Mohon tunggu...
Sulistyo Rini Putri
Sulistyo Rini Putri Mohon Tunggu... Human Resources - mahasiswa

Satu kata bisa merubah dunia, tapi hanya bisa merubah dunia jika kita cukup peduli.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pemuda, Perkembangan Zaman, dan Iman

28 November 2023   12:18 Diperbarui: 2 Desember 2023   11:08 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uskup Agung Wulfstan, dalam khutbahnya di York pada tahun 1014 mengatakan, "dunia bergerak dengan cepat dan tengah mendekati titik nadirnya". Perasaan yang diungkapkan ribuan tahun lalu itu sama juga diungkapkan pada zaman sekarang. Banyak kegelisahan yang muncul menyertai setiap perubahan yang terjadi, sebab kehadiran teknologi globalisasi telah mengubah tatanan menjadi semakin cepat dan memberi pengaruh baru dalam segala sendi kehidupan. Akan tetapi, menyikapi fenomena yang tidak dapat dihindari dengan 'ketakutan' tentu bukan sesuatu yang diharapkan. Globalisasi, dalam pemaknaan perubahan, merupakan natural law yang mau tidak mau pasti akan terjadi.

Perkembangan zaman ada di berbagai sektor kehidupan, tetapi yang paling mendominasi adalah pada sektor IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Sejak dahulu sebelum teknologi maju seperti sekarang, telah banyak manusia yang inovatif dan kreatif. Namun untuk melakukan sebuah penelitian dan menghasilkan sebuah penemuan, mereka membutuhkan waktu yang sangat lama karena kurangnya dukungan teknologi. Sementara pada zaman sekarang, semakin gencar inovasi dan kreasi dalam berbagai bidang sebab teknologi menjadi salah satu kunci dalam mempercepat hasil penelitian dan penemuan. Memiliki pengetahuan tentang teknologi akan menjadikan siapapun tampak cerdas dan dapat diandalkan. Sehingga bukan lagi menjadi perdebatan, bahwa kemajuan teknologi telah masuk ke hampir seluruh aspek kehidupan kita dan pemuda wajib memaksakan diri untuk senantiasa beradaptasi dengan kemajuan IPTEK.

Beberapa upaya pemuda dalam menyikapi perkembangan IPTEK di era globalisasi yaitu dengan berkompetisi dalam kemajuan iptek, meningkatkan motif berprestasi, meningkatkan kualitas/mutu sumber daya manusia terutama di bidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu bersaing, berani mencoba untuk mendapatkan pengalaman baru, dan selalu berorientasi ke masa depan. Kemajuan IPTEK sendiri ibarat pedang bermata dua, IPTEK bisa membawa manfaat atau mengakibatkan pengaruh buruk bagi pemuda. Karena itu, diperlukan sikap selektif atau filter menghadapi perkembangan IPTEK yang demikian dinamis.

BERPEGANG PADA IMAN

Generasi muda saat ini sangat rentan dengan pengaruh teknologi informasi dan komunikasi yang bersifat modern dan kapitalis. Untuk menjadikan pemuda yang berdampak dan berdaya saing global, dibutuhkan pondasi berupa iman dan taqwa (imtaq) kepada Tuhan YME. Hal ini dikarenakan kunci dalam menghadapi dampak globalisasi adalah keteguhan karakter, sifat, dan akhlak atau kepribadian, sebab itu yang akan memberikan efek penangkal terhadap berbagai pengaruh informasi yang demikian masif. Membangun spiritual pemuda adalah suatu upaya untuk menunjukkan hidup yang benar dan bermakna dengan menjaga iman serta bertujuan agar pemuda dapat mengambil sikap dalam realitas hidup di tengah kesempatan dan tantangan kehidupan.

Indonesia memiliki sebuah ideologi Pancasila sebagai tameng dalam menghadapi budaya globalisasi. Sila pertama dalam Pancasila dengan jelas berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" menggambarkan betapa pentingnya suatu keimanan sebagai bagian dari pedoman kehidupan. Pedoman tersebut merupakan pegangan hidup manusia agar lebih terarah sesuai hukum dan syariat agama dan keyakinan masing-masing. 

