Mohon tunggu...
Sultan Firmansyah
Sultan Firmansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder PIO Project

Seorang mahasiswa bisnis yang memulai bisnis dengan mendirikan usaha di bidang Event Organizer

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19

18 April 2020   07:30 Diperbarui: 18 April 2020   07:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resesi ekonomi jadi hal yang paling dibicarakan selain corona, satu isu yang dianggap pemerintah lebih penting dari nyawa manusia. Memang sebagian orang merasa pain rakyat indonesia adalah ekonomi  yang masih tertinggal dari negara lain, disebutkan bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 9,22% dari 270 juta jiwa yang berarti ada 24,79 juta jiwa masyarakat miskin di Indonesia dan ditambah kenyataan bahwa sampai saat ini ada 2,8 juta pekerja yang dirumahkan atau mendapatkan PHK.

Hal ini diperparah dengan adanya data 97% angkatan kerja di Indonesia diserap (re: bekerja) di UMKM, yang kita tau saat ini, UMKM adalah yang paling terpuruk dengan  adanya pandemi Covid 19 ini. UMKM bisa dibilang sebagai tulang punggung PDB negara karena UMKM menyumbangkan 60% PDB Indonesia, dan jika dirupiahkan UMKM berkontribusi dengan nilai sebesar RP. 8.400 Triliun.

Banyak sekali industri terdampak pandemi ini, yang paling parah adalah sektor pariwisata dan industri kreatif. Industri yang banyak diperbincangkan dan paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun tidak bisa dibilang industri kreatif apabila mereka tidak mempunyai inovasi baru untuk menyelamatkan diri, bahkan industri kreatif ber ramai-ramai membuat event galang dana berbasis online via video call. Namun, sadarkah kalian ada ribuan orang yang tergusur meskipun event online bisa menjadi pengganti, mereka-meraka yang bekerja secara lapang, crew, soundman, engineer, dll. Belum lagi banyaknya pekerja-pekerja yang hanya bisa melakukan aktivitas di lapang bukan di rumah.  

Pemerintah saat ini, jelas penuh dengan kritik, karena tidak adanya arahan yang jelas dan banyaknya perbedaan pendapat dari masing-masing stakeholder. Banyak yang sudah bosan karena tidak bisa berinteraksi dengan sekitar, banyak yang harus kehilangan pekerjaan dan bingung mencukupi kebutuhan pokok, pelajar yang dibebani banyak tugas, dan lain sebagainya. Namun jelas, kita tidak boleh kalah.

Menarik ketika membicarakan soal banyaknya galang dana yang dilakukan, baik institusi, influencer maupun para aktivis di luar sana. Dan betul, bahwa indonesia adalah negara yang dermawan, namun pertanyaannya adalah, apakah hasil yang disalurkan tepat sasaran, atau malah tidak membantu sama sekali. Harusnya galang dana itu bisa berkolaborasi menjadi satu, dibuat satu pintu dan jelas diprioritaskan untuk apa. Bukan saling berlomba membuat galang dana yang pada akhirnya tidak tepat sasaran atau bisa dibilang kurang berdampak bagi percepatan penghentian pandemi ini.

Krisis ekonomi akan selalu datang, entah pemerintah melaksanakan lockdown sekarang ataupun nanti, yang membedakan adalah semakin lama, atau bisa semakin cepat diatasi. Pasti banyak perdebatan di luar sana soal ini, mungkin kita cukupkan saja perdebatan kebijakan yang harus diambil sembari berdoa pemerintah tepat dalam mengambil kebijakan.

Yang bisa kita lakukan adalah membahas apa yang harus kita persiapkan setelah pandemi ini, kita tidak bisa berdiam diri dan bergantung pada pemerintah. Banyak yang tidak melakukan pembahasan soal ini namun lebih memilih mengutuk keadaan yang sedang terjadi saat ini.

Persoalannya bukan bisnis apa yang akan berkembang atau bangkit setelah pandemi ini. Tapi yang jelas adalah bagaimana kita bisa saling membantu demi perekonomian indonesia bangkit lagi. Nah, apa yang bisa dilakukan indonesia dalam membangkitkan lagi perekonomian adalah dengan membeli produk lokal indonesia dan menahan rupiah tetap berputar di dalam negeri.

Begini sederhananya, perusahaan pasti memilih mendapatkan barang baku yang murah dan membayar SDM semurah mungkin untuk melakukan operasionalnya, mendapatkan bahan baku murah biasanya berasal dari luar negeri atau impor, dimana harga pasti bersaing jauh dengan produk lokal. Tetapi jika kita bisa membeli dengan harga yang lebih mahal namun hasil produksi lokal, maka uang akan berputar di dalam negeri, maka perekonomian bisa bertumbuh dan perlahan ekonomi Indonesia bisa kembali bangkit.

Saya sangat berharap agar Pemerintah bisa lebih memperhatikan usaha lokal (UMKM) dan memberikan kebijakan yang bisa menguntungkan UMKM di Indonesia yang memang sudah menjadi tulang punggung Indonesia. Semoga semua ini bisa berakhir dan kita bisa bersiap untuk menghadapi krisis  ekonomi yang ada di depan mata. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun