Mohon tunggu...
sulih primara putra
sulih primara putra Mohon Tunggu... -

penyuka hewan liar dan keindahan alam

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Itik Hutan dari Dataran Tinggi Dieng

24 September 2010   06:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:00 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dataran tinggi Dieng masih banyak meyimpan sejuta misteri tentang keadaan alamn,budaya,dan kehidupan yang hidup didalamnya, kali ini kami tim dari mapala silvagama mencoba untuk menguak misteri yang terkandung di dalamnya, pada perjalanan ini kami menuju ke beberapa telaga  di dataran tinggi Dieng,pertama kam menuju ke telaga warna,telaga pengilon dan telaga menjer,mungkin sudah banyak orang tahu tentang ke unikan dari masing masing telaga tersebut dan mitos di dalamnya. Misi kami mengunjungi  3 telaga tersebut untuk survey potensi alam ,dan ternyata kami digoda oleh beberapa kelompok itik liar dan kami tertarik untuk mngamatinya sejenak he.he.he.., tahukah sahabat alam tentang  itik hutan yang biasa disebut  itik jurai ( Anas-querquedula) , Garganey, (),unggas yang tergolong langka ini banyak di temui dan berenang bebas di telaga pengilon di dataran tinggi dieng,sebelum kami bercerita banyak ,alangkah baiknya kawan harus tahu ,apa sih itik hutan itu berikut kami sajikan profilnya, ITIK JURAI (Anas querquedula) Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Aves Order: Anseriformes Family: Anatidae Genus: Anas Species: A. querquedula Binomial name Anas querquedula www.wikipedia.com Unggas ini biasa hidup di hutan di dekat rawa rawa,dan danau , makanan mereka adalah serangga,cacing,siput,kodok,dan ikan ikan kecil yang hidup didanau yang mereka singgahi,seperti keterangan diats hewan ini berstatus belum terancam punah tapi sudah masuk ke status mengkhawatirkan menunurut kami,mengapa? Hal tersebut terjadi karena menyempitnya ruang hidup itik hutan dan maraknya perburuan itik hutan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat,biasanya itik ini diburu untuk di ternakan bahkan ada yang menjadikan mereka sebagai hewan koleksi peliharaan. Dari hasil pengamatan kami sendiri di Telaga Pengilon kami hanya menemukan dua kelompok itik hutan yang berjumlah belasan kurang lebih 15 sampai 20 ekor,kami mendapatakan data ini dengan pengamatan biasa dan mata telanjang dengan jarak kita dengan itik sekitar 30 meter ,sehingga hasil penghitungan kami tidak terlalu akurat karena kita hanya menghitung sebatas mata memandang,dan kondisi medan yang berlumpur dan semak semak belukar yang rapat yang menyulitkan kami untuk mendekat ke arah itik tersebut berkumpul,seperti unggas dan burung yang lainnya itik ini akan terbang dan pergi dari telaga apabila kita mengusik tempat tinggal mereka. Sedikit informasi ini semoga bermanfaat untuk sahabat alam untuk menjaga populasi itik hutan ,agar mereka bisa di lihat hidup di alam bebas oleh anak cucu kita.atau mungkin ada yang berminat untuk meneliti unggas liar yang lucu ini. Sulih primara putra ,Adnin damarraya dan Ratna mutia rini melaporkan untuk mapala silvagama dari  kawasan Telaga Pengilon  Dataran Tinggi Dieng,Wonosobo,Jawa Tengah  itik rimba berenang dengan anggun di lokasi lainnya,tp masih di telaga pegilon menuju ke lokasi menghitung itik liar Adnin,sulih dan mutia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun