Nasida Ria dan Lirik-lirik Lagunya yang Masih Terngiang
Oleh: Sultani
Ini Ramadan Kita
Ramadan aku
Ramadan kamu
Ini Ramadan kita
Banyak sukanya
Banyak tanyanya
Banyak cara menikmatinya
Saat bulan puasa tiba
Lawan lapar dan dahaga
Emangnya bisa berolahraga
Agar sehat jiwa dan raga
Ayo kita siapkan jadwal
Hunting takjil yang lagi viral
Rasanya anti gagal
Tapi jangan yang mahal
Siang panasnya menyengat
Wajah rawan jadi pucat
Masih bisa looking on point
Cantiknya lahir dan batin
Ngabuburit sambil nongki-nongki
Di kafe-kafe yang fancy-fancy
Bermain ular tangga
Bareng teman oh asyiknya
(AYO) kita cari busana
Meriahkan suasana
Lebaran bisa ber-OOTD
Pake baju yang kawaii
Tuk temani baju baru
Sajadahnya juga lucu
Disulam dengan bangga
Saat Idul fitri tiba
(Nasida Ria & JKT48)
Melalui single 'Ini Ramadan Kita' kedua grup vokal beda generasi yang semua personilnya perempuan itu langsung menarik perhatian. Lagu Ini Ramadan Kita merupakan lagu penyemangat bagi umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa. Dengan lirik yang ringan dan tempo musik beat serta ceria menjadikan lagu ini mudah dihafal.
Bagi Saya yang tidak begitu mengikuti tren lagu religi, penampilan Nasida Ria dan JKT48 ini menggambarkan kolaborasi antar-generasi melalui syair dan lirik lagu yang kekinian banget. Coba perhatikan lirik-lirik yang dinyanyikan secara bergantian oleh kedua grup musik yang beda genre ini.
Karakter lagu-lagu Nasida Ria yang berisi pesan-pesan dakwah dan kemanusiaan tidak muncul dalam lagu ini. Saya bukan penggemar fanatik apalagi pengamat Nasida Ria. Saya cuma menyenangi beberapa lagu yang sempat hits pada saat masih remaja sehingga beberapa liriknya tetap terngiang di telinga hingga sekarang.
Saya tidak menemukan kekuatan kata-kata yang bisa membuat kita terkesan dengan lagu "Ini Ramadan Kita". Pesan dakwah yang menjadi ciri dan kekuatan dari lagu-lagu Nasida Ria tidak muncul sebagai pengimbang lirik-lirik yang berisi gaya berpuasa dan berlebaran generasi muda sekarang.
Lagu Religi yang Terngiang
Kalau mendengar orang menyanyikan lagu "Perdamaian" dengan lirik:
Perdamaian perdamaian...
Banyak yang cinta damai
Tapi perang makin ramai...
Bingung bingung ku memikirnya...
Ingatan saya langsung melayang kepada Nasida Ria, sebuah Kasidah Group yang semua personelnya perempuan. Merekalah yang memopulerkan lagu yang digubah oleh KH KH Buchori Masruri. Lagu ini sendiri syairnya disadur dari lagu Musibah Galunggung yang hits pada era 80-an.
Sekarang kalau ditanya apakah masih hafal semua liriknya, saya pasti akan jawab tidak. Dulu sempat hafal karena sering dengar dari tape, Â atau acara hajatan di kampung. Lagu ini seolah menjadi lagu wajib di acara-acara hajatan atau pertemuan di sekolah. Bahkan untuk sekadar nongkrong bareng teman sambil gitaran di pinggir pantai saja, lagu Perdamaian menjadi lagu wajibnya.
Karena saking populernya lirik-lirik awal dari lagu ini masih terngiang sampai sekarang. Lirik yang terngiang itu adalah "...Banyak yang cinta damai/ Tapi perang makin ramai/ Bingung bingung ku memikirnya..."
Dari lagu Perdamaian ini Nasida Ria tampaknya hendak mengungkapkan kekhawatiran kita semua tentang kondisi dunia yang selalu dilanda perang meskipun berbagai upaya perdamaian terus dilakukan. Perang yang makin ramai seperti ungkapan dalam lirik lagu tersebut mengacu pada perlombaan berbagai jenis senjata dari negara-negara adidaya yang menguasai teknologi militer di dunia.
Mengapa saya bisa terngiang terus dengan lirik-lirik lagu yang mengandung pesan kemanusiaan yang sangat tinggi nilainya? Karena lagu ini muncul di tengah persaingan teknologi senjata antara Amerika Serikat dengan sekutunya dan Rusia beserta sekutunya. Nasida Ria seolah menyuarakan kekhawatiran bangsa Indonesia tentang berbagai kontradiksi di balik persaingan tersebut.
Kontradiksi tersebut diwakili dengan lirik "Banyak yang cinta damai, tapi perang makin ramai". Meskipun liriknya terdengar biasa namun memiliki kekuatan diplomasi dan daya kritis terhadap keangkuhan negara-negara yang sudah maju persenjataannya. Karena dengan persenjataan tersebut mereka seenaknya saja memicu perang di negara-negara kecil.
Lagu perdamaian dari Nasida Ria juga mengapresiasi berbagai upaya perdamaian yang disponsori oleh PBB maupun inisiatif negara-negara yang bertikai, namun kenyataannya produksi senjata semakin banyak sehingga perang menjadi ramai.
Karena itulah di akhir lirik tersebut Nasida Ria seperti menyindir negara-negara maju bahwa percuma mereka mengadakan perdamaian kalau mereka masih terus memproduksi senjata untuk membunuh sesama umat manusia. Kata-kata "bingung bingung ku memikirnya" adalah ungkapan ketidak berdayaan bangsa kita dan semua negara berkembang dalam menghadapi serangan bersenjata dari negara-negara maju.
Semua lagu Nasida Ria selalu diberi judul dengan nuansa dakwah, kemanusiaan, dan cinta kasih sebagai manifestasi dari pemahaman religi. Beberapa di antaranya adalah Jilbab Putih, Kota Santri, Istighosah, Surga di Balik Dosa, Munafik, Kuncinya Surga, Bom Nuklir, Tahun 2000, Hayul Hadi, Ya Imamurusli, Ya Habibal Qalbi, Yasir Lana, dan Bismillah.
Semua lagu Nasida Ria diberi judul yang cukup unik sehingga lagunya mudah diingat oleh penggemarnya. Kekuatan pesan dakwah dan kemanusiaan membuat judul lagu Nasida Ria akan terngiang terus di teling pendengarnya.
Misalnya lagu Kota Santri yang liriknya menggambarkan kehidupan di kota Santri yang dinamis sehingga membuat orang-orang penasaran untuk mendengarkan lebih jauh isi lagunya. Selain itu, lirik-lirik yang mudah diingat akan terngiang sebagai pesan dengan beragam makna bagi pendengarnya.
Misalnya pada lirik  "Suasana di Kota Santri, asyik senangkan hati," yang hendak membangun antusiasme remaja putri untuk masuk pesantren karena tempatnya asyik dan menyenangkan hati.
Atau lagu "Perang Nuklir" yang berisi sorotan tentang maraknya perang yang kerap terjadi di berbagai belahan dunia lewat lagu ini. Liriknya yang lugas mengingatkan para pencipta bom nuklir agar jangan membuat kerusakan di bumi melalui senjata yang mereka ciptakan. Daripada mendatangkan kerusakan lebih baik ciptakan saja obat yang berguna.
Lirik yang fenomenal tersebut begini bunyinya: "Wahai pencipta bom nuklir terlaknat, mengapa kau undang hari kiamat? ciptakan saja obat yang berguna." Liriknya terngiang jelas di telinga manusia yang anti perang nuklir yang hendak mengutuk para pencipta bom nuklir untuk menghancurkan umat manusia.
Lirik Musik Religi
Musik religi adalah fenomena musikal yang sangat unik. Kekuatannya dalam menyihir memori pendengar tidak hanya hanya melibatkan elemen-elemen musikal seperti melodi, ritme, dan harmoni, tetapi juga memiliki kekuatan dari aspek syair atau lirik lagu. Bahkan, kata-kata kata-kata yang terdapat di dalamnya juga menduduki peranan  penting dibandingkan aspek musikalnya.
Kata-kata yang terdapat di dalam syair atau lirik lagu religi memiliki makna yang khas dan mengandung asosiasi tertentu, sebab jaringan kata berbentuk frasa di dalam syair atau lirik lagu tersebut mengandung pesan. Persepsi dan asosiasi para pendengar  lebih ditekankan pada aspek lirik dan kata dibandingkan dengan aspek musikalnya.
Dalam konteks musik religi, lagu-lagu Nasida Ria bisa dikategorikan sebagai musik religi meskipun lirik-liriknya lebih variatif, tidak semata puji-pujian kepada Allah SWT dan doa. Lirik dari lagu-lagu Nasida Ria juga bertema kemanusiaan. Dari aspek musikal dan penampilan personelnya sendiri juga bisa dikatakan sebagai musik religi Islam.
Depok, 26 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H