Mohon tunggu...
Sulis Giingsul
Sulis Giingsul Mohon Tunggu... profesional -

http://gembiraloka.wordpress.com/ Bekerja sebagai Desainer Interior Menguasai dua bahasa: 1) Bahasa Jawa campur dikit-dikit Indonesia 2) Bahasa Indonesia campur dikit-dikit Inggris

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lisal: Hore

27 Februari 2012   13:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:52 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1/
setiap kali merasa ditinggalkan oleh orang yang dicintainya
ia melompat tinggi-tinggi dan berteriak “hore”
ia sangat yakin, setinggi apapun ia melompat ia akan jatuh lagi
karena cinta. ya, ia yakin bumi ini sangat mencintainya.

2/
ia menulis puisi seratus kata di langit-langit kamar tidurnya.
sebelum menutup mata di tempat tidur, ia membaca puisi itu
demikian pula setelah mimpi bubar dan ia membuka mata
pelan pelan ia membaca puisi itu sambil berbaring
: hore, hore, hore, hore, hingga seratus kali.

3/
di tempat ibadah ia berdoa kepada yang menurutnya paling hore
ia hanya memohon satu hal, agar tidak melupakan kata itu
sekalipun hatinya sedang diisi dengan begitu banyak kesedihan
ia menutup doa itu dengan "hore"

4/
ketika ia sedang terluka karena terjatuh
ia mengucapkan "hore" lebih banyak. mujarab, katanya
untuk menyembuhkan segala macam penyakit lupa hore.
lalu ia merawat luka itu sambil melihat-lihat segala sesuatu
yang ada di sekitarnya, di bumi yang ditumbuhi oleh rupa-rupa cinta.

juga saya tulis di http://gembiraloka.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun