Mohon tunggu...
M Zoel
M Zoel Mohon Tunggu... -

masih sementara kuliah di salah satu universitas negeri di makassar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Ada yang Abadi

29 Maret 2012   15:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:17 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terkadang kita bingung… terkadang tak jarang tersesat. Kepala penuh dengan serbuan pertanyaan. Mengapa Tuhan tidak menciptakan sesuatu yang abadi …

Apakah Tuhan khawatir kita menjadi bosan?

Apa yang coba disampaikan olehNya. Aku tak bosan-bosannya bertanya, mengapa tidak ada yang abadi Tuhan? Mengapa suatu hari nanti semua akan usang. Semua akan gersang.

Tidak benda tidak juga dengan perasaan. Semua akan usang dimakan waktu ….. ntah mengapa juga saya salahkan waktu. Mungkin karena tidak menemukan jawaban yang sebenarnya. Atau mungkin karena saya hanya ingin memiliki jawaban atas pertanyaan yang sama, lagi dan lagi.

Tidak ada yang abadi…..Bahkan persahabatan, percintaan, pekerjaan, perjalanan…… satu waktu akan habis masanya. Expired katanya. Semua yang dibangun sebelumnya mungkin ada hikmahnya, mungkin juga tidak.

Satu hal yang pasti terjadi adalah…  tidak ada yang abadi ….

Bye …bye …

Our very best friend is ourself. What’s the point of being socialized. Let’s conquer the jungle!

Kemarin saya menyaksikan serial Lipstic Jungle di TV, ceritanya adalah 3 orang perempuan saling menjalin pertemanan. Satu single, satu menikah dan satu lagi Widower. Apa yang menarik dari cerita ini adalah,  seperti suatu janji yang tak terucap ,”I will support you whatever you will be”. Tidak perduli siapa kita, tidak perduli apa yang kita kerjakan, teman adalah saudara yang dapat kita pilih sendiri  Mungkin malam ini saya hanya dihadapkan pada kenyataan kalau itu semua hanya drama. Tidak ada yang abadi … ..

Namun diantara semua drama yang ada, bolehkah saya menitip doa kecil saya,  bolehkah saya memiliki tanpa ada kepalsuan dan kemunafikkan. Karena dunia yang panas ini saja sudah cukup menjadi cobaan, karena dunia yang padat ini sudah terlalu rame untuk kita saling “membunuh”. Bukankah kita bosan akan kebohongan? Kita bosan akan hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana?  Ya memang tidak ada yang abadi di dunia ini, tapi cukuplah kita sampai menutup mata saja….

That’s what friends are for

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun