"Telah datang kepada kamu bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan puasa bagi kamu di bulan itu. Pada bulan itu pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Siapa yang tidak mendapatkan kebaikannya, maka sungguh ia tidak mendapatkan kebaikan". (HR an-Nasa'i).
Untuk menguatkan iman selama menjalani puasa, jangan lupa untuk merenungi pesan-pesan rohani untuk menyerap ilmu tentang puasa lebih mendalam lagi. Saat ini siraman rohani keislaman sudah mudah diakses dari berbagai media secara live dan real time. Kualitas spiritual yang bertambah akan memperdalam kekhusyukan ibadah dan berbagai amalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Momentum persiapan menghadapi Ramadan adalah bentuk komitmen atau janji kepada diri sendiri untuk memperbaiki hubungan kita dengan sang khalik dan hubungan kita dengan sesama manusia sebagai makhluk-Nya. Semoga Ramadan kali ini bisa membuat kita bersatu kembali dalam kebaikan dan meninggalkan perbedaan demi ukhuwah islamiyah, ukhuwah wataniyah, dan ukhuwah basyariyah.
Momentum untuk Bersatu
Dalam konteks kekinian di Indonesia, persiapan puasa juga memiliki relevansi yang khusus. Di tengah situasi pasca-Pemilihan Presiden dan Pemilu 2024 yang masih menghadirkan ketegangan, marilah kita gunakan bulan Ramadan sebagai momentum untuk bersatu dan mengakhiri segala perpecahan. Pesan-pesan kedamaian, toleransi, dan pengampunan yang terkandung dalam ibadah puasa harus menjadi landasan bagi kita dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Kita harus mengambil contoh dari kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW dan para Khulafaur Rasyidin yang bijak dan sabar untuk menyelesaikan konflik dan membangun kebersamaan.
Ramadan di tengah ketegangan politik sekarang memang agak laen, karena suasananya tidak kondusif untuk menjalin silaturahmi. Akan tetapi, kita harus percaya bahwa di balik kesulitan untuk menciptakan rekonsiliasi bagi kelompok-kelompok yang bertikai sekarang, Allah menjanjikan keberkahan kepada mereka yang bisa membuka kembali tali silaturahmi yang terputus. Tidak ada keberkahan yang lebih besar daripada bersatu kembali sebagai satu bangsa dan satu keluarga, setelah perjalanan politik yang memecah belah kita.
Di dalam perbedaan pendapat dan perbedaan sikap yang muncul sepanjang perhelatan Pemilihan Presiden dan Pemilu 2024, kita telah mengalami momen yang menguji kesatuan dan kebersamaan kita sebagai bangsa. Amarah dan kebencian yang masih terpendam akan menjadi bara yang terus-menerus membakar semangat persatuan dan harmoni kehidupan sebagai bangsa yang ber-bineka tunggal ika.
Ketika Ramadan tiba, mari kita kembali ke akar kita yang sejati: semangat gotong royong, toleransi, dan persatuan. Peran para elite politik, calon presiden, calon anggota legislatif, serta pendukung dan pemilih sangat penting dalam membangun kembali jalinan persaudaraan yang terkoyak. Sebagai elite bangsa, sudah saatnya para kandidat menunjukkan kepemimpinan dan kemampuan untuk menyatukan perbedaan. Para elite politik harus menunjukkan kedewasaan dan mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan politik sempit.
Calon presiden memiliki kesempatan untuk menginspirasi dengan menyuarakan pesan persatuan dan kerukunan. Calon anggota legislatif perlu berkomitmen untuk mewakili suara rakyat secara adil dan merangkul semua golongan. Tak kalah penting adalah peran pendukung dan pemilih. Sebagai warga negara, kita memiliki kekuatan untuk bersatu kembali dengan semangat yang baru. Kita bisa segera move on di bulan Ramadan ini dengan memanfaatkan momentumnya untuk taubat, saling memaafkan, dan menata kembali harmoni yang terbelah.