Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pesona Selebriti dalam Politik Elektoral

29 Februari 2024   05:43 Diperbarui: 5 Maret 2024   15:50 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiprah selebriti-selebriti ini dalam merealisasikan visi kenegaraan mereka terlihat melalui partisipasi aktif mereka dalam berbagai pembahasan dan legislasi di DPR. Mereka tidak hanya menggunakan popularitas mereka untuk mendapatkan dukungan elektoral, tetapi juga secara konsisten memperjuangkan isu-isu yang dianggap penting bagi pembangunan negara dan kesejahteraan rakyat. Dengan cara ini, mereka membuktikan bahwa artis-artis yang terlibat dalam politik elektoral tidak hanya menjadi figur dekoratif, tetapi juga agen perubahan yang berkontribusi secara positif dalam proses politik dan pembangunan negara.

Di sisi lain, ada juga artis yang terlibat dalam politik semata-mata untuk memanfaatkan popularitas mereka sebagai modal politik untuk mendapatkan dukungan elektoral atau untuk memperkuat posisi politik tertentu. Keterlibatan mereka dalam politik bersifat oportunis, yakni hanya memanfaatkan kesempatan untuk memperluas pengaruh dan kekuatan mereka di luar dunia hiburan.

Pesohor yang memanfaatkan popularitasnya ini seringkali terlihat memiliki tipikal yang berbeda dalam menangani urusan kenegaraan. Mereka lebih fokus pada citra publik dan popularitas mereka sebagai alat untuk mendapatkan dukungan elektoral. Kiprah mereka dalam menangani urusan kenegaraan seringkali dipandu oleh kepentingan pribadi atau politik partai daripada oleh kepentingan rakyat secara keseluruhan. Mereka condong untuk mengambil keputusan yang mendukung agenda politik tertentu meskipun tidak sejalan dengan kebutuhan atau kepentingan masyarakat.

Oleh karena itu, kiprah pesohor yang hanya bermodalkan popularitas dalam menangani urusan kenegaraan seringkali mencerminkan kurangnya komitmen dan kompetensi sebagai negarawan yang mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi. Posisi sebagai anggota DPR cenderung dimanfaatkan untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu.

Lalu, mengapa masih ada rakyat yang memilih selebriti untuk menjadi anggota DPR hanya karena popularitasnya. Ada beberapa alasan yang bisa saya kemukakan di sini, yaitu:

Keterpaparan media dan pengaruh budaya pop. Eskposur media yang masif terhadap selebriti membuat figur mereka langsung dikenal masyarakat luas melalui dunia hiburan. Pengaruh budaya populer seperti ini seringkali membuat masyarakat cenderung untuk memberikan dukungan kepada artis tanpa mempertimbangkan secara mendalam tentang kompetensi atau visi politik mereka.

Selanjutnya karena kurangnya informasi dan pendidikan politik. Aspek ini terkait dengan minimnya akses bagi masyarakat Indonesia tentang isu-isu politik dan kenegaraan. Kurangnya pendidikan politik dan informasi yang memadai dapat membuat mereka lebih rentan terhadap pengaruh popularitas dan citra publik daripada substansi politik.

Aspek berikutnya adalah pemilihan berdasarkan emosi dan identifikasi. Hubungan emosional yang kuat antara pesohor dengan sejumlah pemilih menjadi dasar dalam mengidentifikasi diri dengan karakter atau karya mereka dalam dunia hiburan. Hal ini membuat mereka lebih cenderung untuk memberikan dukungan tanpa mempertimbangkan dengan seksama kualifikasi atau visi politik para artis.

Aspek terakhir yang tidak kalah seru adalah tidak ada caleg alternatif yang memadai. Dalam beberapa kasus, para pemilih mungkin merasa bahwa tidak ada kandidat yang lebih baik atau tidak ada pilihan alternatif yang memadai di antara kandidat yang tersedia. Hal ini bisa membuat mereka memilih artis hanya karena popularitas atau karena merasa bahwa mereka adalah pilihan terbaik dari yang ada.

Hal yang paling penting untuk diingat adalah tidak semua pemilih Indonesia memilih para artis hanya karena popularitas. Banyak pemilih yang juga mempertimbangkan kualifikasi, rekam jejak, dan visi politik calon anggota DPR sebelum memberikan suara mereka. untuk meningkatkan kesadaran politik dan kualitas pemilihan umum, pendidikan politik yang lebih baik dan akses yang lebih besar terhadap informasi politik sangat diperlukan. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa pemilih membuat keputusan yang lebih cerdas dan berdasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang dihadapi negara.

Depok, 28/2/2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun