Mohon tunggu...
Sultan Fauzan
Sultan Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Love language kamu apa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Emosi dan Simbolisme: Kajian Semiotik Penggunaan Emoji dalam Komunikasi Digital

6 Desember 2023   15:07 Diperbarui: 7 Desember 2023   15:59 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia yang semakin terkoneksi ini, emoji telah menggantikan sebagian besar kata-kata dalam komunikasi digital. Di balik setiap senyuman, hati, atau ikon lainnya, terdapat kompleksitas semiotik yang dapat diungkapkan melalui lensa teori Roland Barthes. Banyak kata yang terlalu banyak rasanya jika diungkap melalui kata-kata dan banyak yang memilih menggunakan emoji sebagai perwakilan tanda. Dalam tulisan ini izinkan saya untuk mengupas bagaimana emoji menjadi tanda-tanda dalam komunikasi digital, menggali makna dan simbolisme yang tersembunyi di dalamnya dengan menggunakan konsep-konsep semiotik dari Barthes dan sejumlah referensi lainnya.

Teori Semiotik Roland Barthes

Roland Barthes, seorang teoretikus semiotik terkemuka, menekankan pentingnya menganalisis proses pembentukan makna melalui tanda-tanda. Dalam "Image, Music, Text," Barthes memperkenalkan konsep signifier dan signified yang menjadi dasar pemahaman semiotik. Dengan melihat emoji sebagai tanda-tanda, kita dapat membuka pintu untuk melihat bagaimana makna tersirat dan simbolisme terbentuk.

Misalnya, kita bisa mengambil emoji wajah senyum . Dalam pandangan semiotik Barthes, wajah senyum ini adalah signifier yang secara visual mewakili ekspresi kebahagiaan atau persetujuan (signified).

Struktur Semiotik Emoji

Melalui lensa semiotik Barthes, emoji bukan lagi sekadar gambar kecil yang menghiasi pesan. Setiap emoji menjadi tanda yang membawa beban makna dan emosi. Dengan mengidentifikasi signifier dan signified, kita dapat merinci struktur semiotik di balik setiap ikon kecil, memahami cara mereka bekerja bersama-sama untuk menyampaikan pesan dalam konteks komunikasi digital.


Emoji sebagai Bahasa Simbolik

Dalam "Language and the Internet," David Crystal menyoroti peran emoji sebagai bahasa simbolik yang mengisi celah dalam komunikasi digital. Barthes akan setuju bahwa emoji bukan hanya sekadar tambahan dekoratif, melainkan bagian integral dari bahasa simbolik yang memungkinkan kita menyampaikan perasaan, intensitas, dan nuansa dalam bentuk yang lebih visual.

Sebuah kalimat tanpa emoji mungkin terasa datar. Namun, dengan menambahkan emoji bunga , kita tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menambahkan nuansa kebahagiaan atau rasa terima kasih secara visual.

Pengaruh Budaya terhadap Pemaknaan Emoji

Referensi dari Chandler membawa kita pada konsep bahwa tanda-tanda tidak berdiri sendiri; mereka selalu dipengaruhi oleh budaya. Dalam konteks emoji, budaya pengguna memainkan peran penting dalam membentuk interpretasi dan pemaknaan. Oleh karena itu, emoji bukanlah bahasa universal, tetapi simbol-simbol yang memiliki nuansa dan konvensi yang berbeda di berbagai kelompok budaya.

Emoji (mi ramen) mungkin memiliki makna dan nilai budaya yang berbeda di Jepang dibandingkan di Amerika. Di sini, budaya memainkan peran penting dalam memberikan interpretasi yang beragam terhadap emoji

Dinamika Perubahan dan Evolusi

Michael Danesi, dalam "Messages, Signs, and Meanings," mengajak kita merenung pada bagaimana tanda-tanda digital seperti emoji dapat mengalami evolusi dan perubahan makna seiring waktu. Dengan mengikuti perubahan tren digital, kita dapat melihat bagaimana makna emoji tidak tetap, melainkan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan komunikasi dan pergeseran budaya.

Contoh: Seiring waktu, emoji (api) mungkin awalnya digunakan untuk menyatakan kehebohan atau kegembiraan, tetapi seiring dengan perubahan tren dan penggunaan yang berlebihan, makna emoji ini dapat berkembang menjadi lebih kompleks atau bahkan berubah sepenuhnya.


Implikasi Terhadap Komunikasi Digital

Dengan merangkai konsep-konsep semiotik ini, kita dapat menyelidiki implikasi penggunaan emoji terhadap komunikasi digital. Apakah emoji benar-benar memperkaya pemahaman atau malah menciptakan kebingungan? Bagaimana dinamika semiotik ini memengaruhi cara kita berkomunikasi, terutama dalam ranah profesional dan pribadi?

Penggunaan emoji tertentu dalam konteks profesional, seperti bisnis atau email resmi, mungkin dianggap kurang formal atau tidak sesuai. Sebaliknya, dalam percakapan informal, emoji dapat menambah dimensi emosional yang dibutuhkan untuk memperjelas pesan.

Referensi


1. Barthes, R. (1977). "Image, Music, Text." New York: Hill and Wang.
2. Chandler, D. (2007). "Semiotics: The Basics." Routledge.
3. Crystal, D. (2001). "Language and the Internet." Cambridge University Press.
4. Danesi, M. (2004). "Messages, Signs, and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory." Canadian Scholars' Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun