Mohon tunggu...
Sultan Hasbi
Sultan Hasbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitik USU

Sultan Hasbi Ar-razak seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitik Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Love

Mengenal Gesture "Love Bombing" Dalam PDKT

30 Oktober 2022   20:37 Diperbarui: 30 Oktober 2022   20:40 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intinya, Love Bombing adalah bentuk manipulasi psikologis. Namun, adalah normal untuk merasakan ikatan yang kuat dengan Love Bomber atau untuk mengadvokasi tindakan mereka.Ketika menargetkan keinginan untuk mengendalikan seseorang, narsisis mencari rasa tidak aman yang mendalam dan mengeksploitasi mereka.

Misalnya, Anda mungkin merasa bahwa orang ini benar-benar memahami Anda atau melihat siapa Anda, Anda juga dapat melakukan validasi yang selalu Anda inginkan. Jika Anda menemukan bahwa seseorang yang Anda kencani adalah pengebom cinta (atau memanipulasi), lakukan apa pun untuk melarikan diri dari situasi yang kasar dan tetap aman di luar hubungan Anda perlu membangun sistem pendukung.

Bahkan jika itu baru permulaan dan perilaku ini tampaknya lebih merusak daripada bom cinta, saya mendorong Anda untuk berbicara dan mengungkapkan perasaan belas kasih Anda

Sesuatu yang sederhana seperti "hei, ini tampaknya bergerak cukup cepat dan kita perlu menetapkan beberapa batasan" adalah tempat yang baik untuk memulai. Adalah kepentingan terbaik Anda untuk berusaha berhenti berkomunikasi dengan aman dengan siapa pun (atau siapa pun dalam hidup Anda) yang Anda tahu mengendalikan atau memanipulasi Anda.Hampir pasti tidak dalam kemampuan Anda untuk mengubah perilaku Bom Cinta, dan bukan tugas Anda untuk melakukannya. Serahkan masalah ini kepada profesional yang tidak terlibat secara emosional.

Tindakan terbaik adalah sederhana. Jauhkan mereka, berhentilah mengikuti mereka, dan temukan dukungan yang Anda butuhkan untuk mendukung Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun