Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Megawati-Prabowo: Dua Sosok Penentu Titik Temu Kepentingan Nasional

27 Maret 2024   09:55 Diperbarui: 13 April 2024   20:44 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motif ini sangat kentara karena sampai saat ini masih enggan untuk menerima hasil Pilpres dan mengakui kemenangan Prabowo -- Gibran yang diyakini bisa meredakan amarah pendukung mereka. Jadi, sikap kedua capres yang kalah ini masih potensial untuk memancing instabilitas politik.

Baca juga:

Wacana Hak Angket dan Politisasi Hasil Pilpres 2024

Pertanyaannya, sampai kapan persoalan sengketa hasil Pilpres 2024 dimanfaatkan untuk mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang jelas-jelas sudah dinyatakan kalah dalam Pilpres 2024?

Jawabannya hanya satu, yaitu rekonsiliasi, terutama para tokoh yang terlibat langsung dalam Pilpres 2024, yaitu Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo. Rekonsiliasi ini juga perlu melibatkan wakilnya masing-masing, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD.

Rekonsiliasi Pasca-Pilpres

Sejauh ini, tahapan rekonsiliasi sudah mulai dibangun oleh beberapa tokoh penting yang dianggap memiliki pengaruh yang strategis di balik pelaksanaan Pilpres selama ini. Pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan pada 18 Februari 2024 merupakan sinyal awal dimulainya rekonsiliasi antartokoh politik.

Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan dua menterinya yang berasal dari PKB, yaitu Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Menteri Desa Abdul Halim Iskandar meski ditengarai sarat kepentingan politik, namun memiliki pesan rekonsiliasi. Presiden tampaknya ingin segera mengakhiri konflik terkait hasil Pilpres dan mengajak PKB untuk sama-sama menciptakan stabilitas politik.

Keinginan untuk segera mengakhiri persaingan dalam Pilpres 2024 juga ditunjukkan oleh capres terpilih Prabowo Subianto ketika bertemu dengan Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh di markas utama partai ini. Pertemuan pada 22 Maret lalu ini bisa saja multi tafsir, namun mengandung pesan rekonsiliasi yang kuat.

Ilustrasi pertemuan Prabowo Subianto dan Surya Palo (Sumber: rm.id)
Ilustrasi pertemuan Prabowo Subianto dan Surya Palo (Sumber: rm.id)

Sikap Nasdem yang memberikan karpet merah untuk Prabowo ke kantornya bukanlah sesuatu yang berlebihan. Justru sikap tersebut menunjukkan ketulusan hati partai ini untuk melakukan rekonsiliasi setelah bersaing ketat dalam Pilpres. Sebelum pertemuan tersebut, Partai Nasdem sudah menyatakan menerima hasil Pilpres dan memberi ucapan selamat kepada Prabowo -- Gibran sebagai paslon terpilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun