Selepas salam-salaman dengan jamaah Subuh, saya tidak langsung beranjak meninggalkan masjid seperti hari biasa. Saya tangguhkan badan ini sejenak untuk duduk bersila di atas karpet masjid untuk sekadar membaca kalimat-kalimat thaiyibah dan puji-pujian kepada Allah SWT. Sekitar 4 orang jamaah duduk bersama saya di dalam masjid. Ada yang tenggelam dalam kekhusyukan zikir, ada yang khidmat membaca zikir sambil memainkan biji-biji tasbih yang ada di ujung jarinya, ada juga yang tadarusan. Kami semua tenggelam dalam kekhusyukan masing-masing.
Sekitar 15 menit berzikir saya pindah posisi setelah mengambil al Quran dari lemari kayu yang ada di sisi kiri Saya. Sekarang posisi duduk berpindah agak ke belakang dari posisi tadi. Dengan cepat lembaran-lembaran al Quran dibuka menuju Surat al Waqi'ah. Dengan hati yang ringan Saya buka surat ke-56 al Qur'an dengan bacaan bismillaahirrahmaanirrahiem lalu diteruskan ke ayat 1 dan seterusnya.
Satu per satu ayat surat ini Saya lewati dengan suara yang agak keras. Artikulasi dari tiap-tiap ayat terdengar dengan jelas meskipun Saya tidak paham betul bahasa Arab. Ada beberapa ayat yang saya mengerti artinya karena masih hafal dari terjemahannya yang pernah dibaca. Saya membacanya dengan penuh khidmat hingga ayat terakhir.
Membaca surat al Waqi'ah sudah menjadi kebiasaan sejak kuliah. Waktu itu saya rutin membacanya setiap habis Subuh dan Ashar. Dulu motivasinya supaya dimudahkan rejekinya dan segera diberi kekayaan. Dari literatur yang Saya baca tentang keutamaan surat al Waqi'ah ini mayoritasnya mengatakan bahwa surat bisa memotivasi semangat kita dalam mencari rejeki sehingga rejekinya jadi mudah dan lancar.
Dari semua pendapat tentang keutamaan surat al Waqi'ah, pendapat ini yang paling awet menempel dalam memori. Dan ketika mulai aktif kembali membacanya, motivasi utamanya adalah mendorong semangat dalam mencari rejeki.
Motivasi ini juga yang membuat Saya memilih untuk berdiam diri di masjid beberapa waktu untuk menyelesaikan bacaan surat yang sangat berpengaruh dalam hidup saya selama ini. Membaca al Quran sebagai aktivitas setelah sahur bukanlah sekadar rutinitas, tetapi sebuah jamuan spiritual yang mengisi hati dengan kedamaian dan kebahagiaan. Hidup terasa lebih bermakna, saat kita bisa "berbicara" dalam bahasa Sang Pemilik firman.
Surat al Waqi'ah menuntun semangat untuk menyibak rahasia yang tersimpan di balik setiap rejeki yang dijanjikan. Dengan kebenaran firman-Nya Saya yakin al Waqi'ah memberi kabar pasti tentang kepastian rejeki Saya hari ini. Al Waqi'ah bukanlah sekadar guratan aksara Arab yang tertulis di dalam Quran, melainkan sebuah jembatan yang mengoneksikan doa Saya langsung kepada Pemilik rejeki.
Saya merasa mendapat garansi atas rejeki Saya hari ini, sehingga tidak perlu gelisah, tidak perlu was-was dalam berusaha. Ikhtiar akan mempercepat proses untuk merasakan kekuatan surat al Waqi'ah. Apa pun ikhtiar yang dikerjakan, hasilnya sudah pasti rejeki yang halal dan berkah. Bagi muslim pecinta Al Quran pasti tahu keutamaan Surah Al Waqi'ah ketika dibacakan pada pagi hari. Bagi sebagian ulama, surah ke ke-56 dalam al Quran ini bisa memudahkan aliran rejeki kita kalau dibaca dengan khusyuk dan khidmat.
Syuruk dan Shalat Dhuha
Aktivitas membaca surat al Waqi'ah dan surat-surat lain saya kerjakan hingga tiba waktu syuruk atau matahari terbit yang menandakan berakhirnya waktu shalat Subuh. Begitu alarm jam masjid berbunyi sebagai penanda masuknya waktu syuruk, saya pun menyelesaikan bacaan, menutup Quran dan meletakkan kembali di tempatnya.