Tambi, mahasiswa KKN Undip Tim 1 2023 menemukan bahwa warga desa memiliki kebiasaan yang buruk dalam membuang sampah kesehariannya. Dikarenakan tidak adanya tempat sampah komunal di desa, maka warga terbiasa membuang sampah di lahan kosong di sekitar rumahnya. Apabila dilakukan terus-menerus hal ini dapat menyebabkan pencemaran tanah dan udara yang juga dapat menganggu kenyamanan warga desa. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Undip berinisiatif mengadakan kegiatan “Pelatihan Pengolahan Limbah Organik Padat Dengan Metode Takakura” dengan tujuan agar warga desa mampu mengolah sampah organik dapur mereka menjadi lebih bermanfaat dan mengurangi timbulan sampah yang di buang ke lingkungan.
Tambi, Watukumpul, Kabupaten Pemalang (06/02) – Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan warga DesaPengomposan merupakan salah satu cara mengolah sampah organik menjadi pupuk. Pemanfaatan sampah organik yang berupa kompos bisa menjadi salah satu solusi/upaya kita sebagai anggota masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi timbunan sampah, yang akhirnya berdampak pada penurunan pencemaran tanah, air, maupun udara. Salah satu metode pengomposan yang cukup mudah dilakukan adalah metode Takakura. Takakura merupakan teknik pengomposan skala rumah tangga yang tidak memerlukan lahan luas dan mudah dipraktikan di rumah sehingga tidak menyita banyak waktu dalam pemrosesannya.
Kegiatan pelatihan diadakan bersamaan dengan kegiatan rapat tahunan PKK Desa Tambi di balai Desa Tambi dengan melibatkan perangkat desa dan anggota PKK Desa Tambi. Diawali dengan pemaparan materi tentang manfaat dan bahan-bahan yang digunakan dalam pengolahan Takakura disertai dengan demonstrasi langkah-langkah pengolahannya dan ditutup dengan sesi diskusi tanya jawab.
Langkah pengolahan kompos dengan metode Takakura sangat mudah dilakukan. Dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (keranjang, kardus bekas, bantal sekam, kompos, EM4, dan limbah organik dapur). Setelah alat dan bahan lengkap, langkah pertama yaitu potong kardus dan sesuaikan dengan ukuran keranjang. Setelah itu, kardus diletakkan pada bagian dinding keranjang. Pemasangan kardus bertujuan untuk menyerap lindi dari kompos.
Langkah kedua, letakkan bantal sekam, pupuk organik, limbah, dan bantal sekam lagi secara berurutan. Limbah yang akan dimasukkan dipotong-potong atau dicacah menjadi ukuran yang kecil agar lebih cepat terurai dan semprotkan EM4 secara merata untuk mempercepat proses dekomposisi oleh mikroorganisme. Terakhir, tutup bagian atas keranjang dengan kardus atau kain penutup berwarna gelap dan tutup keranjang. Tunggu sekitar 5-7 hari hingga limbah tersebut menjadi kompos.
Pembuatan kompos ini dapat berkelanjutan dengan menambahkan limbah organik setiap harinya sehingga limbah yang dihasilkan tidak menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap. Dengan demikian, diharapkan timbulan sampah organik rumah tangga yang dibuang oleh warga dapat berkurang sehingga masa depan lingkungan Desa Tambi jadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H