Memutakhirkan Layanan Logistik J & T Express   Â
Berdasarkan standar mutu layanan logistik, eksistensi J & T Express bisa disebut terdepan di Indonesia. Kendati demikian J & T Express perlu memutakhiran layanan logistik. Di antara berbagai negara maju dan mapan di sektor layanan logistik di Era Industri 4.0, Jepang merupakan salah satu yang pantas diteladani di sektor jasa logistik mutakhir, yaitu takkyubin.
Â
Menurut sahabat saya yang berkewarganegaraan Jepang, Yumi Kobayashi (37), dalam bahasa Jepang takkyubin berarti pengiriman cepat. Mulanya, takkyubin merupakan salah satu jenis layanan perusahaan jasa logistik. Tetapi, tingkat efisiensinya yang luar biasa menjadikan layanan ini sebagai ikon logistik Jepang dan menimbulkan pemaknaan baru. Bahwa takkyubin bisa dimaknai sebagai layanan logistik yang menyesuaikan dengan aktivitas penerima/pengirim barang.
Sistem layanan logistik takkyubin perlu diadopsi J & T Express untuk menyempurnakan layanan logistik yang telah prima. Melalui layanan logistik berciri khas takkyubin, kendali pengiriman barang tidak lagi dipegang J & T Express, tetapi tercipta dalam bentuk kerjasama J & T Express dengan pengirim dan penerima barang.
Pada hari sampainya barang yang dipesan melalui jenis layanan takkyubin, penerima bisa menjalani aktivitas sepanjang hari di luar alamat tujuan pengiriman. Lalu, berada di lokasi alamat tujuan pengiriman pada waktu yang telah ditentukan sesuai pesanan yang diajukan pihak pengirim. Kurir bisa mengantarkan barang tepat pada saat penerima siap menerima barang; tidak seperti saya yang tengah berada di kamar mandi saat kurir mengantarkan barang.
Dengan jalan tersebut, proses penerimaan barang yang hanya berlangsung selama beberapa menit, tidak mengganggu aktivitas penerima sepanjang hari. Kecenderungan untuk menimbun barang di gudang karena penerima tidak berada di tempat saat kedatangan kurir, bisa dikurangi secara signifikan.
Langkah tersebut akan membuat pelaku bisnis akan lebih nyaman. Mereka bisa memastikan produk pesanan konsumen datang tepat waktu dan langsung diterima konsumen. Barang tidak disimpan di gudang J & T Express tanpa kepastian penerimaan; baik setelah atau sebelum kedatangan kurir. Â Â Â
Selain pemutakhiran sistem pemesanan, J & T Express perlu pula mendirikan lembaga pendidikan profesional logistik. Melalui lembaga pendidikan ini, J & T Express bisa mencetak SDM (human capital) yang memiliki keahlian dalam pelayanan di bidang logistik. Â
Misalnya, staf yang bekerja sebagai kurir, tidak sekadar mengantarkan barang kepada penerima, tetapi juga menerapkan etika berkunjung dan berkomunikasi dengan penerima barang. Staf yang menggawangi media sosial bisa memiliki keahlian berbahasa dan menulis yang mumpuni, sehingga bisa menjawab pertanyaan atau keluhan yang diajukan para pengguna jasa logistik J & T Express.
Peningkatan mutu keahlian SDM J & T Express akan meningkatkan kepuasan konsumen. Melalui jalan ini, J & T Express akan memiliki pelanggan setia yang tidak akan beralih pada jasa layanan logistik lainnya.