tak kotak kotak
sreeeeeeeeeet,,, luruuuuuuuus,,,,
hitam dan putih
cermin lebih tepatnya
tapi mengapa kau menatapku seperti itu?
ada yang salahkah dengan cara berfikirku?
tidak tho?
itu logat intervensiku. tapi tak apalah, itu masih satu rumpun dengan budayaku. kekayaan budaya begitu aku menyebutnya.
kenapa?
engkau tak paham atau nggak sepaham?
ini negara demokrasi bung!
jangan hanya diam dan melengos
jangan pula kau seret kakimu tapi kau luluh lantakkan bumi pertiwiku
ini bangsaku yang juga bangsamu
coba lihat KTP mu...
ku rasa sama
dan aku tahu dari biografimu
maap! bukannya lancang,,,
tapi media yang mengenalkanku
google itu lho google
sekali lagi maaf, ini kesenian logatku
bukan kasar
apalagi tidak sopan
sungguh yang itu bukan gayaku
yach,,,
sedikit banyak aku tahulah
dia yang mengajariku
tapi terkadang aku juga berfikir
mengapa bagian dari mereka terkadang mengecam sesama diantara mereka?
aku tak habis fikir,,,
aneh aneh wae!
hmmmm,,,,
tapi ini lho yang paling aku suka
itu lho syairnya Gus Dur
" kafire dewe ra diketokke"
tapi aku tak terlalu hafal
nah itu tuh,,,gaya sesungguhnya.
menurutku...
entah menurutmu
aku hanya ingin berargumen
boleh kan?
kalau bukan dia siapa? masih banyak sebenarnya,,,
tapi itulah batas kemampuanku
tapi aku masih ingin belajar
berguru, menilik kehidupan mereka yang berhasil menyatukan apa yang di sangka hitam dan putih.
ingat!bukan kelabu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H