Sekarang interviewer tinggal menunggu proses verifikasi hasil penghitungan suara antara petugas KPPS, petugas TPS, dan saksi dari partai politik. Jika semua petugas ini setuju dan menyatakan menerima hasil penghitungan tersebut, mereka lalu menandatangani berita acara persetujuan yang ada di formulir C1. Artinya, penghitungan surat suara untuk anggota DPR selesai dan dinyatakan sah.
Hasil penghitungan suara inilah yang dicuplik oleh interviewer sebagai data hasil suara di TPS yang dikirimkan ke pusat kontrol data. Data perolehan suara yang dimasukkan sebagai data quick count adalah perolehan suara partai, yang merupakan gabungan antara suara caleg dan partai. Setelah mencuplik perolehan suara partai pada lembar C1 yang sudah ditandatangani, interviewer langsung mengirimkan data tersebut dengan kode akses yang berbeda lagi ke pusat kontrol data.
Tugas interviewer di TPS sudah tuntas setelah mengirimkan SMS perolehan suara ini. Interviewer tinggal menunggu telepon dari petugas konfirmator untuk memastikan kesesuaian data yang mereka terima dan yang dicatat interviewer. Konfirmator akan membacakan satu persatu nama partai politik dan suara yang diperoleh di TPS, kemudian interviewer diminta untuk membacakan ulang satu per satu nama partai politik berikut perolehan suaranya sesuai dengan yang tertulis di formulir C1. Setelah konfirmator memastikan semua kelengkapan informasi yang dibutuhkan telah terisi, konfirmator menyatakan tugas interviewer hari itu selesai, dan mengucapkan terima kasih kepada interviewer.
Rangkaian quick count untuk Pileg 2014 berakhir ketika semua data TPS sudah diterima di pusat kontrol data dan dikonfirmasi secara faktual tentang kebenaran dan kesesuaiannya dengan perolehan suara yang tertulis di formulir C1.
Tim dan infrastruktur yang sudah digunakan dalam Pileg akan digunakan lagi untuk quick count Pilpres pada 9 Juli 2014. Pekerjaan korwil pada pelaksanaan pilpres tinggal memastikan kesiapan tenaga lapangan dalam Pilpres dan menyesuaikan keperluan infrasrtruktur dan TPS yang berubah karena perubahan dalam penarikan sampel. Prinsip kerja quick count Pilpres 2014 sama persis dengan yang dilakukan dalam Pileg. Bahkan, prosedur, sistem dan mekanisme kerjanya pun tidak berubah sama sekali. Perubahan yang paling dimungkinkan bersifat teknis dan berkaitan dengan akses jaringan komunikasi ke TPS. Artinya, kalau TPS terpilih sulit dalam akses dan jaringan komunikasinya harus diganti.
Quick Count Pilpres 2014 dilakukan pada bulan puasa namun semangat kerja menjelajah titik TPS tidak membatalkan puasa kami. Untuk menjaga stamina tubuh selama puasa, kegiatan mencari titik TPS sudah tidak diforsir, karena titik-titik tersebut sudah didatangi sebelum bulan puasa.
Konsolidasi untuk quick count Pilpres hanya dilakukan dua kali, yaitu sebulan setelah Pileg dan satu minggu jelang Pipres. Konsolidasi pertama adalah untuk menjelajah titik TPS yang berpotensi menjadi kendala karena terjadinya perubahan dalam sampling, dan konsolidasi kedua adalah persiapan terakhir. Untuk persiapan terakhir ini prosedur dan mekanisme kerjanya sama seperti yang dilakukan menjelang quick count Pileg.
Semua pekerjaan pada tahap persiapan terakhir ini dilakukan pada bulan puasa. Saya ingat, ketika hari pertama mendarat di Bandara Halu Oleo Kendari waktunya sudah menjelang  sore. Suasana puasa di bandara sangat terasa dengan berkurangnya kehadiran pedagang makanan di sekitar bandara. Korlap langsung mengarahkan Saya ke salah satu hotel yang letaknya berseberangan dengan Teluk Kendari. Sepanjang perjalanan saya mengamati warga yang mulai mempersiapkan dagangan untuk berbuka puasa. Mayoritas mereka menyediakan makanan khas orang Sulawesi Selatan, yaitu pisang ijo.
Â
Satu jam sebelum Maghrib kami bergerak menuju Teluk Kendari. Di sana ternyata banyak sekali warga yang menjajakan aneka pisang ijo sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Makanan tersebut dihidangkan di atas meja atau gerobak. Warga yang hendak berbuka puasa di sana tinggal mengambil posisi di kursi plastik yang sudah disiapkan dengan posisi menghadap ke Teluk Kendari.