Para pihak di bidang keagamaan telah berupaya untuk memicu para pemuda agar tergerak meningkatkan spiritualitas dengan menyesuaikan diri di era globalisasi. Berbagai kegiatan kajian dan kegiatan kerohanian dapat dengan mudah diikuti dewasa ini, baik secara langsung maupun daring. Para ulama dan tokoh agama telah memudahkan akses bagi siapapun yang ingin belajar agama, termasuk bagi para pemuda. Namun kembali lagi kepada pemuda itu sendiri, apakah ia memiliki keinginan atau tidak. Kebanyakan pemuda mungkin enggan karena menganggap bahwa berpegang pada syariat dan ikut kajian atau kegiatan kerohanian adalah kuno dan membosankan. Padahal dilansir dari Psychology Today, kebosanan disebabkan oleh kurangnya minat pada detail tugas (kegiatan) kita. Sementara mengikuti syariat dan kegiatan keagamaan adalah salah satu bentuk ketaatan dan mencari ilmu sehingga merupakan tugas yang penting dan tidak bisa dianggap kuno. 

Permasalahan yang lain muncul belakangan ini adalah banyaknya pemuda yang merasa tertekan karena permasalahan dalam hidupnya. Entah permasalahan keluarga, percintaan, perkuliahan, persekolahan, hingga pekerjaan. Tidak sedikit yang berupaya melakukan "healing" demi mengatasi permasalahan tersebut. Healing yang dilakukan biasanya dengan pergi ke tempat-tempat tertentu dan memerlukan biaya mahal sehingga tidak jarang bersifat konsumtif. Permasalahan pribadi yang timbul biasanya menyebabkan kesedihan dan stress dan dengan melakukan kegiatan tersebut dianggap dapat mengurangi atau menghilangkan stress yang sedang dialami.

Menjadi orang beriman mungkin tidak bisa menghindarkan manusia dari kesedihan, sebab sedih adalah fitrah perasaan manusia. Tetapi menjadi orang beriman dapat mengubah setiap kesedihan yang dialami menjadi sebuah hikmah dan menumbuhkan solusi baru. 

Dikutip dari Tanwir.id bahwa dalam Islam, terdapat cara untuk menghindari kesedihan menurut Ar-Razi diantaranya adalah Seseorang harus menjauhi sebab-sebab kesedihan, yaitu tidaklah boleh terlena oleh kenikmatan dan keindahan, menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini kecuali Allah SWT dan tidak mencintai sesuatu secara berlebihan. Hal ini berarti bahwa sesungguhnya kesedihan itu bisa dihindari atau dicegah meskipun merupakan sesuatu yang sulit bagi sebagian besar manusia. Adapun cara untuk menghadapi kesedihan diantaranya adalah dengan Tidak membesar-besarkan apa yang telah hilang, Menerima kenyataan, memotivasi diri untuk tidak bersedih, Bersikap sabar, Berdo’a, dan Memperkuat iman. Memotivasi diri untuk tidak bersedih dapat diupayakan dengan cara mencari kesibukan yang dapat mengurangi kesedihan itu. Kemudian memperkuat iman dapat menjadikan seseorang lebih tegar dalam menjalani kehidupan. Orang yang imannya kuat tidak akan mudah putus asa dalam menghadapi berbagai halangan dan tantangan.

Inilah healing yang sesungguhnya, sebab healing bertujuan untuk menentramkan hati manusia. Dalam Islam, memperkuat iman dengan sholat dan berzikir merupakan bentuk ibadah dan menambah kedamaian hati. Ada banyak kesaksian orang-orang muslim termasuk penulis sendiri bahwa melakukan ibadah dan mendekat kepada Allah SWT dapat menyebabkan pelakunya memperoleh perasaan yang tenang dan damai. Selain itu, mengikuti kegiatan kerohanian juga dapat dianggap sebagai healing karena mendengarkan kajian atau ceramah dapat menambah keimanan dan wawasan agama, sehingga bukan hanya kebahagiaan dan ketentraman yang diperoleh, tetapi wawasan tersebut dapat bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan dan tentunya sebagai pedoman dalam menghadapi perkembangan zaman. 

Tidak semua pemuda yang sukses memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Pemuda yang telah sukses dan berprestasi di berbagai bidang dengan bermodalkan ketekunan dan motivasi yang tinggi untuk mewujudkan impian mereka, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pemuda lain untuk ikut mengembangkan sayap mereka. Perkembangan zaman menjadikan pemuda lebih mudah mengakses informasi, menghasilkan karya, dan berinovasi. Tetapi perkembangan zaman juga dapat memberi dampak negatif jika tidak dilandasi pedoman yang kuat. Oleh karena itu, diperlukan sebuah filter untuk menghadapi perkembangan zaman. Filter itu adalah iman. Filter itu sangat mudah didapat dan diterapkan asalkan pemuda berminat dan bersungguh-sungguh dalam memahaminya. Menghadapi perkembangan zaman dan manfaatkan teknologi berlandaskan iman dan taqwa merupakan kiat untuk menjadi pemuda harapan bangsa yang berdampak, menginspirasi, dan memiliki daya saing demi perkembangan dan kemajuan bagi bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun