Di meja konsumen pelayan yang lainnya menyajikan bahan perangsang cita rasa seperti jeruk nipis, cabe merah, bawang merah, kecap, tomat, dan bumbu terasi yang diulek. Ikut dalam sajian ini ada juga tempat nasi full dengan nasi putih, dan kuah tanpa isi. Perlengkapan makan seperti piring, sendok, dan garpu juga disiapkan. Bahkan, disediakan juga satu pisau dapur untuk memotong cabe, membelah tomat, dan mengupas bawang.
Sekarang gilirannya pelayan mengantarkan baronang bakar yang baru selesai dibakar. Ikan yang disajikan di atas piring melamin bermotif dauh hijau masih panas ketika pertama kali mendarat di meja makan. Bumbu dan minyak yang menutupi daging membuat teksturnya terasa licin, dan warna daging yang putih bersih menjadi kecoklatan. Ikan dengan tesktur daging seperti ini, kata para pelayannya menandakan sudah matang semua dengan sempurna.
Untuk minuman yang disediakan gratis hanya air putih dalam teko plastik. Selebihnya, kalau mau minum air mineral atau minuman manis silakan pesan sendiri sesuai dengan persediaan yang ada di menu.
Tekstur daging dengan bumbu dan minyak menyibakkan aroma wangi melalui asap yang keluar dari balik daging tersebut. Saya langsung menyendok nasi dari tempat nasi, kemudian membasahinya dengan kuah yang sudah disiapkan dalam mangkok yang terpisah. Setelah itu bumbu terasi saya dekatkan ke piring makan bersama dengan ikan bakar.
Untuk sementara, tomat bawang merah dan cabe saya abaikan dulu karena mau fokus makan ikan baronang yang sudah diidamkan sejak masih di Jakarta. Dan benar kata pelayan, semua bagian daging ikan baronang terasa empuk dengan tekstur yang licin. Aroma rempah yang kuat di permukaan daging, hampir mengalahkan cita rasa asli daging baronang. Â
Di bawah terik matahari yang panas, saya menikmati potongan demi potongan daging baronang yang dimakan bersama nasi dan sambal terasi yang menggugah selera. Ada keinginan untuk nambah lagi ikan bakarnya, tetapi waktu untuk ketemu klien di Kendari sudah semakin dekat.
Akhirnya saya harus puas dengan satu ekor baronang bakar bersama nasi putih dan bumbu-bumbunya. Saya pun keluar dengan perasaan lega karena sukses menjajal cita rasa ikan bakar di salah satu kuliner ikan bakar ternama di Kendari. Kenangan yang berkesan ini menjadi penutup cerita perjalanan saya dalam rangka membentuk tim quick count pemilihan presiden 2014 lalu.Â