Mohon tunggu...
Sulkhan Zuhdi
Sulkhan Zuhdi Mohon Tunggu... Lainnya - Pebelajar Filsafat

Founder Komunitas MADANI | www.madani.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rebutan Menafsir Pancasila

5 Agustus 2020   12:49 Diperbarui: 5 Agustus 2020   12:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh karena itu dibutuhkan analisis yang tajam dan dipandu intuisi mendalam. Indonesia adalah bangsa yang beragam. Pluralitas adalah keniscayaan hidup di Indonesia. Ia dihuni ribuan suku yang tersebar di ribuan pulau. Maka pertama-tama dibutuhkan nilai-nilai yang mempersatukan seluruh anak negeri bangsa ini.

Sila Kemanusiaan dan Persatuan menunjukkan Pancasila memiliki dimensi kosmopolit sekaligus nasionalistik. Tamansari internasionalisme hidup dalam buminya nasionalisme. Pun, sebaliknya.

Indonesia dilahirkan dalam masyarakat yang amat plural. Pengusung kemerdekaan dan penghuninya berasal dari beragam kalangan. Perbedaan menjadi kenyataan sejak semula. Sehingga, dasar negasa haruslah sesuatu hal yang dapat diterima beragam kalangan.

Pancasila boleh dikatakan adalah wujud kompromi dari berbagai paham yang sanggup menyatukan Pancasila. Baik blok sekuler maupun Islam, atau kelompok liberalis maupun kelompok sosialis.

Selain itu, Pancasila berakar pada Sila Permusyawatan. Nilai-nilai demokratis harus dijunjung tinggi-tinggi. Tidak ada mayoritas mengungguli minoritas, atau sistem feodalis dan oligarkis.

Tujuan demokratisasi ini tak lain dan tak bukan adalah terwujudnya Sila Keadilan. Sistem demokratis tentu tak ada artinya tanpa adanya kesejahteraan yang merata. Kepemimpinan boleh datang silih berganti, namun tujuannya sama yaitu mensejahterakan masyarakat.

Keempat Sila ini diikat oleh suatu dasar spirualitas yaitu Sila Ketuhan. Dimana Ketuhanan disini tidak bermakna sempit, namun sikap bertuhan yang dewasa dan berbudaya.

Tafsir Pancasila ini akan selalu diperebutkan. Setiap orang memang bebas menafsir Pancasila karena ia adalah ideologi terbuka. Namun semangat Pancasila sebagai sebuah dasar bernegara yang menyatukan sekaligus membawa Indonesia kepada 'jembatan emas', meminjam bahasa Soekarno, menuju masa depan yang gilang-gemilang musti tidak boleh dilupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun