Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pesan Simbolik Pertemuan Capres dengan Sultan Hamengku Buwono X

1 Februari 2024   00:13 Diperbarui: 5 Maret 2024   16:50 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO

Pengaruh kekuatan alam semesta ini sangat bergantung kepada kemampuan individu atau kelompok-kelompok dalam masyarakat, terutama raja, dalam menyelaraskan kehidupan dan kegiatan mereka dengan jagat raya. Keselarasan antara jagat raya dapat dicapai dengan cara menyusun tatanan kehidupan bersama (baca: kerajaan) sebagai jagat raya dalam bentuk kecil.

Posisi keraton menjadi sangat kuat lantaran diyakini sebagai pusat magis kerajaan sekaligus tempat turunnya wahyu, selain berkedudukan sebagai pusat kebudayaan dan pusat kekuasaan.

Keyakinan ini mencerminkan konsepsi keraton sebagai negara kosmik yang erat hubungannya dengan konsep raja sebagai titisan atau keturunan dewa atau raja-dewa (ratu-binathara).

Konsep raja-dewa tidak menempatkan raja pada kedudukan yang sama dengan tuhan, melainkan sebatas khalifatullah, sebagai wakil tuhan di dunia. Penurunan kedudukan ini tidak mengubah kekuasaan raja terhadap rakyatnya.

Keraton dan raja merupakan satu kesatuan karena keraton merupakan tempat raja bertahta untuk mengatur jalannya pemerintahan dan menata kehidupan rakyat.

Kesatuan ini melahirkan pemahaman yang lebih kompleks tentang keraton terutama dikaitkan dengan lingkup kekuasaan raja dan perannya dalam mengembangkan aspek-aspek kehidupan rakyat. Keraton bisa dilihat sebagai wilayah yang melingkupi tempat raja bersemayam atau pekarangan raja, keraton sebagai pekarangan/wilayah -- raja bersemayam--- sampai dengan alun-alun, dan keraton sebagai kerajaan atau negara.

Sumber: Kontan.co.id
Sumber: Kontan.co.id

Dalam struktur kekuasaan Jawa, keraton merupakan sebuah entitas sosial sendiri yang menempati lingkaran paling dalam sebagai simbol pusat jagat raya di dunia. Sebagai entitas sosial, keraton merupakan masyarakat atau komunitas yang memiliki kebudayaan sendiri yang menjadi sumber  peradaban dalam menata rangkaian kehidupan budaya yang melekat di dalam kehidupan masyarakat.

Kota Solo dan Yogyakarta merupakan pewaris tahta Kerajaan Mataram (Islam) yang lahir pada abad ke-17. Keraton Mataram yang berdiri di Solo dan Yogya ini bukan merupakan sebuah kerajaan yang utuh seperti ketika ia lahir. Mataram sudah terbagi menjadi empat keraton, yaitu Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran di Solo, serta Keraton Yogyakarta dan Pura Paku Alam di Yogyakarta. Kurang lebih empat abad sudah keempat keraton ini bertahan di Solo dan Yogya hingga sekarang.

Dari keempat keraton tersebut hanya Keraton Yogyakarta yang eksistensinya paling menonjol dan memiliki pengaruh terhadap konfigurasi dan dinamika politik nasional. Apalagi dengan adanya Undang-undang Keistimewaan Yogyakarta, semua tradisi yang ada dalam kehidupan keraton sejak dulu dilindungi dan diakui oleh negara sebagai bagian dari kultur politik di Indonesia.

Kunjugan para capres ke Sultan HB X seolah ingin menegaskan eksistensi raja dan keraton dalam menjaga harmoni kekuasaan yang terus memanas menjelang Pemilihan Presiden 2024. Keraton menjadi tempat untuk mengembalikan watak kebangsaan kita sebagai entitas yang memelihara keragaman sosial yang sedang terancam akibat perbedaan afiliasi politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun