Mohon tunggu...
Sultan Dhef
Sultan Dhef Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Masa Depan Manusia Dalam Genggaman AI

8 Januari 2024   21:16 Diperbarui: 10 Januari 2024   16:28 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 20 Agustus 2023 , Elon Musk mengumumkan rencananya untuk memproduksi Teslabot, sebuah robot dengan bentuk menyerupai manusia. Bisakah AI benar-benar menggantikan segala pekerjaan manusia? Apakah kita, sebagai manusia, termasuk dalam kategori Useless Class, yakni mereka yang dalam 20-30 tahun ke depan tidak lagi memiliki nilai dan tidak dapat bekerja karena semua telah digantikan oleh robot dan kecerdasan buatan (AI)?

Hype terbesar pada bulan Februari 2023 adalah seputar ChatGPT OpenAI. Chatbot yang didukung AI berhasil lulus Ujian Lisensi Medis Amerika Serikat (USMLE), dan popularitasnya melonjak hingga 100 juta pengguna unik. Menyikapi fenomena ChatGPT, Google memperkenalkan Bard AI sebagai tambahan baru dalam lanskap percakapan AI. Microsoft juga meluncurkan Mesin Pencari Bing baru yang terintegrasi dengan ChatGPT.

Riwayat dari Kompas.com melaporkan bahwa Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa dunia kini memasuki era pertempuran kecerdasan buatan. Berbagai negara, termasuk Indonesia, tengah bersaing untuk menguasai teknologi AI. 

Banyak pihak kini mulai merasa khawatir, bahkan pemerintah tengah bersaing untuk mengatasi cara menguasai dan mengatur kecerdasan buatan.  Studi oleh McKinsey Global Institute pada tahun 2018 memperkirakan bahwa AI dapat menggantikan hingga 800 juta pekerjaan di seluruh dunia pada tahun 2030. Namun, studi ini juga memperkirakan bahwa AI dapat menciptakan hingga 970 juta pekerjaan baru di periode yang sama.

Pekerjaan sederhana seperti kasir, operator telepon, dan pegawai bank juga dapat digantikan oleh AI. Jika semuanya sudah tergantikan, apa peran manusia? Apakah manusia akan menjadi Useless Class atau tidak?

Useless Class adalah istilah yang dipopulerkan oleh Yuval Noah Harari, seorang sejarawan terkenal di abad ini, merujuk pada kelas sosial yang tidak memiliki nilai atau fungsi dalam masyarakat. Harari menyatakan bahwa hal ini terjadi karena teknologi yang semakin canggih.

Mungkin sebelumnya kita berpikir bahwa hanya pekerja kasar yang akan digantikan oleh AI, namun kini pekerjaan kantor yang memerlukan pemikiran analitis juga dapat tergantikan oleh AI. Orang dengan keterampilan medioker mereka berisiko terdisrupsi dan kehilangan kesempatan untuk bekerja lagi di era penuh dengan teknologi AI.

Siapa yang masuk ke dalam kategori Useless Class?

1. Orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan teknologi.

2. Sulit belajar keterampilan baru.

Yuval Noah menulis dalam bukunya "Sapiens" bahwa orang dengan kemampuan berpikir kritis yang biasa saja dapat masuk ke dalam Useless Class. Bagaimana agar tidak menjadi bagian dari Useless Class? Teruslah belajar hal baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun