Mohon tunggu...
Heru Tri Windarto
Heru Tri Windarto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya hanyalah orang kecil yang ingin kembali pada Sang Khaliq dengan Syahid.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

President Juru Masak untuk Pesta Tetangga...

15 November 2014   01:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:48 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah bagaimana cara anda melihat dan mengartikan gambar ini.... http://news.detik.com/read/2014/11/14/151744/2748617/1148/ada-jokowi-pakai-celemek-di-tabloid-australia-obama-bertelanjang-dada

Tetapi saya Marah President saya diejek dengan cara seperti ini... Yang Lain berpesta... President saya yang belanja dari dapurnya sendiri (mengeruk hasil buminya sendiri), memasak (Mengolah) dan mengantarkan makanan (hasil bumi) sampai ke mulut mereka... Sungguh sebuah pelecehan....

Kita membeli mahal Tomat di kebun kita sendiri hanya karena orang lain menyuruh kita mengambilnya, menge-pack-nya kemudian dia mengantarkanya kerumah kita dengan ditambahin tulisan Made In Tetangga… Kita membeli bawang kita sendiri lebih mahal setelah bawang itu diberikan nama sesuai Bahasa tetangga kita.. kita membeli baju lebih mahal dari setiap kain yang dijahit di rumah tetangga… Kita adalah bangsa bermental hanya sebagai juru masak, yang berbelanja dari kebunya sendiri dan mengantarkan makanan olahan kita yang lezat dimasak sesuai lidah tetangga kita…

Sebagian anda mungkin akan menilai saya berlebihan mengartikan gambar... tapi jika dihubungkan dengan kondisi ekonomi bangsa...maka anda mungkin akan tersadar... Sudah sejak Jaman Sukarno (Pada masa akhir2 pemerintahan)negara kita seperti ini..ada harapan rantai ini akan terputus pada masa2 terakhir Pak Harto Memimpin, Pak Habibi memimpin, Gus Dur memimpin...tetapi hal seperti ini berulang pada masa Mega, SBY sampai dengan sekarang....

Saya Marah melihat President saya digambarkan seperti ini....adalah wajib bagi saya untuk membela President negara saya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun