Mohon tunggu...
Sultan Alam Gilang Kusuma
Sultan Alam Gilang Kusuma Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Researcher

Saya sultan ; bukan raja dan tidak mewakili siapapun selain diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Logika Tarkul Ma'ashi dan Rudal 'Nyasar' Polandia

19 Mei 2023   10:14 Diperbarui: 19 Mei 2023   10:17 6859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Beberapa waktu lalu, sebuah kabar menggemparkan dunia ketika sebuah Rudal Rusia dikabarkan "nyasar" lalu meledak di Polandia sehingga menyebabkan dua orang warga negara tersebut meninggal dunia. Hal ini membuat pimpinan negara G7 dan NATO yang sedang berada di Bali untuk gelaran G20 mengadakan rapat mendadak untuk membahas hal tersebut.

Beberapa pihak menyatakan peristiwa ini berpotensi memicu "Perang Dunia" sebab Rusia telah mengambil langkah berani untuk menyerang secara langsung negara afiliator NATO meski ber-alibi tidak melakukannya.

Pernyataan serupa saya dengar dari seorang teman yang sedang berdiskusi hangat mengenai topik ini, bahkan dalam opininya sudah jauh menilik perang dunia bila hal tersebut terjadi mulai dari siapa pemenang dan lain sebagiannya.

Dalam case pernyataan tersebut, ada hal-hal yang justru luput dari forecast yang dilakukan oleh beberapa pengamat, pakar, atau sekedar simpatisan yang justru berubah menjadi "Ahli Sihir" sebab dengan mudah memprediksi sesuatu secara pasti lalu menegasikan banyak hal lainnya. Termasuk dalam case Rudal nyasar ini.

Reuters/UGC
Reuters/UGC

Penting untuk diingat bahwa forecast bisa tidak presisi bila data yang dianalisis terlalu dini dan sifatnya "subhat" alias samar-samar. Apalagi terkadang yang dilakukan adalah memprediksi secara umum sesuatu tanpa memperhatikan detail variable-variable penting sebelum itu.

Lantas bagaimana membaca fenomena ini?

  • Pertama, penting untuk diingat bahwa konflik yang terjadi akhir-akhir ini antara Barat dan Rusia, menurut saya masih seputar politik iklim.
  • Kedua, saya tidak menegasikan bahwa Perang Dunia tidak akan terjadi. Namun, yang harus dibaca adalah reflektifitas tiap-tiap jaringanyang terlibat dalam case ini.
  • Ketiga, misalnya beberapa content setelah kejadian tersebut menunjukkan bahwa semua pihak sedang menahan diri untuk tidak menaikkan ekskalasi ke taraf yang ekstrem. Cina minta semua pihak kalem, Biden menyatakan bisa jadi ini bukan dari Rusia, dan terakhir Polandia menyebut ini "unfortunate accident" not "international accident".
  • Keempat, Rusia juga secara resmi menolak menyatakan rudal itu dari negaranya. Dan bila kita nalar akan sangat bodoh sekali Putin jika menyulut perang ditengah militernya yang sedang babak belur. Lalu apakah ini Rudal Ukraina ? ini lebih gila lagi, sebab tugas Zellensky adalah "melokalisir" perang ini.
  • Kelima, lantas siapa ? sampai saat ini saya percaya bahwa ini adalah reflektifitas jaringan Rusia yang tidak puas dengan kerja-kerja Putin, mereka inilah yang terus mendorong content Nuklir beberapa waktu lalu sebab menilai Putin terlalu pengecut untuk berperang habis-habisan.
  • Keenam, apakah ini akan "stuck" disini ? tentu tidak, dalam banyak tulisan, saya sudah sering memberikan notice tentang "reflektifitas. Nah dalam case ini, Rusia mengambil langkah untuk bekerjasama dengan NATO dalam memberangus jaringan yang ingin perang dunia ini. Meskipun langkah ini justru akan membuat Zellensky pusing tujuh keliling, tapi tentu dia juga akan reflektif.
  • Ketujuh, Putin, Nato, Biden, Zellensky dan lainnya tentu mereka ini tidak segila itu untuk mengambil langkah yang dikotomis terhadap purpose masing-masing. Maka melalui variable ini, kecil kemungkinan perang dunia akan terjadi. But, ini bukan menegasikan, justru yang harus kita lihat berikutnya adalah "apa reflektifitas jaringan Rusia anti Putin" setelah ini.

***

Dua contoh diatas adalah realitas yang bisa dibaca menggunakan fitur-fitur Paradigma Jaringan Sosial sebagai "point of view", dimana paradigma ini memberikan kita petunjuk yang lebih adil dan presisi dalam membaca realitas yang terjadi disekitar kita.

Misalnya seperti dua contoh itu, bahwa tidak boleh sekalipun kita menegasikan setiap realitas dan diksi-diksi yang muncul serta membatasi nalar kita pada sesuatu yang sudah lebih dulu dikonstruksi sebagai hal yang "empiris" dan teruji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun