Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kreasi Makanan Berbuka Puasa Anak Kos 90-an

22 Maret 2024   14:22 Diperbarui: 22 Maret 2024   14:28 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masjid sebagai tempat buka puasa dan kegiatan Ramadan lain (Sumber: Kompas.com)

Kalau kreasi makanan berbuka puasa dimaksudkan sebagai bentuk kreativitas menyediakan sendiri makanan mulai dari bahan mentah hingga memasaknya jadi makanan, atau mengombinasikan takjil yang dibeli dari pasar takjil lalu disiapkan sebagai makanan berbuka, maka Saya tidak bisa bercerita tentang itu.

Saya termasuk mahasiswa daerah dari golongan ekonomi lemah yang selalu bermasalah dengan soal finansial. Jangankan untuk berkreasi membuat makanan berbuka puasa setahun sekali, untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari Saya harus puasa senin-kemis supaya finansial tetap stabil sampai dapat kiriman wesel berikutnya.

Persoalan-persoalan keuangan ini juga sering terjadi di bulan Ramadan yang godaan untuk makan enaknya tinggi sekali. Kalau sedang ditimpa “musibah” ini maka kebutuhan takjil untuk berbuka puasa akan saya penuhi dengan cara-cara alternatif yang spontan.

Minum air putih pas saat berbuka merupakan cara berbuka yang lumrah dilakukan oleh orang lain. Bagi Saya air putih adalah satu-satunya menu buka puasa saya karena tidak ada takjil pendamping apa-apa. Minum air putih adalah pilihan berbuka puasa paling darurat kalau kondisi ekonomi sedang tidak bersahabat di bulan puasa.

Air putih terasa begitu nikmat begitu pertama kali membasahi tenggorokan yang selama sehari kering sama sekali. Nikmatnya air putih segelas atau dua gelas yang masuk ke dalam perut langsung membuat perut terisi, menggantikan rasa lapar yang sudah ditahan sejak fajar. Air putih meskipun sangat berguna bagi kesehatan, rasanya yang hambar tentu belum sempurna mengisi perut kalau tidak ditambah makanan pendamping.

Ilustrasi persiapan buka puasa dengan air putih (Sumber: Liputan6.com)
Ilustrasi persiapan buka puasa dengan air putih (Sumber: Liputan6.com)

Anak kos yang hidup dalam keterbatasan ekonomi harus kuat untuk menahan keinginan dan fantasinya untuk menikmati menu buka puasa yang enak-enak. Ingat, panjang angan-angan itu haram hukumnya. Apalagi dalam bulan Ramadan yang memang Allah ciptakan sebagai bulan ujian sekaligus bulan pendidikan.

Namun, kalau keinginan untuk mencicipi makanan lain, setelah minum air putih Saya selalu mencoba peruntungan dengan niat untuk shalat Maghrib secara berjamaah di masjid atau musholah. Biasanya, ada makanan dan minuman manis untuk berbuka yang selalu disediakan warga sekitar.

Kalau beruntung, Saya masih bisa mencicipi makanan yang masih tersaji di atas piring. Biasannya makanan yang paling banyak sisa adalah gorengan dan produk turunannya seperti tahu, bakwan, tempe, singkong, ubi, dan sukun. Selain gorengan, makanan lain yang biasa tersedia di musholah adalah lontong, nasi uduk, kolak dan cendol. Makanan-makanan ini merupakan kiriman warga di sekitar masjid atau musholah untuk musafir serta shaimin dan shaimah.

Cara berikutnya adalah bergabung bersama jamaah lain di musholah atau masjid yang sering menyediakan takjil untuk buka puasa bersama. Kreasi makanan berbuka Saya di sini jelas mengikuti menu yang sudah disediakan oleh ta’mir musholah.

Musholah di tempat kost kreasi makanan berbukanya cukup variatif antara gorengan dengan kue-kue manis, karena semua makanan tersebut diantar warga untuk kebutuhan buka puasa ta’mir dan musafir. Ta’mir tinggal membuka kemasan makanan dan menyajikan secara langsung apa adanya sesuai bentuk wadah masing-masing. Jamaah tinggal mencomot dan mencicipinya begitu azan Maghrib berkumandang. Makanannya bisa gorengan, lontong, kolak, cendol, ditambah kurma atau buah dan minuman kotak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun