Mohon tunggu...
Sulistyawan Dibyo Suwarno
Sulistyawan Dibyo Suwarno Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

citizen jurnalis yang berkantor di rumah

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Robin Hood", Sang Pemanah yang Metroseksual

25 November 2018   15:01 Diperbarui: 27 November 2018   19:03 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika menyaksikan trailernya, jujur saya punya ekspetasi berlebih terhadap film " Robin Hood " ini. Saya bayangkan aksi  Taron Egerton ini mampu melampaui Kevin Costner, dan Russel Crowe.

Tapi dugaan saya salah. Bahkan sejak menit pertama film ini diputar, Robin Hood (2018) tak menyajikan adegan yang merangsang penonton untuk tetap menatap layar bioskop.

Barangkali Sutradara Otto Bathrust ingin menampilkan alur yang berbeda ketika mengawali adegan Robin Hood ini dengan adegan romantisme antara Robin Loxley dengan Maid Marian ( Eve Hewson ) disebuah Puri Tua. Namun justru adegan ini terasa sangat mubazir karena adegan ini tak punya pengaruh besar dalam keseluruhan plot film ini.  

Sungguh adegan ini terasa sangat rapuh. Bahkan ketika sutradara mencoba menopangnya dengan suasana peperangan abad pertengahan yang penuh dengan dentingan senjata tajam dan ledakan bom molotov.

Bagi penggemar sosok Robin ala Kevin Costner atau Russel Crowe mungkin akan kecewa ketika menyaksikan sosok Robin Hood yang baru ini. Selain terlihat lebih bersih, Robin Hood yang baru ini terlihat lebih metroseksual.  Bagusnya, Robin yang baru ini sangat manusiawi. Sifat inilah yang mempertemukan dengan  seorang musuh Yahya Bin Umar atau Jhon ( Jamie Fox ) yang hampir saja membunuhnya dalam sebuah peperangan.  

Dari sisi kostum, Robin Hood yang baru ini juga sangat berbeda. Robin cukup memakai Hoodie sederhana dengan penutup kepala dan penutup wajah ala anak muda masa kini. Kalau saya sih melihatnya seperti jaket parasut murahan.. ( he..he.. ). Kalau pernah melihat kostum Hawk Eye.. nah sutradara mengemas Robin Hood ini seperti Hawk Eye.

Dan yang perlu dicatat Robin yang ini tidak suka merampok di jalanan, tetapi dia merampok gudang penyimpan uang gereja.

Jadi,  kisah Robin yang ini adalah bangsawan perampok yang tinggal disebuah Puri ditengah pedalaman dan belum menjadi penghuni Hutan Sherwood. Karena cerita ini hanya berkutat pada perampokan gereja aja. karena itu, meski penuh dengan adegan laga, cerita ini terasa sangat membosankan. Bahkan , jika memperhatikan adegan demi adegan maka alur cerita ini sangat mudah untuk diterka.. The New York Times bahkan menyebut alur cerira ini terlalu banyak berkelok-kelok dan asal-asalan.. ( Sadis banget ya.. )

Sepanjang durasi film, tak adegan pemanis seperti adegan komedi atau adegan menyedihkan yang membua penonton lebih rileks . Semua adegan berjalan sangat datar dan lurus. Kejar-kejaran dengan kereta, ledakan bom molotov, perkelahian dengan pedang hampir memenuhi sebgaian besar durasi.  

Sisi bagusnya, film ini layak untuk ditonton bersama anak-anak karena tak ada adegan yang mengharusnya anak-anak menutup mata. Karena adegan tangan tertebas pedang pun di film ini hanya seperti kue yang tterpotong dan tidak mengeluarkan darah.. ( ajaib khan ? hee..he..) . Dan akting Jamie Foxx di film ini terlihat sangat total dan patut diacungi jempol.

Dari sisi ide cerita, film ini juga bagus karena film ini mencoba menggambarkan adanya persengkolan gereja di Inggris dengan Jendral-jendral Arab. Sayangnya, gambaran soal " Arab" ini tidak terekspolre secara maksimal.  Bhakan konflik antara Robin dengan Sheriff Notthingham (Ben Mendelshon), harusnya bisa lebih dipertajam.

Secara keseluruhan saya menonton film ini saya hampir tidak menemukan hal yang baru dari sosok sang pemanah yang membuat saya harus bertepuk tangan, karena film ini terkesan sangat biasa. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun