Mohon tunggu...
Suliarti Alatiff15_
Suliarti Alatiff15_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa ummat well

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg

18 Januari 2025   12:22 Diperbarui: 18 Januari 2025   12:22 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg adalah salah satu kontribusi paling berpengaruh dalam psikologi perkembangan, terutama dalam memahami bagaimana individu membentuk konsep moralitas mereka seiring bertambahnya usia. Kohlberg mengembangkan teorinya berdasarkan penelitian yang melibatkan respon individu terhadap dilema moral, seperti dilema Heinz.

Latar Belakang

Teori Lawrence Kohlberg adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal karena penelitian dan teorinya tentang perkembangan moral. Ia terinspirasi oleh karya Jean Piaget mengenai perkembangan kognitif dan berusaha memperluas pemahaman kita tentang bagaimana individu mengembangkan pemikiran moral mereka. Kohlberg melakukan penelitian dengan menggunakan dilema moral, seperti dilema Heinz, untuk mengeksplorasi bagaimana orang dewasa dan anak-anak berpikir tentang masalah-masalah etis.

Dilema Moral Salah satu metode utama yang digunakan oleh Kohlberg adalah dilema moral. Dalam situasi ini, individu dihadapkan pada konflik antara dua nilai moral yang sama pentingnya.

Contoh terkenal adalah:

Dilema Heinz: Seorang suami harus memutuskan apakah ia akan mencuri obat yang sangat mahal untuk menyelamatkan nyawa istrinya. Ia menghadapi pilihan antara mematuhi hukum (tidak mencuri) dan menyelamatkan hidup istrinya (menyediakan obat). Melalui analisis jawaban terhadap dilema ini, Kohlberg mengidentifikasi tahapan berbeda dalam berpikir moral.

Tiga Tingkat Perkembangan Moral Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat utama, masing-masing terdiri dari dua tahapan:

1.Tingkat Pra-Konvensional Pada tingkat ini, moralitas ditentukan oleh konsekuensi langsung dari tindakan. Individu di sini berfokus pada diri sendiri.

1). Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

Moralitas ditentukan oleh apa yang dapat dihukum atau tidak.

Contoh: "Saya tidak akan mencuri karena saya akan dihukum.

2). Tahap 2: Orientasi Individualisme dan Pertukaran

Individu mulai memahami bahwa ada lebih dari satu pandangan tentang kebaikan.

Contoh: "Saya akan mencuri jika itu untuk menyelamatkan istri saya karena itu demi kepentingan pribadi."

2.Tingkat Konvensional Di tingkat ini, individu menginternalisasi norma sosial dan berfokus pada hubungan interpersonal dan kewajiban sosial.

3). Tahap 3: Orientasi Keselarasan Interpersonal

Individu ingin diterima dan disukai, sehingga mereka menilai tindakan berdasarkan keselarasan dengan harapan orang lain.

Contoh: "Saya tidak akan mencuri karena keluarga saya akan malu."

4). Tahap 4: Orientasi Sistem Sosial dan Kewajiban

Di sini, individu memahami pentingnya hukum dan aturan untuk menjaga ketertiban sosial.

Contoh: "Saya tidak bisa mencuri karena itu melanggar hukum."

3.Tingkat Pasca-Konvensional Pada tingkat ini, individu mulai berpikir secara lebih abstrak mengenai hak asasi manusia dan prinsip etika universal.

5). Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial dan Hak Individu

Individu memahami bahwa hukum adalah kontrak sosial yang harus dipatuhi tetapi juga dapat diubah jika tidak adil.

Contoh: "Mungkin ada situasi di mana mencuri menjadi dapat dibenarkan jika itu untuk menyelamatkan hidup seseorang."

6). Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal

Ini adalah tahap tertinggi di mana individu bertindak berdasarkan prinsip etika universal yang berlaku untuk semua orang.

Contoh: "Saya harus melakukan apa yang benar berdasarkan prinsip keadilan, terlepas dari konsekuensi pribadi."

Aspek Penting dari Teori Kohlberg

1.Keterlibatan Kognitif: Kohlberg menekankan bahwa perkembangan moral berkaitan erat dengan kematangan kognitif. Sebagai contoh, anak-anak mungkin berpikir secara konkret, sedangkan orang dewasa dapat berpikir abstrak.

2.Perkembangan Bertahap: Teorinya menunjukkan bahwa individu tidak dapat melompat ke tahap yang lebih tinggi tanpa melewati tahapan sebelumnya; setiap tahap membangun fondasi bagi tahap berikutnya.

3.Pengaruh Lingkungan: Kohlberg percaya bahwa interaksi sosial, pendidikan, dan pengalaman hidup memainkan peran penting dalam perkembangan moral individu.

4.Dinamika Gender: Seperti yang disebutkan sebelumnya, kritik terhadap teori ini muncul dari pandangan bahwa ia cenderung bias terhadap cara berpikir laki-laki tentang moralitas. Carol Gilligan berpendapat bahwa perempuan mungkin memiliki pendekatan moral yang lebih relasional dan berorientasi pada perawatan.

Kritik Terhadap Teori Kohlberg

1.Bias Budaya: Beberapa kritik menyatakan bahwa teori ini mungkin lebih cocok untuk budaya Barat yang menekankan individualisme daripada budaya kolektif yang lebih mengutamakan komunitas.

2.Pengabaian Emosi: Kritik lain menunjukkan bahwa teori ini terlalu fokus pada aspek rasional dari pengambilan keputusan moral dan kurang mempertimbangkan peran emosi dalam proses tersebut.

3.Urutan Tahapan Tidak Selalu Linier: Penelitian menunjukkan bahwa tidak semua orang mengikuti urutan tahapan secara linier atau mencapai tahap tertinggi dalam situasi tertentu.

Kesimpulan Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memberikan wawasan berharga tentang bagaimana individu mengembangkan pemikiran etis mereka seiring bertambahnya usia. Meskipun ada kritik terhadap beberapa aspeknya, kontribusi Kohlberg tetap menjadi landasan penting dalam psikologi perkembangan dan pendidikan moral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun