Mohon tunggu...
SULIS SETYOWATI
SULIS SETYOWATI Mohon Tunggu... Guru - GURU PAUD

Menonton bola membaca novel traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Sederhana untuk Mengenal Huruf Anak Usia Dini

29 September 2022   06:52 Diperbarui: 29 September 2022   07:09 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya tahun-tahun awal kehidupan seorang anak sudah disadari oleh semua pihak karena pada usia inilah otak individu berkembang sangat pesat. Para ahli banyak yang menyatakan bahwa ditinjau dari perkembangan otak manusia maka tahap perkembangan otak pada usia dini menempati posisi yang paling vital yakni meliputi 80% perkembangan otak. 

Pada bayi yang baru lahir telah mencapai perkembangan otak 25% dari orang dewasa. Perkembangan otak manusia 50% dicapai hingga usia 4 tahun, 80% hingga usia 8 tahun dan selebihnya diproses hingga anak usia 18 tahun, dengan demikian usia 0-8 tahun memegang peranan yang sangat penting karena usia dini adalah fasa fundamental bagi perkembangan individu yang disebut sebagai “golden age” atau usia emas.

Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa, sehingga anak dapat membangun hubungan dengan piha lain dan tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. 

Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas. Pengembangan bahasa diarahkan agar anak mampu menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata.

Bahasa merupakan tanda atau simbol-simbol dari benda- benda, serta menunjuk pada maksud-maksud tertentu. Kata-kata, kalimat, dan bahasa selalu menampilkan arti-arti tertentu. 

Sehubungan dengan arti simbolik tadi, bahasa dipakai juga sebagai alat untuk menghayati pengertian-pengertian dan peristiwa-peristiwa di masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Oleh karena itu bahasa sangat besar artinya bagi anak sebagai alat bantu.

Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia dapat berbentuk lisan, tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam suatu komunitas masyarakat. Pengembangan bahasa untuk anak usia 4-6 tahun difokuskan pada keempat aspek bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. 

Dengan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, anak akan mendapatkan banyak sekali kosa kata, sekaligus juga mengekspresikan dirinya. Anak akan belajar bagaimana berpartisipasi dalam suatu percakapan dan menggunakan bahasanya untuk memecahkan masalah. (Winda, Lilis dan Azizah Muis, 2008 :231 ).

Menurut Hariyanto dalam Maysaroh (2018), pendidikan di Taman Kanak-kanak anak sudah diperkenalkan abjad dari a sampai dengan z. Pada proses pengenalan keaksaraan awal terutama bagi anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di Taman Kanak-kanak.

Pembelajaran pengenalan keaksaraan awal pada anak usia dini dilakukan dengan mengenalkan huruf-huruf vokal dan konsonan yang merupakan dasar dalam membaca. Melalui pengenalan huruf vokal dan konsonan, anak akan memahami bentuk huruf dan selanjutnya dapat membentuk suku kata dan kata tertentu. 

Dalam mengoptimalkan pelaksanaannya, anak perlu dibimbing oleh guru sehingga kemampuan anak dalam membaca akan meningkat. Upaya untuk meningkatkan kemampuan anak dalam keaksaraan awal dapat dilakukan dengan memperkenalkan bentuk huruf sehingga anak dapat memahami kata-kata yang diajarkan.

Pada kenyataannya banyak orang tua atau guru yang mengajarkan anak huruf sebatas menulis saja padahal banyak hal yang bisa dilakukan diantaranya dengan membuat media sederhana atau alat peraga sederhana dengan menggunakan barang – barang yang tidak terpakai seperti kardus dll.

Seperti media papan tempel berikut ini yang sangat mudah dibuat. Alat dan bahan antara lain. Kardus bekas, kertas manila, gunting, solasi, lem tembah, spidol, kertas libat, perekat.

Cara membuatnya

  • Potong kardus dengan pola seperti papan
  • Bungkus kardus dengan kertas manila
  • Tempel perekat pada papan kardus
  • Potong kertas lipat sesuai selera
  • Tulislah huruf pada kertas lipat yang sudah dipotong
  • Kemudian tulislah huruf menggunakan spidol
  • Setelah di tulis huruf, kertas lipat tersebut dijadikan kartu huruf yang nantinya akan di tempel
  • Tempel perekat pada kartu huruf dan papan tempel

Contoh Kegiatanya adalah guru / orang tua menjelaskan tentang kulit, maka huruf yang diambil adalah huruf K sebagai huruf pertama kulit

Cara penggunaan :

  • Guru / orang tua menunjukan huruf K pada kata kulit
  • Guru / orang tua menyiapkan beberapa kartu huruf dan papan
  • Guru / orang tua memberi contoh cara mengambil huruf k dan menempelkannya pada papan
  • Anak mencontoh dan maju satu persatu untuk melakukanya

Tujuan dari penggunaan media ini adalah untuk perkembangan bahasa anak yang mengarah pada tahap keaksaraan awal anak. Sehingga anak tidak terbebani dalam belajar yang mengharuskan dengan menggunakan buku dan pensil saja.

Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.

 Penulis Sulis Setyowati, S.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun