Mohon tunggu...
Sri Sulistiyani
Sri Sulistiyani Mohon Tunggu... Guru - Traveler and Foodies

Catatan Perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kiat Jitu Solo Traveler yang Bisa Ditiru

27 Mei 2024   09:07 Diperbarui: 27 Mei 2024   09:26 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Traveling biasanya dilakukan orang secara berkelompok. Ada yang traveling bersama keluarga, teman, tetangga, genk, dll. Namun ada juga orang yang melakukan traveling sendirian saja.

Menjadi solo traveler bisa memberi pengalaman baru, sebagai sarana menempa diri, dll. Bahkan ada orang yang sengaja ingin menikmati kesendirian.

Dalam sebuah perjalanan menggunakan  kereta api dari Banyuwangi menuju Jember, saya bertemu seorang solo traveler.

Seorang perempuan muda mengantri masuk kereta di belakang saya. Saya mempersilakannya untuk masuk lebih dulu, biarlah saya di belakangnya. Namun ia menjawab dengan bahasa yang tidak saya pahami.  Kemudian saya menanyakan, dari mana asalnya. Ternyata ia adalah seorang solo traveler dari Cina.

Kebetulan kami punya tiket dengan tempat duduk berdekatan, jadi saya mengajaknya berkenalan dan mengobrol menggunakan bahasa Inggris. Namanya Wang.

Wang bilang kalau dirinya kurang cakap berbahasa Inggris. Saya menanyakan bagaimana ia bisa bercakap-cakap dengan orang lokal? Wang mengeluarkan HP nya, dan membuka aplikasi google translate. Ia meminta saya berbicara dalam bahasa Inggris, dan Google menterjemahkan ke dlm bahasa Cina. Demikianlah percakapan kami berlangsung dengan akrab. Senyum dan tawa menghiasi perjalanan kami.

Wang bercerita bahwa ia dari Cina menuju Bali menggunakan pesawat terbang. Ia tinggal di Bali selama lima hari. Kemudian ia menuju Gunung Bromo menggunakan jalan darat, hingga bertemu saya di kereta api.

Wang mengenakan pakaian casual layaknya penduduk lokal yang bepergian jarak pendek. Celana panjang kain yang dia pakai terlihat agak kusam, dipadu dengan kaos oblong putih yang warnanya tak putih lagi.

Yang lebih mengejutkan lagi, ketika ditanyakan apakah ia membawa koper atau ransel. Ternyata ia hanya membawa goodie bag kecil berbahan spundbond. Penampilannya seperti mbak-mbak yang sedang pergi sebentar.  Sangat tidak menandakan kalau ia seorang tourist manca negara.

Sebagai seorang solo traveler, ia berhasil berkamuflase seperti warga lokal. Hal tersebut ia lakukan untuk meminimalisir perhatian khalayak yang bisa saja membahayakan bagi dirinya.

Kami masih ingin mengobrol banyak hal, namun sayang perjalanan saya akan berhenti di stasiun berikutnya.

Sayonara kawan baru, terimakasih telah menginspirasiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun