Mohon tunggu...
Sulistia Ningsih
Sulistia Ningsih Mohon Tunggu... Lainnya - belum bekerja

Saya adalah seseorang yang memiliki gairah dalam membaca artikel-artikel menarik. Saya selalu merasa tertarik dan antusias untuk menjelajahi berbagai topik yang beragam, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga budaya dan seni. Dengan setiap artikel yang saya baca, saya selalu mencari untuk memperluas wawasan dan pengetahuan saya tentang dunia di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Hidup Sorang Lansia di Kota Pontianak

13 April 2024   10:45 Diperbarui: 13 April 2024   13:06 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kondisi dapur Mbah Painem, foto dok. pribadi

Seorang perempuan lansia berusia 84 tahun yang hidup di tengah Kota Pontianak  bernama Painem atau yang biasa di panggil Mbah Painem. Mbah Painem berstatus janda sejak 2002 dan ibu dari 9 anak yang telah mandiri, sehingga kini Mbah Painem hanya tinggal sendiri di rumah warisan suaminya. . Rumah kediaman Mbah Painem terbilang rumah tua yang berdinding triplek dan lantai kayu, memiliki 6 ruang memberikan kesan yang sederhana dengan luas rumah 64 m2 dan luas tanah 126 m2. Meskipun rumahnya sederhana, beberapa ruangan seperti dapur dan kamar kurang terawat karena kayu yang sudah tua dan rapuh. Hal ini terjadi karena usia lanjut Mbah Painem yang membatasi kemampuannya untuk membersihkan rumah secara rutin.

Mbah Painem memiliki Sumur tua di samping rumah Mbah Painem, yang sudah ada sejak pembangunan rumahnya, serta air hujan yang ditampung di bak mandi, ember, dan dua gentong semen, adalah sumber utama air untuk kebutuhan mandi dan minumnya. Air hujan yang ditampung di kamar mandi dialirkan ke bak mandi dan diisi ke ember untuk keperluan mandi, mencuci baju, dan piring. Mbah Painem memasak air hujan untuk kebutuhan minum sehari-hari, yang kurang efektif sebagai sumber air utama. Jika kemarau berkepanjangan, Mbah Painem harus mengandalkan air sumur yang tidak layak untuk minum atau memasak karena warnanya coklat dan keruh.

Keterbatasan fisik karena usia lanjut membuat Mbah Painem tidak bisa menimba air dari sumurnya. Namun, pada Januari 2024, ia mendapatkan bantuan hibah sambungan air bersih PDAM gratis dari pemerintah, yang sangat membantu kebutuhan sehari-harinya seperti mandi dan mencuci. Bantuan ini ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah tanpa biaya bulanan. Listrik adalah kebutuhan utama Mbah Painem, yang sebelumnya dibayar dengan bantuan anaknya. Sejak 2020, ia menerima subsidi listrik sebagai pelanggan Rumah Tangga Daya 900 VA, dimana biaya iuran bulanan ditanggung sebagian oleh subsidi dan sisanya oleh salah satu anaknya. Subsidi listrik sangat membantu Mbah Painem, yang memiliki beberapa peralatan elektronik dan kebutuhan penerangan.

Anak-anak Mbah Painem termasuk salah satu anaknya yang tinggal di depan rumahnya, sesekali mengunjungi untuk memastikan keadaannya baik dan membantu kebutuhannya. Meskipun lanjut usia, Mbah Painem masih aktif berjualan makanan sarapan untuk mengisi waktu luangnya. Setiap pagi, setelah shalat subuh sekitar jam 4, Mbah Painem yang berusia lanjut namun masih aktif, memulai hari dengan menyiapkan makanan untuk berjualan, seperti nasi kuning dan bubur, tanpa bantuan orang lain.

Mbah Painem menjual makanan seperti nasi kuning dan bubur untuk pendapatan sekitar Rp. 50.000 per hari, yang digunakan sebagai modal berjualan, kebutuhan sehari-hari, dan ditabung untuk kesehatan serta keperluan mendesak, meskipun tidak semua dagangan terjual karena usianya yang lanjut membatasi aktivitasnya. Karena kesehatannya yang menurun, Mbah Painem tidak lagi berjualan secara rutin dan kini menerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah. Bantuan ini adalah tunai Rp. 600.000 setiap dua bulan, dengan Rp. 200.000 untuk kebutuhan pokok dan sisanya Rp. 400.000 untuk pengeluaran lain. Mbah Painem menerima bantuan PKH lansia pada awal 2023 setelah Dinas Sosial memberi penyuluhan dan melakukan pendataan dengan bantuan anaknya, Bu Wigati. Dana bantuan disalurkan melalui rekening bank dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari serta keperluan lain.

Secara keseluruhan Mbah Painem menerima bantuan dari pemerintah Kota Pontianak yaitu berupa, bantuan hibah sambungan air bersih PDAM, bantuan subsidi atau potongan biaya PLN, dan bantuan PKH lansia. Bantuan bantuan tersebut harus dapat digunakan secara maksimal dan bijaksana dalam pemenuhan kebutuhan Mbah Painem dan membantu keseharian Mbah Painem. Bantuan yang Mbah Painem terima diharapkan juga dapat membantu beliau dalam menjadikannya sebagai tambahan untuk memperbaiki kualitas hidupnya dengan menyisihkan uang yang diimilikinya untuk tabungan kesehatan dirinya sendiri.

Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun