Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Nikmat Sejati: Memaknai Bersyukur pada Tarawih Pertama

11 Maret 2024   23:34 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:36 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan telah memulihkan jiwa dan semangat Saya yang sempat down akibat kabar "buruk" yang telah mengganggu stabilitas ekonomi Saya. Apresiasi Kompasiana yang saya baca pagi tadi merupakan cara Tuhan memberi sinyal tentang adanya peluang yang lebih baik yang bisa diraih di sini.

Sumber: Dream.co.id
Sumber: Dream.co.id

Dari dua peristiwa tersebut Saya belajar bahwa bersyukur bukan hanya tentang merenungkan apa yang telah kita miliki, tapi juga tentang bagaimana kita mengekspresikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bersyukur bukan lagi tentang apa yang kita dapat, tetapi sikap kita dalam merespons semua situasi, terutama yang di luar kehendak kita.

Situasi apa pun yang kita hadapi dalam hidup ini, semuanya membawa kebaikan untuk kita. Karena Tuhan memang menghendaki kebaikan kepada semua hamba-Nya. Cara kita menentukan sikap terhadap situasi yang menimpa kita, ikut menentukan kualitas ungkapan makna syukur kita kepada Tuhan.

Tarawih Pertama

Pelajaran inilah yang kemudian menuntun hati dan pikiran Saya memasuki gerbang Ramadan dengan perasaan yang gembira. Pikiran Saya begitu ringan sehingga bacaan Al Quran yang selalu tertunda bisa di-khatam-kan sebelum Maghrib. Bahkan, setelah Maghrib Saya sudah memulai kembali kebiasaan tadarus di bulan Ramadan.

Sumber: Suara.com
Sumber: Suara.com

Sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan Saya melewati situasi yang berat selama 2 hari ini, kegiatan Ramadan 1445 H Saya awali  dengan shalat tarawih berjamaah di masjid. Ada getar hati yang berbeda ketika mendengarkan suara imam melantunkan surat al Fatihah dan ayat-ayat al Quran yang lain di dalam shalat kali ini.  Dari berdiri hingga sujud di setiap rakaatnya, Saya hanya bisa merenung tentang nikmat besar yang diberikan Allah kepada kita, yaitu umur dan kesehatan.

Saya merasa, shalat tarawih pertama Ramadan tahun ini lebih bermakna sebagai panggilan untuk merenung dan bersyukur atas nikmat hidup yang diberikan melalui cobaan yang tidak disangka-sangka. Karena itulah momentum shalat tarawih kali ini menjadi kesempatan untuk mensyukuri setiap nikmat yang diberikan, seraya memohon kekuatan dan kesehatan untuk menjalani ibadah Ramadan dengan sebaik-baiknya.

Depok, 11 Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun