Aktiva tetap meliputi gedung, mesin, atau kendaraan yang digunakan dalam operasi perusahaan. Permasalahan yang sering muncul adalah penurunan nilai aktiva tetap akibat usia pakai atau kerusakan.
Langkah yang Harus Dilakukan:
*Pemeliharaan dan Perbaikan: Perusahaan harus memastikan ada jadwal pemeliharaan rutin untuk mesin atau peralatan lainnya agar tetap berfungsi dengan baik dan mencegah kerusakan besar.
Contoh: Perusahaan pabrik yang mengalami kerusakan mesin melakukan pemeliharaan secara berkala dan mengganti mesin yang sudah usang dengan mesin baru yang lebih efisien.
*Penyusutan yang Tepat: Jika nilai aktiva tetap sudah menurun drastis, perusahaan harus mengakui penurunan nilai tersebut melalui penyusutan yang sesuai dengan ketentuan akuntansi.
Contoh: Perusahaan manufaktur menghitung kembali nilai buku dari mesin-mesin mereka yang sudah tua dan memperbarui proyeksi penyusutannya.
4. Aktiva Tetap Tak Berwujud
Aktiva tetap tak berwujud, seperti hak paten, merek dagang, atau goodwill, bisa mengalami penurunan nilai (impairment) apabila nilai pasar atau fungsinya berkurang.
Langkah yang Harus Dilakukan:
*Penilaian Ulang Nilai Wajar: Perusahaan harus melakukan penilaian ulang terhadap nilai wajar dari aktiva tak berwujud dan menentukan apakah perlu dilakukan penghapusan nilai (write-off) atau penyusutan lebih lanjut.
Contoh: Perusahaan perangkat lunak mengevaluasi apakah nilai hak paten mereka masih relevan setelah produk mereka ketinggalan zaman dan memutuskan untuk menurunkan nilai hak paten tersebut.
*Mengidentifikasi Pengaruh Pasar: Perusahaan perlu memonitor perubahan pasar atau regulasi yang dapat mempengaruhi nilai aktiva tak berwujud mereka dan meresponsnya dengan strategi yang tepat.
Contoh: Perusahaan yang memiliki merek dagang terkenal melakukan analisis risiko terhadap perubahan regulasi yang dapat mempengaruhi nilai merek tersebut di pasar global.
Mengapa Aktiva Selalu Diawali dengan Kas?
Kas selalu ditempatkan di awal bagian aktiva dalam laporan keuangan, terutama pada neraca, karena kas merupakan sumber daya yang paling likuid dan paling penting bagi kelangsungan operasional perusahaan. Kas memberikan fleksibilitas tertinggi karena langsung dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban atau melakukan investasi tanpa memerlukan konversi lebih lanjut.
Penjelasan:
1.Sumber Likuiditas Utama
Kas adalah aset yang paling mudah dan cepat digunakan. Tidak seperti aset lainnya, seperti piutang atau persediaan, kas dapat langsung digunakan untuk membayar utang, membeli barang, atau membayar biaya operasional tanpa prosedur tambahan.
Contoh: Jika perusahaan membutuhkan uang untuk membayar gaji karyawan, mereka akan menggunakan kas yang tersedia tanpa perlu menjual aset lainnya terlebih dahulu.
2.Prioritas dalam Pembayaran Kewajiban
Kas juga berfungsi untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang sifatnya mendesak, seperti membayar utang jangka pendek atau biaya lainnya. Oleh karena itu, dalam laporan keuangan, kas ditempatkan di urutan pertama karena menunjukkan ketersediaan dana untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Contoh: Dalam situasi darurat, seperti krisis ekonomi atau penurunan pendapatan, perusahaan akan menggunakan kas yang dimiliki untuk menjaga kelangsungan operasional dan membayar kewajiban yang mendesak.
3.Dasar untuk Mengukur Likuiditas
Posisi kas dalam neraca menunjukkan seberapa likuid perusahaan. Semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan, semakin mudah mereka memenuhi kebutuhan finansial jangka pendek. Kas yang cukup mengurangi risiko kebangkrutan karena perusahaan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan kas yang mendesak.
Contoh: Perusahaan teknologi yang memiliki banyak kas bisa dengan cepat melakukan akuisisi atau investasi baru tanpa harus mencari pendanaan eksternal yang mungkin memerlukan waktu.
4.Urutan Laporan Keuangan yang Konvensional
Dalam akuntansi, laporan neraca disusun dengan urutan aset yang paling likuid hingga yang paling tidak likuid. Oleh karena itu, kas selalu ditempatkan di bagian teratas dari aktiva lancar, diikuti dengan piutang dan persediaan.
Contoh: Dalam neraca perusahaan, urutan aktiva lancar biasanya adalah kas, piutang, persediaan, dan aset lancar lainnya yang lebih sulit untuk segera dikonversi menjadi uang tunai.
Semakin Harta pada Aktiva Semakin Baik, Mengapa?
Pada dasarnya, semakin besar jumlah harta atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, semakin baik kondisinya dari sisi keuangan. Namun, ini tentu tergantung pada jenis aktiva dan cara perusahaan mengelolanya. Aktiva yang lebih banyak dapat berarti lebih banyak sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, tetapi hal ini juga harus diimbangi dengan manajemen yang baik.