"Gerilyawan menang jika tidak kalah. Tentara konvensional kalah jika tidak menang." - Henry KissingerÂ
Pada 7 Oktober 2023, untuk pertama kalinya dalam sejarah, pejuang perlawanan Palestina menguasai perbatasan Gaza yang terkepung, memasuki kembali wilayah yang diduduki sejak 1948, menguasai beberapa koloni, dan mengalahkan satu divisi militer Israel dalam pertempuran. Israel bersumpah untuk menghancurkan sepenuhnya kemampuan pemerintahan dan militer Hamas, memusnahkan Gaza sebagai wilayah yang koheren dan menghancurkan sebagian penduduk Palestina. Hanya dengan pencapaian ini Israel dapat mengklaim kemenangan. Namun setelah 15 bulan serangan total, Israel ikut menandatangani kesepakatan dengan kelompok-kelompok Palestina yang telah dijanjikan untuk dihancurkan. Kesepakatan itu mengabaikan sebagian besar tuntutan Israel, yang menyebabkan seorang mantan pejabat keamanan menyebutnya sebagai "salah satu kesepakatan terburuk yang pernah ada", tetapi mengakui bahwa itu adalah satu-satunya pilihan.Â
Israel dikalahkan oleh semua orang Gaza yang berdiri teguh, menentang rencana pembersihan etnis total ke Mesir, bersikeras bahwa mereka akan hidup atau mati di tanah mereka. Meskipun mendapat tawaran yang menggiurkan, warga Palestina menolak untuk bergabung dengan rencana AS-Israel untuk mendirikan rezim boneka. Para jurnalis mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengungkap kejahatan Israel, memobilisasi jutaan orang di seluruh dunia.Â
Israel saat ini dilanda ekonomi yang melemah, aliansi yang tegang, sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan tentaranya yang takut akan penyelidikan dari Brasil, Swedia, hingga Thailand. Sementara Palestina telah menunjukkan bahwa mereka dapat menghadapi Israel, mengalahkannya secara militer, memperoleh keuntungan politik dan strategis, dan bertahan hidup. Hal ini belum pernah terbukti secara meyakinkan sebelumnya, sehingga menjadi bukti besar bahwa perlawanan para pejuang tak sia-sia.
Gencatan senjata ini merupakan langkah awal yang penting dan akan mengakhiri pembunuhan masal warga Palestina di Gaza. Namun, hal itu berisiko memungkinkan berlanjutnya genosida yang tidak terlihat. Warga Palestina akan tetap terbunuh secara tidak langsung, oleh luka-luka, oleh penyakit yang tidak dapat diobati karena penghancuran rumah sakit, oleh dampak kelaparan yang berkepanjangan, polusi udara yang parah, hingga bom yang tidak meledak yang ditanam di bawah reruntuhan. Israel telah menciptakan kondisi yang sangat menghancurkan seluruh populasi, menghancurkan sebagian besar rumah, rumah sakit, dan sekolah, serta meracuni sistem air dan lahan pertanian. Kondisi seperti itu tidak dapat dibalikkan dalam semalam. Hal ini terutama jika Israel mempertahankan pengepungannya yang mencekik selama 17 tahun di Gaza, membatasi aksesnya ke sumber daya penting untuk membangun kembali dan tumbuh.Â
Gencatan Senjata Hari Ini, Pembebasan Esok Hari
Dengan adanya gencatan senjata, banyak orang akan tergoda untuk merayakan, mengabaikan, dan kembali menjalani hidup mereka. Genosida itu melelahkan, ya. Namun, harapan dan kelegaan yang kita peroleh darinya seharusnya dapat memberi kita energi baru untuk terus maju.Â
Kita semua terbangun pada tanggal 7 Oktober 2023 dalam keadaan sangat tidak siap, tidak cukup terorganisasi, dan terlalu lemah untuk memainkan peran yang dibutuhkan Palestina. Meskipun demikian, kita dapat memobilisasi jutaan orang, menghukum Demokrat, mengalihkan miliaran dolar dari entitas yang terlibat, dan memengaruhi pemerintah di seluruh dunia untuk mencegah konflik menjadi lebih buruk. Â
Semua ini adalah kemajuan yang luar biasa, tetapi kita perlu berbuat lebih banyak. Kita harus menggunakan waktu ini untuk terus mengorganisasi, memperluas, dan membangun momentum untuk memperkuat gerakan. Komitmen kita bisa dibilang lebih penting selama periode "tenang" daripada eskalasi besar-besaran. Perjuangan untuk membebaskan Palestina adalah perjuangan jangka panjang.Â
Selama setahun terakhir, gerakan kita telah tumbuh secara dramatis baik dalam jumlah maupun pengaruh. Segera akan tiba saatnya untuk berkumpul kembali, memperbarui komitmen, dan menyusun strategi untuk fase berikutnya. Terus bicara tentang Palestina, lanjutkan boikot, donasi dan perdalam ilmu yang diperlukan sesuai peran masing-masing. Palestina belum merdeka, dan itu tugas kita semua sebagai manusia merdeka untuk mewujudkan kemerdekaannya. Terus terjaga, jangan biarkan dunia tertidur lagi.
Referensi
https://electronicintifada.net/blogs/maureen-clare-murphy/qatar-announces-gaza-ceasefire-deal
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!