Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kenangan Quick Count 2014: Ajang untuk Menjadi yang Tercepat dan Terakurat

27 Februari 2024   23:20 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:08 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korda dan korlap adalah bagian dari infrastruktur quick count Litbang Kompas yang mendukung pengumpulan data yang akurat (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Petugas TPS sedang mendaftar pemilih dari luar daerah (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Petugas TPS sedang mendaftar pemilih dari luar daerah (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Kebetulan TPS tempat saya memilih  letaknya tidak jauh dari tempat saya menginap sehingga waktu untuk mendaftar dan memilih bisa lebih efisien. Sisa waktunya bisa saya gunakan untuk melakukan perjalanan ke TPS tujuan. Perjalanan ke TPS kurang lebih sejam lamanya. Para pemilih di TPS ini tidak begitu banyak sehingga terlihat kurang begitu ramai. Banyak kursi di dalam TPS tidak terisi, sementara di luar TPS pun tidak kelihatan warga bergerombol. Saya cuma berpikiran, mungkin warga di sini sudah memilih pagi-pagi begitu TPS dibuka, atau karena jumlah pemilihnya memang sedikit.

 

TPS dengan nomor 01 ini letaknya persis di pinggir jalan poros Sulawesi yang sudah diaspal  mulus. TPS ini mengambil bagian teras rumah penduduk yang paling besar, sehingga selasarnya digunakan sebagai ruang tunggu dan bagian dalam rumah ini menjadi tempat duduk panitia, KPPS, dan bilik suara.

 

Informan lokal terlihat sudah berbaur dengan panitia dan warga yang ingin menyaksikan penghitungan suara. Kami bersalaman lalu saya memberi tahu kepada ketua KPPS tentang tujuan keberadaan kami di TPS tersebut. Semua panitia menerima kehadiran kami dan memberikan akses untuk mengamati semua proses pemungutan hingga penghitungan suara. Selama proses pemungutan suara berjalan, tidak ada kendala atau kejadian luar biasa yang menghambat proses pemilihan. Warganya adem ayem aja, panitianya pun terlihat lebih rileks dan santai. Beberapa petugas polisi dan hansip hanya duduk-duduk saja di kursi yang ada di ruang tunggu TPS.

Interviewer Litbang Kompas sedang berbincang dengan petugas Panwas di TPS (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Interviewer Litbang Kompas sedang berbincang dengan petugas Panwas di TPS (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Proses penghitungan suara berjalan normal saja. Tidak ada protes atau sanggahan dari saksi atau petugas yang lain. Penghitungan berjalan lancar sehingga semuanya selesai sebelum jam 3 sore. Interviewer langsung mencatat hasil suara pada Formulir C1 yang ditempel pada salah satu tembok di dalam ruang tamu itu. Setelah mencatat dan memastikan lagi kelengkapan dan kebenaran angka-angkanya, SMS pun dikirim dengan format yang sudah ditetapkan.

Tugas interviewer dalam quick count Pilpres 2014 di TPS ini pun selesai. Sesuai dengan prosedur quick count Litbang Kompas, setelah mengirimkan SMS hasil perolehan suara di TPS, interviewer tidak boleh langsung meninggalkan TPS saat itu juga. Mereka harus menunggu telepon dari tim pusat kontrol data untuk mengonfirmasi kembali validitas data dalam SMS tersebut.

Setelah beberapa saat menunggu, handphone Nokia interviewer berdering. Dari balik telepon terdengar suara seseorang yang memperkenalkan diri sebagai petugas konfirmator quick count Litbang Kompas. Terjadilah dialog di antara keduanya. Interviewer kemudian menyebutkan nama paslon Prabowo Subianto berikut perolehan suaranya, dan paslon Joko Widodo -- Jusuf Kalla dengan perolehan suaranya. Setelah itu handphone interviewer ditutup.

Hasil Penghitungan suara Pilpres dari Formulir C1 yang valid sebagai data quick count (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Hasil Penghitungan suara Pilpres dari Formulir C1 yang valid sebagai data quick count (Sumber: Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun