Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sambut Ramadan Sebagai Momentum Persatuan Indonesia

8 Maret 2024   13:32 Diperbarui: 8 Maret 2024   13:43 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambut Ramadan Sebagai Momentum BPersatuan Indonesia

Oleh: Sultani

Ramadan sudah di depan mata. Sambutlah kedatangannya dengan hati yang bersih, semangat membara, dan tekad yang kuat untuk meningkatkan kualitas diri melalui ibadah puasa selama satu bulan penuh. Raihlah keberkahan dan ampunan yang dijanjikan oleh Allah untuk hamba-hambaNya yang bertakwa dan ikhlas dalam beribadah. Mari kita bertanya ke dalam diri kita masing-masing, apa yang hendak kita raih dari Ramadan yang kedatangannya sudah semakin dekat? Sudahkah kita mengevaluasi diri kita selepas Ramadan tahun lalu sebagai basis untuk meningkatkan kualitas ibadah dan muamalah kita?

Bulan Ramadan merupakan saat yang tepat untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT melalui amalan-amalan yang mulia. Salah satunya adalah puasa yang Allah perintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menahan lapar dan haus, serta semua hal yang bisa membatalkan puasa, dari fajar hingga waktu berbuka. Allah juga menyukai hamba-hambaNya yang berinisiatif untuk meningkatkan kuantitas atau kualitas ibadah sebagai jalur hablumminallah (hubungan dengan Allah), terutama qiyamulail atau tahajud, i'tikaf, tadarus, dan amalan-amalan zikir yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Bulan Ramadan juga menjadi momentum untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan solidaritas kemanusiaan melalui sedekah, zakat fitrah, atau menyediakan makanan berbuka untuk mereka yang berpuasa dan kaum yatim atau duafa. Ini merupakan dimensi hablumminannas (hubungan dengan sesama manusia) dari ibadah puasa Ramadan. Allah menjanjikan untuk melipatgandakan kebaikan untuk mereka yang melakukan semua perintah Allah ini sebagai manifestasi dari kemuliaan Ramadan. Tentunya, amalan-amalan ibadah ini tidak mengurangi sedikit pun ibadah wajib, yaitu salat dan puasa.

Khusus untuk Muslim, persiapan menyambut Ramadan tentu dalam konteks hablumminallah dan hablumminannas yang lebih bermakna. Bagi mereka yang belum pernah melakukan shalat malam atau i'tikaf di masjid, Ramadan tahun ini harus menjadi momentum pertama untuk memulai ibadah yang sangat bernilai ini. Kesehatan badan dan mental yang baik pun perlu dipupuk dengan baik dari sekarang, sebab puasa merupakan ibadah yang berkaitan langsung dengan aktivitas tubuh dan mental.

Agar kesehatan tubuh tidak terganggu karena menahan lapar dan lapar seharian, dianjurkan untuk rajin-rajin mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga yang teratur agar tubuh kita bisa menyesuaikan dengan kondisi puasa nanti. Begitu juga dengan persiapan mental. Pasalnya, kesabaran kita pasti akan diuji selama menjalankan puasa dari fajar hingga Maghrib. Interaksi dan dinamika hidup kita sehari-hari yang tidak luput dari pergaulan dengan orang lain, sudah pati akan menguras emosi yang lebih besar jika dilakukan dalam keadaan lapar dan lemas. Berat sekali untuk melaluinya, tetapi inilah kunci yang harus dikuasai agar puasa kita bisa sukses dan diterima oleh Allah sebagai amal saleh.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Ketika persiapan fisik dan mental kita sudah baik, maka persiapan puasa dengan keikhlasan kita untuk menyambut Ramadan sudah  selaras dengan janji Allah untuk membalasnya dengan kebaikan.  Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh an Nasa'i:

"Telah datang kepada kamu bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan puasa bagi kamu di bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, maka sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan". (HR an-Nasa'i).

Untuk menguatkan iman selama menjalani puasa, jangan lupa untuk merenungi pesan-pesan rohani untuk menyerap ilmu tentang puasa lebih mendalam lagi. Saat ini siraman rohani keislaman sudah mudah diakses dari berbagai media secara live dan real time. Kualitas spiritual yang bertambah akan memperdalam kekhusyukan ibadah dan berbagai amalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Momentum persiapan menghadapi Ramadan adalah bentuk komitmen atau janji kepada diri sendiri untuk memperbaiki hubungan kita dengan sang khalik dan hubungan kita dengan sesama manusia sebagai makhluk-Nya. Semoga Ramadan kali ini bisa membuat kita bersatu kembali dalam kebaikan dan meninggalkan perbedaan demi ukhuwah islamiyah, ukhuwah wataniyah, dan ukhuwah basyariyah.

Sumber: Detik.com
Sumber: Detik.com

Momentum untuk Bersatu

Dalam konteks kekinian di Indonesia, persiapan puasa juga memiliki relevansi yang khusus. Di tengah situasi pasca-Pemilihan Presiden dan Pemilu 2024 yang masih menghadirkan ketegangan, marilah kita gunakan bulan Ramadan sebagai momentum untuk bersatu dan mengakhiri segala perpecahan. Pesan-pesan kedamaian, toleransi, dan pengampunan yang terkandung dalam ibadah puasa harus menjadi landasan bagi kita dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Kita harus mengambil contoh dari kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW dan para Khulafaur Rasyidin yang bijak dan sabar untuk menyelesaikan konflik dan membangun kebersamaan.

Ramadan di tengah ketegangan politik sekarang memang agak laen, karena suasananya tidak kondusif untuk menjalin silaturahmi. Akan tetapi, kita harus percaya bahwa di balik kesulitan untuk menciptakan rekonsiliasi bagi kelompok-kelompok yang bertikai sekarang, Allah menjanjikan keberkahan kepada mereka yang bisa membuka kembali tali silaturahmi yang terputus. Tidak ada keberkahan yang lebih besar daripada bersatu kembali sebagai satu bangsa dan satu keluarga, setelah perjalanan politik yang memecah belah kita.

Di dalam perbedaan pendapat dan perbedaan sikap yang muncul sepanjang perhelatan Pemilihan Presiden dan Pemilu 2024, kita telah mengalami momen yang menguji kesatuan dan kebersamaan kita sebagai bangsa. Amarah dan kebencian yang masih terpendam akan menjadi bara yang terus-menerus membakar semangat persatuan dan harmoni kehidupan sebagai bangsa yang ber-bineka tunggal ika.

Sumber: Radarbali.jawapos.com
Sumber: Radarbali.jawapos.com

Ketika Ramadan tiba, mari kita kembali ke akar kita yang sejati: semangat gotong royong, toleransi, dan persatuan. Peran para elite politik, calon presiden, calon anggota legislatif, serta pendukung dan pemilih sangat penting dalam membangun kembali jalinan persaudaraan yang terkoyak. Sebagai elite bangsa, sudah saatnya para kandidat menunjukkan kepemimpinan dan kemampuan untuk menyatukan perbedaan. Para elite politik harus menunjukkan kedewasaan dan mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan politik sempit.

Calon presiden memiliki kesempatan untuk menginspirasi dengan menyuarakan pesan persatuan dan kerukunan. Calon anggota legislatif perlu berkomitmen untuk mewakili suara rakyat secara adil dan merangkul semua golongan. Tak kalah penting adalah peran pendukung dan pemilih. Sebagai warga negara, kita memiliki kekuatan untuk bersatu kembali dengan semangat yang baru. Kita bisa segera move on di bulan Ramadan ini dengan memanfaatkan momentumnya untuk taubat, saling memaafkan, dan menata kembali harmoni yang terbelah.

Sumber: Merdeka.com
Sumber: Merdeka.com

Sudah sepantasnya kita jadikan bulan suci ini sebagai titik balik bagi kita semua untuk bersatu kembali demi mewujudkan Indonesia yang lebih baik, lebih damai, dan lebih harmonis. Sebagai satu bangsa, kita memiliki kekuatan yang luar biasa ketika kita bersatu dalam keragaman. Tinggalkanlah belenggu perpecahan dan hadapi masa depan dengan semangat persatuan dan kebersamaan.

Depok, 8 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun