Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Membangun Toleransi Lewat Zikir dan Refleksi dalam I'tikaf

31 Maret 2024   17:45 Diperbarui: 31 Maret 2024   17:53 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Membangun Toleransi Lewat Zikir dan Refleksi dalam I'tikaf

Oleh: Sultani

Dengan langkah tenang dan hati yang penuh harap, kita mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad SAW menuju malam-malam terakhir Ramadan. Dalam irama zikir yang menggetarkan jiwa, terdapat sebuah perjalanan spiritual yang mengantar kita untuk menemukan cahaya toleransi yang bersinar terang di dalam I'tikaf. Mari kita jelajahi bagaimana praktik I'tikaf menjadi jalan kita menuju pembebasan dari konflik dan membangun jembatan toleransi yang kokoh di dalam diri kita.

I'tikaf adalah sebuah ritual khusus dalam agama Islam di mana seseorang mengisolasi diri dari dunia luar untuk berkonsentrasi dalam ibadah dan refleksi di dalam masjid selama sepuluh hari terakhir Ramadan. Dalam perjalanan spiritual selama fase terakhir Ramadan ini, kita dipandu pada waktu yang istimewa di mana pintu-pintu rahmat terbuka lebar dan pemahaman kita terhadap sesama menjadi semakin besar.

Di sinilah kesempatan untuk memperdalam toleransi menjadi sangat bermakna. Zikir dan refleksi yang dilakukan dalam I'tikaf akan menjadi pondasi bagi pembangunan toleransi yang kuat dalam diri kita.

Zikir atau mengingat kepada Allah merupakan salah satu aspek penting dari I'tikaf. Dengan mengulang nama-nama Allah atau ayat-ayat suci, kita memperkuat hubungan kita dengan Sang Pencipta dan merasakan kedekatan yang kuat. Zikir mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang penting, membebaskan pikiran dari distraksi dunia, dan meningkatkan kesabaran serta pengendalian diri.

Ilustrasi zikir (Sumber: Liputan6.com)
Ilustrasi zikir (Sumber: Liputan6.com)

Dalam suasana yang tenang dan hening di dalam masjid, zikir membawa kita pada kesadaran spiritual yang mendalam. Saat itulah kita larut dalam I'tikaf. Saat kita larut dalam suasana I'tikaf, kita diberi waktu yang berharga untuk merenung dan merefleksikan diri tentang perbuatan kita dan hubungan kita dengan orang lain.

Refleksi memungkinkan kita untuk melihat ke dalam diri sendiri dengan jujur dan membuka mata kita terhadap kebutuhan dan perspektif orang lain. Kita akan memahami perspektif orang lain dan menerima berbagai perbedaan dan keberagaman sebagai langkah pertama membangun toleransi. Integrasi zikir dan refleksi dalam I'tikaf ini dapat membangun fondasi yang kuat bagi toleransi di dalam diri kita sendiri.

Baca juga:

Refleksi Ramadan 2023 Untuk Target Ramadan 2024

Zikir membantu kita mengendalikan emosi dan menumbuhkan rasa sabar serta pengertian terhadap situasi yang sulit. Sementara itu, refleksi membuka pikiran kita terhadap keragaman manusia dan mengajarkan kita untuk menerima perbedaan dengan lapang dada. Keduanya menghasilkan kesadaran spiritual yang mendalam, memperkuat ikatan kita dengan Allah dan sesama manusia.

Ilustrasi refleksi diri (Sumber: viva.co.id)
Ilustrasi refleksi diri (Sumber: viva.co.id)

Oleh karena itu, dalam momen 10 hari terakhir Ramadan ini, mari manfaatkan waktu untuk melakukan I'tikaf sebaik mungkin. Melalui  zikir yang menghubungkan kita dengan al Khaliq dan refleksi yang menghubungkan diri kita dengan orang lain, semangat toleransi yang tumbuh di dalam diri kita memiliki dimensi spiritual dan rasional sekaligus.

Dalam konteks ini I'tikaf merupakan sarana bagi pendidikan toleransi untuk mengendalikan diri sendiri dan situasi yang tidak diinginkan yang berasal dari luar diri. Praktik i'tikaf memberikan kesempatan bagi seseorang untuk melakukan introspeksi sehingga dapat mempertimbangkan perilaku dan sikapnya terhadap orang lain.

Dalam proses introspeksi diri kita akan merasakan keterbatasan diri sendiri dan kelemahan kita sebagai manusia. Kondisi ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kesabaran, pengendalian diri, dan toleransi terhadap situasi yang tidak diinginkan dari luar. Hasil yang diharapka dari I'tikaf adalah penghargaan terhadap perbedaan, pengendalian diri dalam menghadapi konflik, dan kemampuan untuk tetap tenang dalam situasi sulit.

Oleh karena itu, orang yang berhasil dalam I'tikaf identik dengan sifat murah hati dan sabar. Amalan-amalan seperti memperbanyak dzikir, doa, dan perbuatan saleh lainnya akan memperkuat kemurahan hati dan kesabaran seseorang.

Rasa empati yang berkembang dari kemurahan hati akan menumbuhkan sikap toleran terhadap mereka yang memiliki pandangan atau praktek yang berbeda. Ini membantu dalam memahami perspektif orang lain dan meningkatkan toleransi terhadap perbedaan.

Secara keseluruhan, praktik I'tikaf dalam Islam dapat menjadi sarana pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai toleransi, pengendalian diri, dan kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak diinginkan dari luar diri. Dengan merenungkan diri dalam kesunyian dan menjauhkan diri dari gangguan dunia luar, seseorang dapat mengembangkan kesadaran spiritual yang mendalam dan memperkuat kualitas-kualitas kepribadian yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.

Lewat Ramadan bercerita 2024 hari 21 yang bertepatan dengan malam 21 Ramadan, mari kita renungkan secara bersama-sama betapa pentingnya I'tikaf sebagai pendidikan untuk memupuk semangat toleransi dalam diri kita. Melalui zikir dan refleksi yang mendalam, kita bukan hanya memperkuat nilai spiritual, tetapi juga membentuk kesadaran rasional akan kebutuhan akan toleransi dalam menghadapi perbedaan di dunia ini. Semoga dengan memperdalam pengalaman I'tikaf, kita dapat menjadi pribadi yang lebih toleran dan mempersembahkan kontribusi positif dalam membangun harmoni di tengah-tengah masyarakat.

Depok, 31 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun