Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Debat Cawapres Tanpa Gibran, Emang Menarik?

21 Desember 2023   20:46 Diperbarui: 9 Januari 2024   16:29 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#Muhaimin Iskandar

            Orang lebih mengenalnya sebagai Cak Imin ketimbang nama aslinya sendiri: Abdul Muhaimin Iskandar. Dari sapaannya saja sudah bisa diketahui Ketua Umum PKB ini merupakan putra Jawa Timur keturunan para kiai Nahdhatul Ulama. Namanya sudah santer sebagai calon wakil presiden sejak Pemilu 2019 sehingga sosoknya sudah sangat populer di Indonesia. Bersama PKB yang dipimpinnya sejak tahun 2005 karier politik Cak Imin terus berkibar dan selalu mengantarkan dirinya sebagai pendukung setia pemerintah, baik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo.

            Cak Imin sudah akrab dengan aktivitas politik sejak masih menjadi mahasiswa. Naluri politiknya mulai diasah ketika menjadi Ketua Pesatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Yogya tahun 1991. Dari PMII ini pengalaman politik Cak Imin terus berkembang seiring dengan pengalamannya memimpin organisasi yang lebih besar. Nama Cak Imin mulai dikenal publik ketika dirinya aktif sebagai pengurus PKB lalu menjadi Wakil Ketua DPR tahun 1999.  Popularitas Muhaimin semakin berkibar ketika dirinya terpilih menjadi Ketua Dewan Tanfidz PKB dan Sekjen partai tersebut.

            Ketika Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai Presiden RI pada 2009, Muhaimin Iskandar dipercaya sang presiden untuk menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jabatan ini diemban hingga tahun 2014. Meskipun menjadi Ketua Umum dari partai pengusung Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan 2019, Cak Imin enggan menjadi menteri kabinet. Dirinya memilih untuk membesarkan PKB sembari mempromosikan dirinya untuk menjadi calon wakil presiden.

            Karier dan pengalaman politik yang dibangun sejak tahun 1999 akan menjadi modal utama Cak Imin maju menjadi calon orang nomor 2 di republik ini. Bersama pasangannya Anies Baswedan, Muhaimin kerap menyuarakan semangat perubahan sebagai tagline koalisinya, yaitu Perubahan Indonesia.

Sumber: TVRI News
Sumber: TVRI News

            Muhaimin bukanlah orator ulung yang bisa menghipnotis massa dengan rangkaian kata-katanya yang menawan. Sebagai orang Jawa Timur kita tentu sudah mengenal gaya komunikasi Cak Imin yang lugas dan tajam. Penampilannya pasti akan berbeda dengan pasangannya Anies Baswedan yang penampilannya mampu menawan mayoritas pemirsa debat pada 12 Desember lalu.

            Kemampuannya menjadi seorang pembelajar yang cepat akan menjadi senjata yang cukup mematikan bagi dua rivalnya di panggung debat nanti. Kompetensinya yang luar biasa sebagai anggota DPR selama ini sudah pasti membuat cawapres nomor urut 1 ini bisa menguasai materi debat, sekaligus menunjukkan kemampuan retorikanya. Meski berbeda gaya dalam orasi politik, Muhaimin Iskandar dan Anies Baswedan merupakan pasangan yang paling diunggulkan untuk memicu sentimen positif publik melalui momen debat terbuka ini. Apakah sentimen positif ini bisa terakumulasi menjadi modal elektoral yang bisa menaikkan elektabilitas mereka?

#Gibran Rakabuming Raka

            Gibran adalah sosok cawapres paling muda dalam kontes debat kali ini. Namun, dia juga yang menjadi figur yang paling kontroversial --terutama dari pendukung dan buzzer lawan politiknya -- dalam kontes ini. Untuk membalikkan kesan negatif yang selalu ditunjukkan oleh para pendukung lawannya, Gibran harus tampil sebaik mungkin dalam debat ini. Debat cawapres kali ini menjadi ajang bagi ayah Jan Ethes untuk memetik simpati publik sebesar-besarnya.

            Menjadi peserta debat cawapres tentu akan menjadi beban terberat pria kelahiran Solo tahun 1987 yang belum pernah tampil dalam ajang politik di tingkat nasional. Jabatan publik tertinggi yang diemban putra sulung Jokowi ini hanya Wali Kota Solo. Dari jabatan ini pula Gibran memperoleh pengalaman debat terbuka dengan lawannya dalam Pemilihan Wali Kota Solo pada 2020. Bagi pendukungnya, pengalaman debat ini sudah cukup untuk menjadi modal bagi Gibran tampil melawan 2 kampiun politik yang sosok dan sepak terjangnya sudah teruji secara nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun