Simulasi PhET juga memfasilitasi diferensiasi instruksional yang lebih efektif. Guru dapat menggunakan berbagai simulasi yang tersedia untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda di antara peserta didik. Misalnya, peserta didik yang lebih visual dapat belajar melalui simulasi sementara peserta didik yang lebih auditif dapat memperdalam pemahaman mereka melalui penjelasan verbal dari guru. Penggunaan simulasi PhET juga mendorong kolaborasi antar peserta didik. Mereka dapat bekerja sama untuk menjawab pertanyaan, mencoba eksperimen, dan memecahkan masalah dalam lingkungan yang mendukung kerja tim. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan sosial dan kolaboratif yang penting untuk kesuksesan di dunia nyata. Simulasi PhET juga memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang lebih tepat waktu dan mendalam kepada peserta didik. Guru dapat melacak kemajuan peserta didik, mengidentifikasi kesulitan yang mereka hadapi, dan memberikan bantuan yang dibutuhkan secara langsung.
Dengan demikian, pembelajaran IPA di SMP yang memanfaatkan simulasi PhET tidak hanya mengoptimalkan pemahaman peserta didik terhadap materi, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar mereka melalui interaksi yang dinamis dan relevan dengan teknologi modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H