Mohon tunggu...
Sulis Giingsul
Sulis Giingsul Mohon Tunggu... profesional -

http://gembiraloka.wordpress.com/ Bekerja sebagai Desainer Interior Menguasai dua bahasa: 1) Bahasa Jawa campur dikit-dikit Indonesia 2) Bahasa Indonesia campur dikit-dikit Inggris

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Sedih Sederhana

4 Januari 2012   02:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:22 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

:( 1
Ia pernah merekam suaranya sendiri menyanyikan puisi.
Puisi sedih sederhana” begitulah ia bersungguh-sungguh
menyanyikannya sambil berkaca-kaca, seolah-olah kaulah
yang paling berbahagia menyaksikan penyebab kesedihannya.
Lalu ia terpejam mendengarkan rekaman itu sambil mencari
notasi suara dua untuk kaunyanyikan bersamanya kelak, duet.

:( 2
Sering kulihat ia menggambar sketsa wajah sambil bercermin
seperti ingin meniru bentuk mata, hidung, dan bibirnya sendiri.
Maka jadilah sketsa seorang tua yang anggun. Ia selalu bertanya
seperti itukah wajah kau bila sedang tersenyum
sebab ia belum mempunyai foto ibunya, selembar pun.

:( 3
Ia tidak suka menonton acara televisi. Menurutnya:
yang sembilan puluh persen adalah kabar tidak baik;
sepuluh persennya sudah pasti bukan kabar tentang kau.
Ia lebih suka duduk di ruang tamu dan setia menunggu
sebab yang telah datang dan berlalu belum pernah kau.

:( 4
Ia sangat suka menyendiri mendengarkan aliran sungai
sambil membayangkan kau dan dirinya menjadi wayang:
Ia kesatria yang paling panjang umur: Bhisma;
kaulah bidadari yang tersesat di bumi itu: Dewi Gangga
tidak sedang dimain-mainkan, melainkan sedang disatukan
oleh Dalang--disimpan di kotak wayang untuk selamanya
sebab sudah tidak perlu pementasan berulang-kali
lakon sedih yang sama pada sebuah malam kelak.

sulisgingsul-lisal.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun