin kalap oleh iblis.