Harta Nabi Muhammad Saw yang paling mewah hanyalah sepasang alas kaki berwarna kuning yang merupakan hadiah dari Nigus dari Abbisinia. Beliau tinggal di pondok kecil beratapkan jerami yang tingginya dapat dijangkau oleh seorang remaja. Sekat-sekat kamarnya terbuat dari batang pohon yang dilekatkan dengan lumpur bercampur kapur. Beliau sendiri yang menyalakan api, mengepel lantai, memerah susu, dan menjahit alas kakinya yang putus. Santapannya yang paling mewah dan jarang dinikmatinya adalah madu, susu, dan lengan kambing (M. Quraish Shihab: 1994). Begitulah kesederhanaan hidup Nabi Muhammad Saw.
Oleh karena itu marilah kita jadikan Puasa Ramadhan sebagai momentum melatih sikap kesederhanaan. Puasa Ramadhan merupakan sarana menyadarkan bagi orang-orang yang beriman bahwa harta, benda, kedudukan, dan memperoleh kesempatan memperoleh kanikmatan dunia, semuanya adalah amanat Allah swt. Manusia jangan sampai lalai oleh kelezatan dan kemewahan dunia, meskipun diantara manusia ada yang mampu bahkan berkelebihan dalam mendapatkannya.
Selama menjalankan ibadah puasa, yaitu dengan menahan rasa lapar dan segala hal yang dapat membatalkan puasa, maka otomatis seseorang akan terlatih untuk bersyukur kepada Allah. Bahwa kemewahan hidup, seperti apapun, tidak akan pernah membuat seseorang merasa puas selama tidak memiliki jiwa syukur, rasa syukur kepada Allah Swt dapat diwujudkan dengan menjalankan pola hidup yang sederhana.
Ramadhan memang diakui mampu merubah perilaku dan kebiasaan manusia. Setiap individu muslim tentunya ingin agar Ramadahan tidak hanya sekedar ritual tahunan belaka tanpa makna dan tanpa perobahan. Bulan Ramadan adalah bulan pendidikan, salah satunya adalah mendidik / melatih individu muslim untuk membiasakan hidup sederhana. Ramadhan adalah bulan mendidik pikiran, hati, dan perilaku manusia. Melalui Ramadan, sikap dan perilaku positif manusia dibiasakan sehingga menetap secara permanen setelah Ramadan. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan para pembaca.
Penulis : Sulpandri, S.Sos.I* (Guru MAS Muhammadiyah Tamiang Ujung Gading Pasaman Barat – Sumbar)
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H