Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di desa, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (SKM) Universitas Negeri Semarang melaksanakan program PKL (Praktik Kerja Lapangan) SKM Penggerak Tahun 2024 di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Program ini telah melewati 11 siklus pemecahan masalah yang sistematis, dengan penekanan khusus pada tahap advokasi terhadap stakeholder desa seperti perangkat desa, kader PKK, dan tokoh masyarakat. Strategi advokasi yang diimplementasikan menggunakan media Policy Brief, yang dirancang khusus untuk memberikan rekomendasi kebijakan pengelolaan sampah yang tidak hanya aplikatif dan berkelanjutan, tetapi juga sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat desa setempat.
Policy Brief berjudul "Optimalisasi Pengelolaan Sampah Organik Berbasis Pemberdayaan Kader PKK di Desa Jembungan Kecamatan Banyudono" menyajikan kajian komprehensif mengenai problematika pengelolaan sampah di Kabupaten Boyolali, khususnya di wilayah pedesaan. Dokumen ini tidak sekadar mengurai permasalahan yang ada, tetapi juga menghadirkan inovasi berupa program pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan ecoenzyme, sebuah cairan serbaguna yang memiliki berbagai manfaat praktis bagi rumah tangga dan pertanian. Melalui pemberdayaan kader PKK sebagai agen perubahan, pendekatan ini didesain untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat desa melalui produksi dan pemanfaatan ecoenzyme.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI