Mohon tunggu...
sulistyorini rini
sulistyorini rini Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjadikan sisa hidup untuk berbagi dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aku Pilih Caleg Perempuan Untuk Perubahan

5 April 2014   18:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:02 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Politik adalah suatu keniscayaan bagi seorang muslim. Ketika kita menyerahkan Pemerintahan kepada orang-orang yang tidak kuat untuk mensejahterakan rakyat, memperjuangkan keadilan, maka demikianlah kondisi negeri ini. Kita berharap kekayaan Indonesia yang begitu besar dapat dikelola dengan baik, didistribusikan secara merata. Negeri ini kaya raya, tapi salah urus, sehingga kesejahteraan antara si kaya dan si miskin sangat tinggi.” (Yoyoh Yusroh)

“Memisahkan perempuan dari politik sama dengan memisahkan masyarakat dari lingkungannya.” (Yoyoh Yusroh, mantan anggota legislatif Perempuan)



Pesta demokrasi tinggal beberapa hari lagi. Tahapan-tahapan menuju pesta yang sesungguhnya, sudah berjalan dan dipersiapkan dengan baik oleh KPU. Masyarakat umum sebagai bagian yang terlibat dalam pesta akbar lima tahunan ini juga diharapkan peran aktifnya untuk datang dan memberikan suaranya pada tanggal 9 April 2014 mendatang.



Sebagai Blogger dan warga negara yang cinta Indonesia, aku pun akan berperan aktif dalam Pemilu 2014 ini. Aku akan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan memberikan hak suara dengan mencoblos gambar caleg pilihanku. Jauh-jauh hari sudah kutetapkan kepada siapa suara hati ini kuamanahkan. Pilihan itu jatuh pada calon legislatif perempuan. Kenapa kok perempuan, bukan laki-laki yang mendominasi perhelatan pesta setiap waktunya? Alasannya sebagai berikut :


  • Alasan pertama, keterwakilan perempuan dalam parlemen sebagaimana diamanatkan Undang-undang Pemilu no 12 tahun 2003 pasal 65 ayat 1: Setiap Partai Politik Peserta Pemilu dapat mengajukan calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap Daerah Pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%. Pada kenyataannya hanya sebesar 18 % keterwakilan itu diwujudkan pada pemilu 2009. Dari 563 anggota DPR RI, perempuan yang menasbihkan dirinya duduk di gedung dewan hanya 108 orang. Masih jauh dari angka yang diharapkan.Affirmative action atau kuota 30% saat ini baru tercapai dalam pengisian daftar calon legislatif, hampir semua partai politik sudah mengakomodasi ketentuan ini. Para calon legislatif perempuan yang ditempatkan di nomor jadi (1 sampai 3) juga banyak yang dipatuhi partai politik. Tetapi untuk keterpilihan para calon legislatif perempuan yang duduk di parlemen belum tercapai. Untuk itu mereka butuh peran aktif kita sebagai pemilih. Kitalah yang mampu mewujudkan kuota 30% itu bukan hanya sebagai harapan kosong, tapi benar-benar diwujudkan dalam angka, minimal 169 orang. Pada pemilu kali ini jumlah pemilih perempuan lebih dari 51%. Angka ini harus benar-benar dimaksimalkan untuk meraih sebanyak-banyaknya kursi perempuan dalam parlemen. Meski tidak semudah membalik telapak tangan.

  • 1396850796873241059
    1396850796873241059

Komposisi Gender Parpol Pada Pemilu 2014


  • Alasan kedua, banyaknya Perempuan yang duduk dalam parlemen akan memberi warna positif dalam pengambilan kebijakan, yang mengarah pada kondisi lebih kondusif pada kepentingan perempuan. Perempuan bukan hanya dianggap sebagai pelengkap saja. Masalah yang dihadapi perempuan pada dekade kali ini lebih kompleks. Tingginya minat perempuan tanah air untuk mengadu nasib di luar negeri dengan kemampuan yang minimal banyak melahirkan masalah yang membutuhkan penanganan yang komperehensip. Mereka meninggalkan keluarga, suami, anak-anak dan orang tua dengan harapan dapat memperbaiki ekonomi keluarga. Tapi kondisi mengenaskan banyak juga mereka hadapi karena rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan. Belum lagi tingginya angka perceraian karena kondisi ini, mereka merasa lebih nyaman tinggal dan bekerja di luar negeri dengan gaji lebih tinggi, hingga bertahun-tahun. Belum lagi kasus perdagangan perempuan yang marak akhir-akhir ini. Mereka dieksploitasi untuk menjadi pekerja seks, seakan-akan perempuan tidak memiliki kesempatan untuk hidup layak. Mereka harus dilindungi dan tidak dijadikan objek semata.


  • Alasan ketiga, ketahanan keluarga Indonesia juga sangat rentan dengan tingginya minat bekerja di luar negeri. Bagaimana tidak, seorang ibu yang notabene adalah madrasah bagi anak-anak, banyak yang berpisah dengan buah hati dan mempercayakan pengasuhan pada nenek dan kakeknya. Belum lagi dengan ancaman perceraian karena kondisi ini. Dan data angka dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan. Caleg perempuan diharapkan dapat memberi sumbangsih pada kebijakan-kebijakan untuk menekan jumlah tenaga kerja wanita yang bekerja di luar negeri.

13966907591067509683
13966907591067509683


  • Alasan keempat, sifat dasar yang melekat dalam diri perempuan mampu memberi warna positif dalam interaksi di gedung dewan. Kasih sayang, cinta, peka, santun dan kepedulian yang lebih yang dimiliki seorang perempuan diharapkan mampu membuat hubungan yang harmonis diantara sesama anggota parlemen. Sudah menjadi tontonan umum sesama anggota parlemen saling ejek, menjelekkan satu sama lain di media, seakan “tepo sliro” sudah menghilang dari bumi pertiwi ini.

  • Alasan kelima, permasalahan kompleksitas pendidikan anak dan hak-hak anak akan mendapat perhatian lebih, bila di dalam parlemen banyak diduduki anggota perempuan. Angka kekerasan terhadap anak mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Permasalahan ini memerlukan kebijakan yang didalamnya melibatkan unsur-unsur yang dimiliki seorang ibu.

  • 13968508961729469665
    13968508961729469665


  • Alasan keenam, angka korupsi yang melibatkan anggota dewan dan dilakukan berjamaah diharapkan menemui angka minimal dengan keikutsertaan perempuan dalam parlemen. DPR sebagai lembaga terkorup ke-2 setelah Kepolisian harus benar-benar berubah dengan banyaknya caleg perempuan yang masuk menjadi anggota.


  • Alasan ketujuh, ketidakhadiran anggota dewan dalam sidang-sidang komisi dan paripurna harus menjadi nol %. Dengan kedisiplinan yang dimiliki perempuan dan sentuhan kesantunan diharapkan produktifitas anggota dewan dalam hal legislasi meningkat drastis, bukan berita korupsi, bolos rapat, nonton video porno dalam rapat, atau berita plesiran yang menjadi topik pembicaraan masyarakat luas.


  • Alasan kedelapan, efektivitas kunjungan anggota dewan ke luar negeri diharapkan meningkat dengan kehadiran perempuan, agenda plesir yang memakan banyak uang rakyat dengan dalih kunjungan kerja harus diminimalisir. Perempuan harus juga bersuara untuk perbaikan kinerja dewan yang banyak dipakai alasan untuk studi banding ini.


  • Alasan kesembilan, Perempuan identik dengan hemat. Kehadirannya diharapkan memberi aura positif pada penyusunan anggaran. Jangan muncul lagi nama seperti anggota dewan perempuan periode lalu yang dijebloskan ke penjara karena bermain-main dengan penyusunan anggaran ini. Perempuan harus mampu bersuara menghentikan permainan kotor dalam penyusunan anggaran yang banyak dilakukan bersama oknum "lembaga eksekutif".

  • Alasan terakhir, hak-hak perempuan sebagai muslimah untuk berhijab di lingkungan TNI dan Polri perlu mendapat dukungan untuk segera direalisasikan. Sebagaimana yang pernah diusulkan oleh Yoyoh Yusroh, anggota parlemen perempuan asal PKS pada saat tes uji kelayakan calon Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono pada 23 September 2010 (pelaksanaannya masih mengalami tarik ulur hingga saat ini).

Yang terpenting adalah jangan golput. Gunakan hak suara kita untuk perubahan positif bangsa ini. Jangan apriori, karena sikap itu hanya menghambat kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini. Pilih caleg perempuan yang amanah, cerdas, santun dan bersahaja. Jangan biarkan mereka hadir sebagai pelengkap saja di Senayan. Perempuan Indonesia memiliki potensi yang sama besarnya dengan laki-laki.

Kita sebagai pemilih juga harus cerdas menjatuhkan pilihan. Jangan pilih caleg yang hanya bermodal cantik dan popular. Perempuan pilihan kita harus mampu memperjuangkan dan menjadikan kemaslahatan bangsa ini. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang caleg-caleg perempuan yang ada di dapil kita sebelum mencoblos, tentang profil pribadinya, keluarganya, sumbangsihnya bagi masyarakat, visi dan misinya. Ingat, jangan coblos caleg perempuan yang bermasalah. Jangan asal cantik, menarik atau berduit. Jangan mau diiming-imingi duit yang tidak seberapa untuk memilih mereka. Suara kita sangat berarti untuk perubahan negeri ini. "Yuk coblos caleg perempuan pada tanggal 9 April 2014 nanti."

Tulisan ini disertakan dalam lomba blog tentang caleg perempuan untuk Blogger Indonesia "Kenapa Plilih Caleg Perempuan" yang diselenggarakan oleh www.facebook.com/perempuancaleg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun