Mohon tunggu...
Sullindya Deswi Atiza
Sullindya Deswi Atiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Saya Sullindya Deswi Atiza, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat peminatan Kesehatan Lingkungan di Universitas Negeri Semarang. Ketertarikan saya terhadap isu-isu kesehatan lingkungan mendorong saya untuk terus mengeksplorasi berbagai solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Di sela-sela kesibukan akademik, saya gemar mendengarkan musik sebagai cara untuk menyegarkan pikiran dan meningkatkan produktivitas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Policy Brief sebagai Media Advokasi: Optimalisasi Pengelolaan Sampah Organik di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali

4 November 2024   15:24 Diperbarui: 4 November 2024   15:27 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Intervensi bersama dengan Kader RW 3 Desa Jembungan

Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di desa, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat (SKM) Universitas Negeri Semarang melaksanakan program PKL (Praktik Kerja Lapangan) SKM Penggerak Tahun 2024 di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Program ini telah melewati 11 siklus pemecahan masalah yang sistematis, dengan penekanan khusus pada tahap advokasi terhadap stakeholder desa seperti perangkat desa, kader PKK, dan tokoh masyarakat. Strategi advokasi yang diimplementasikan menggunakan media Policy Brief, yang dirancang khusus untuk memberikan rekomendasi kebijakan pengelolaan sampah yang tidak hanya aplikatif dan berkelanjutan, tetapi juga sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan masyarakat desa setempat.
Policy Brief berjudul "Optimalisasi Pengelolaan Sampah Organik Berbasis Pemberdayaan Kader PKK di Desa Jembungan Kecamatan Banyudono" menyajikan kajian komprehensif mengenai problematika pengelolaan sampah di Kabupaten Boyolali, khususnya di wilayah pedesaan. Dokumen ini tidak sekadar mengurai permasalahan yang ada, tetapi juga menghadirkan inovasi berupa program pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan ecoenzyme, sebuah cairan serbaguna yang memiliki berbagai manfaat praktis bagi rumah tangga dan pertanian. Melalui pemberdayaan kader PKK sebagai agen perubahan, pendekatan ini didesain untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat desa melalui produksi dan pemanfaatan ecoenzyme.

Policy Brief untuk Desa
Policy Brief untuk Desa
Rekomendasi yang disampaikan dalam Policy Brief ini diharapkan dapat mendorong Desa Jembungan untuk mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah organik yang lebih terstruktur dan berkelanjutan melalui pemberdayaan kader PKK. Kebijakan yang diusulkan mencakup berbagai aspek mulai dari penguatan kapasitas kader PKK dalam produksi ecoenzyme, pengembangan sistem pengelolaan sampah organik rumah tangga, hingga strategi pemasaran produk ecoenzyme untuk meningkatkan nilai ekonomi program. Melalui pendekatan yang komprehensif ini, program pengelolaan sampah organik di Desa Jembungan diharapkan dapat menjadi inspirasi dan model percontohan bagi desa-desa lain di Kabupaten Boyolali dalam mengembangkan program pengelolaan sampah yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun