Mohon tunggu...
sulis indrianto
sulis indrianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

saya sedang bekerja halal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lesson Study: Critical Thinking Education

2 Desember 2024   08:27 Diperbarui: 2 Desember 2024   09:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lessos study: Upaya meningkatkan kualitas critical thinking di Indonesia

Pendahuluan

Abad 21 ditandai dengan perubahan yang sangat cepat, kompleksitas masalah yang semakin tinggi, dan ledakan informasi yang luar biasa. Berpikir kritis bukan hanya sekadar menganalisis informasi, tetapi melibatkan evaluasi, sintesis, dan pembuatan keputusan yang rasional.

Berpikir kritis melatihkan untuk dapat membedakan informasi yang valid dari yang tidak valid sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan fakta. Berpikir kritis mengarahkan untuk menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang, mengidentifikasi akar penyebab, dan merumuskan solusi yang inovatif. 

Berpikir kritis mengarahkan untuk memahami perspektif orang lain, mengelola konflik, dan mencapai kesepakatan bersama. Berpikir kritis mengarahkan untuk berpikir dengan wawasan luas dan mencari cara-cara inovatif untuk memecahkan permasalahan.

Berdasarkan hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 yang diumumkan pada 5 Desember 2023 dan Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor; matematika (379), sains (398), dan membaca (371). Hasil PISA tidak hanya mencerminkan tingkat pemahaman siswa terhadap kurikulum, tetapi kemampuan siswa untuk berpikir kritis, menafsirkan informasi, dan memecahkan masalah dalam berbagai konteks kehidupan. 

PISA berfungsin bukan hanya alat pengukur, melainkan pendorong bagi pengembangan kurikulum yang lebih relevan dan efektif. Berdasarkan hasil PISA tersebut, rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa di Indonesia belum maksimal. Salah satu pendekatan pembelajaran yang terbukti efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah Lesson study.

Pembahasan

Apakah Lesson study?

Lesson study merupakan suatu pendekatan pembelajaran kolaboratif yang berasal dari Jepang, di mana sekelompok guru bekerja sama dalam merancang, melaksanakan, dan merefleksikan pembelajaran. Pendekatan Lesson study memungkinkan guru untuk saling belajar, berbagi ide, dan mengembangkan praktik terbaik dalam pembelajaran. Tujuan utama dari lesson study adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan cara yang berkelanjutan

Tantangan dalam Penerapan Lesson Study di Indonesia

Implementasinya di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain: 1) Beban Kerja Guru: Guru di Indonesia umumnya memiliki beban kerja yang sangat tinggi, sehingga sulit untuk meluangkan waktu untuk kegiatan kolaboratif seperti lesson study. 2) Kurangnya Dukungan Infrastruktur: Banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil, belum memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan lesson study, seperti ruang pertemuan yang nyaman, peralatan teknologi, atau akses internet yang stabil. 

3) Kurangnya Kompetensi Guru: Tidak semua guru memiliki kompetensi yang cukup untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang efektif, apalagi dalam konteks lesson study yang membutuhkan keterampilan kolaborasi dan refleksi yang tinggi. 4) Budaya Organisasi: Budaya organisasi sekolah yang kurang mendukung inovasi dan perubahan juga dapat menghambat penerapan lesson study. 5) Kurangnya Pemahaman: Banyak guru dan kepala sekolah belum memahami konsep dan manfaat lesson study secara mendalam.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan

Solusi yang dapat dipertimbangkan, antara lain:

  1. Fokus pada Pengembangan Profesional Berkelanjutan (PPB): a) Pelatihan yang Terstruktur: Menyediakan pelatihan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk guru, dengan fokus pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lesson study. b) Komunitas Belajar: Membentuk komunitas belajar guru di tingkat sekolah, kabupaten, atau provinsi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
  2. Dukungan dari Kebijakan: a) Pengurangan Beban Kerja: Pemerintah dan sekolah perlu berupaya mengurangi beban kerja guru agar mereka memiliki waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan pengembangan profesional. b) Alokasi Anggaran: Menyediakan anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan lesson study, seperti pembelian buku, peralatan, dan biaya perjalanan.
  3. Keterlibatan Kepala Sekolah: a) Kepemimpinan Transformatif: Kepala sekolah perlu menjadi pemimpin yang visioner dan mampu menciptakan budaya sekolah yang mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa. b) Alokasi Waktu: Menyediakan waktu khusus dalam jadwal sekolah untuk kegiatan lesson study.
  4. Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi: Penelitian dan Pengembangan: Membangun kerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian tentang lesson study di Indonesia dan mengembangkan model-model yang sesuai dengan konteks lokal.
  5. Pemanfaatan Teknologi: a) Platform Online: Menggunakan platform online untuk memfasilitasi komunikasi, berbagi sumber daya, dan kolaborasi antar guru. b) Pembelajaran Jarak Jauh: Melakukan pelatihan lesson study secara online untuk menjangkau guru di daerah-daerah terpencil.

Implementasi Lesson Study di Indonesia

Untuk mengimplementasikan lesson study di Indonesia, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain: 1) Pembentukan Komunitas Belajar: Guru perlu membentuk komunitas belajar di sekolah atau tingkat yang lebih luas untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. 2) Pelatihan Guru: Guru perlu diberikan pelatihan yang memadai tentang konsep dan praktik lesson study. 

3) Dukungan dari Kepala Sekolah: Kepala sekolah perlu memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan lesson study di sekolah. 4) Integrasi dengan Kurikulum: Lesson study perlu diintegrasikan dengan kurikulum yang ada sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Penerapan Lesson Study untuk Meningkatkan Berpikir Kritis, antara lain: 1) Merancang Kegiatan Pembelajaran: Guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang menantang siswa untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan. 

2) Menggunakan Pertanyaan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS): Guru dapat mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir lebih dalam dan menghubungkan berbagai konsep. 

3) Memfasilitasi Diskusi Kelas: Guru dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk diskusi, sehingga siswa dapat saling berbagi ide dan perspektif. 5) Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Guru dapat memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif untuk membantu siswa memperbaiki kesalahan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.

Mengapa Lesson Study Penting untuk melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis?

Fokus pada Proses: Lesson study tidak hanya berfokus pada hasil belajar, tetapi juga pada proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan guru untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang efektif dalam merangsang berpikir kritis siswa. Kolaborasi: Melalui kolaborasi, guru dapat berbagi pengalaman dan perspektif yang berbeda, sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih kaya dan inovatif. 

Refleksi Mendalam: Proses refleksi yang sistematis memungkinkan guru untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam pembelajaran, serta mencari cara untuk meningkatkannya. Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Lesson study mendorong guru untuk terus belajar dan mengembangkan diri secara profesional.

Pendidikan di Negara Jepang, berdasarkan hasil penelitian Suzuki (2012) pada jurnal International Journal for Lesson and Learning Studies menyatakan bahwa Lesson study dapat membantu guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam membuat penilaian dan pilihan dalam praktik situasi yang berfokus pada siswa. Penelitian Isoda (2010) menyatakakan bahwa Lesson study dapat melatihkan kemampuan memecahkan permasalahan dengan menyajikan permasalahan lokal. Penelitian Chichibu dan Kihara (2013) pada jurnal International Journal for Lesson and Learning Studies menyatakan bahwa hampir semua SD, SMP, dan sekolah menengah atas di Jepang menerapkan Lesson study satu kali atau lebih dalam setahun. Sebagian besar sekolah dasar dan menengah membentuk komite sekolah dan penelitian tema untuk Lesson study, dan mereka menerapkan Lesson study.

Pendidikan di Negara Indonesia terkait Lesson study yaitu penelitian Suratno (2012) pada jurnal International Journal for Lesson and Learning Studies menyatakan bahwa Lesson study merupakan pendekatan yang menjanjikan dan ampuh untuk meningkatkan kompetensi dan karir profesional guru serta untuk mencapai standar sekolah yang tinggi. Lesson study dapat membenahi pembelajaran siswa dan guru hingga memberdayakan komunitas belajar. 

Penelitian Susanto, et all (2022) pada jurnal pendidikan guru sekolah dasar menyatakan bahwa Lesson Study menggambarkan dengan jelas bahwa guru dan siswa terlibat penuh dalam memenuhi hak dan kewajiban dalam belajar dan mengajar melalui 3 langkah pokok yaitu merencanakan, melakukan, dan melihat.

penutup

Pada dasarnya, bahwa pendekatan dengan Lesson study menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia, khususnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pendekatan Lesson study bermanfaat untuk guru menciptakan lingkungan belajar yang lebih aktif, menarik, dan bermakna bagi siswa. 

Keberhasilan implementasinya membutuhkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, termasuk guru, kepala sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Dengan mengatasi tantangan yang ada dan menerapkan solusi yang tepat, lesson study dapat menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Indonesia.

Daftar pustaka

Chichibu, T and Kihara, T. 2013. How Japanese schools build a professional learning community by lesson study. International Journal for Lesson and Learning Studies, Vol. 2 No. 1, 2013 pp. 12-25. Emerald Group Publishing Limited

https://gpseducation.oecd.org/CountryProfile?primaryCountry=IDN&treshold=10&topic=PI

Suzuki, Y. (2012). Teachers’ professional discourse in a Japanese lesson study. International Journal for Lesson and Learning Studies, Vol. 1 No. 3, 2012.pp. 216-231.

Facione, P. A. (2015). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. In Insight assessment (Issue ISBN 13: 978-1-891557-071.).https://www.insightassessment.com/CT-Resources/Teaching-For-and AboutCritical Thinking/Critical-Thinking-What-It-Is-and-Why-It-Counts/CriticalThinking-What-It-Is and-Why-It-Counts-PDF

González-Pérez, L.I.; Ramírez-Montoya, M.S. (2021). Components of Education 4.0 in 21st Century Skills Frameworks: Systematic Review. Sustainability 2022, 14, 1493. https://doi.org/10.3390/su14031493

Isoda, M. (2010). Lesson Study: Problem Solving Approaches in Mathematics Education as a Japanese Experience. Procedia Social and Behavioral Sciences 8 (2010) 17–27

Suratno, T. (2012). Lesson study in Indonesia: an Indonesia University of Education experience. International Journal for Lesson and Learning Studies, Vol. 1 No. 3, 2012 pp. 196-215

Susanto, et all. (2022). Competency Development of Elementary School Teachers Through Lesson Study Implementation in the Independent Learning. Jurnal Pendidikan Guru sekolah dasar. Volume 9Nomor 2Oktober 2022: 79-97

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun